Pandemi Covid-19 dan Peran Pendidik: Transformasi, Adaptasi dan Metamorfosis Dunia Pendidikan
_apt. Hadi
Kurniawan, S.Farm., M.Sc._
Dosen Prodi
Farmasi FK UNTAN
Apakah
peran strategis guru dan dosen akan tergantikan teknologi ?
Sejak Covid-19 ditetapkan
sebagai pandemi global dan BNPB menetapkan status darurat nasional, bahkan
ditetapkan sebagai KLB di Kalbar, membuat Untan juga memberlakukan Bekerja dari
Rumah (BDR) sejak Maret lalu. Hal tersebut membuat iklim pembelajaran yang semula
didominasi klasikal menjadi non-klasikal atau dengan Pembelajaran Jarak Jauh.
Sebagaimana visi Rektor
menjadikan Untan Cyber University,
ternyata dengan adanya wabah ini mampu mempercepat proses perubahan iklim
pembelajaran termasuk di universitas dan semua pihak dipaksa beradaptasi dengan
cepat termasuk metode dan cara perkuliahan maupun praktikum. Semula rapat mesti
tatap muka sekarangpun menjadi teleconference.
Faktanya tidak semua
dosen berkesempatan mengikuti pelatihan e-learning
yang diselenggarakan sebelumnya karena jumlah peserta yang mengikuti pelatihan
terbatas. Kegiatan lanjut Untan sempat menyelenggarakan pelatihan TOT e-learning. Dimana para dosen yang
menjadi peserta TOT diharapkan mampu menularkan kepada dosen lain diunitnya
untuk melaksanakan dan menerapkan metode pembelajaran e-learning minimal 2 kali dari 14 - 16 kali jumlah tatap muka di
kelas regular.
Namun ternyata kondisi pandemic
membuat percepatan semua pihak untuk mengenal sistem perkuliahan daring yang sebelumnya
cukup asing bagi semua pihak. Termasuk presensi digital yang belum diterapkan maksimal
namun sejak terjadi BDR ini menjadi hal yang biasa dan mesti dilakukan sebagai
pengganti Daftar Hadir Kuliah manual (DHK).
Kini pembelajaran yang
biasanya on-site menjadi online. Biasanya tatap muka menjadi
tatap layar. Semua interaksi menjadi serba digital. Jaringan internet dan
tentunya keberadaan kuota menjadi tulang punggung semua proses tersebut. Kondisi
Work from Home dan Study from Home memaksa semua pihak
untuk berupaya memaksimalkan proses pembelajaran. Karena UFN alias menungggu
sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan dengan pasti kapan akan berakhir. Maka semua pihak harus
memutar otak mancari cara menggunakan alternatif proses kegiatan
belajar-mengajar yang dirasa terkesan “mendadak” serba digital. Siap tidak siap
harus dihadapi. Waluapun di dunia pendidikan semestinya hal ini bukan hal baru,
mungkin hanya saja kita yang terlambat mengetahui dan mengaplikasikan.
Pendidik meyakini bahwa
mahasiswa milenial tak asing dengan kehidupan serba digital bahkan sejak lahir
sudah terpapar dengan teknologi digital ini, ternyata peserta didik sangat
mudah beradaptasi. Bahkan dengan sendirinya mereka mampu menyelesaikan segala
tugas dari gawai cerdas digenggaman. Justru tantangan ada para pendidik yang
mesti segera beradaptasi dengan era digital.
Selaku pendidik
ternyata kita harus menyadari bahwa kalaulah hanya ilmu yang ingin kita berikan
kepada peserta didik, ternyata semua hal mereka bisa dapatkan dari genggaman
tangan mereka dengan cepat. Semua informasi bisa mereka peroleh dari
berselancar di mesin pencarian bahkan tutorial dan penjelasan materi, informasi
dan gudang ilmu sangat terbuka luas di media social seperti youtube dan
sebagainya.
Dahulu peserta didik
mencatat di papan tulis lalu semua teman sekelas menyalin ke dalam buku catatan
mereka. Catat Buku Sampai Habis. Guru ceramah panjang lebar, peserta mendengar
sampai mengantuk. Zaman sudah berubah, maka cara mendidik perlu disesuaikan
dengan era dan zamannya. Gap zaman pembelajaran antara peserta didik yang
milenial dan pendidik yang merupakan imigran teknologi digital harus
diminimalisir.
Tentunya harus menjadi
renungan seorang guru dan dosen. Kalaulah sekedar pintar dan pandai, teknologi
internet mungkin bisa jadi lebih pintar bahkan mampu menyajikan dan memberikan
segala macam hal informasi yang dibutuhkan. Lalu apa peran pendidik yang
membedakan dari gawai cerdas di genggaman mereka? Melalui gawai itu tampak
lebih efektif. Bertanya kepada guru dan dosen tidak lagi menjadi pilihan, karna
google dan search engine lain
sepertinya lebih cepat menjawab. Benarkah sepenuhnya demikian?
Bagaimanapun ternyata
peran guru dan dosen sesungguhnya tidak bisa digantikan dangan teknologi.
Karena guru dan dosen bukan sekedar sumber ilmu pengetahuan, melainkan mesti
menjadi contoh dan teladan yang mentransfer adab dan tata nilai. Keberadaan
fisik seorang guru dan dosen tetap dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses
belajar mengajar karena fungsinya tidak hanya menyampaikan materi dan transfer ilmu
namun mendidik karakter serta mengajarkan bagaimana memaknai dan menjalani
hidup dengan lebih baik. Hal yang perlu direfleksikan, bahwa hal penting dalam
hidup seperti tanggung jawab, kedisiplinan, rasa empati kepada orang lain,
jujur, kerja keras, saling menghormati, mencintai sesama manusia,
kesederhanaan, keikhlasan, dan lain-lain tidak bisa ditemukan bahkan dalam
gawai yang smart sekalipun. Hal itu
hanya didapat dari keteladanan dan pembiasaan karakter. Itulah peran sejati
guru dan dosen yang di gugu dan ditiru yang tak mampu di gantikan oleh
teknologi manapun.
Era digital ini justru
sangat membutuhkan peran guru dan dosen dalam memfilter informasi kepada para
peserta didik. Oleh karena itu, menjadi tantangan pendidik yang dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman terutama era digital ini membuka
inovasi dalam mengajar. Pendidik mestinya tidak enggan dan segan untuk mencoba platform digital, melalui platform
digital pembagian tugas menjadi semakin mudah dan juga menjadwalkan proses
pembelajaran lebih mudah dengan adanya Learning
Management System tersebut.
Peserta didik juga
mudah mengaksesnya melalui jaringan media sosial yang sudah dibuat dalam platform digital tersebul. Mahasiswa
merdeka belajar dari manapun dan kapanpun. Selain itu, dengan platform digital ini pemantauan kepada
para peserta didik menjadi mudah termasuk dalam memantau aktivitas kelas,
kedisiplinan mengumpulkan tugas, pencataan perkembangan peserta didik bahkan
pengaturan deadline dan scoring dapat secara otomatis. Laporan
tersebut akan tersimpan secara otomatis dalam drive online yang bisa diakses
kapan dan dimana saja selama ada akses internet. Tentunya menghemat waktu,
terutama paper less dalam pengumpulan
tugas.
Menjadi pendidik di era
digital menhadapi generasi milenial ini ditantang untuk membangun komunikasi
yang efektif, tidak terlalu lama berbicara satu arah. Maka perlu mempersiapkan
presentasi menjadi menyenangkan, desain yang menarik dan bahkan penampilan style fashion pun mesti tidak
membosankan, formal namun casual sehingga lebih fresh turut menjadi tantangan. Selain menjadi praktis dan membangun
komunikasi efektif selanjutnya adalah mesti memanfaatkan teknologi dimulai dari
hal yang sederhana misalnya menggunakan daftar hadir / presensi digital
otomatis, membagikan materi menggunakan platform
berbasis teknologi cloud computing sehingga
efektif untuk pengajaran dan memudahkan peserta didik berkomunikasi dengan
pendidik. Selanjutnya perbanyak diskusi dengan membuat kelompok-kelompok kecil
lalu diberikan pertanyaan menarik untuk didiskusikan bersama. Ini dapat
diberikan setelah pendidik memberikan materi di awal kelas. Saat disuksi
peserta didik diizinkan browsing dan
berselancar terkait topik melalui sumber kredibel dan relevan. Menjadi
tantangan untuk menciptakan interaksi antar peserta didik dan kelompok agar
suasana diskusi menjadi lebih hidup. Tentunya hal ini juga untuk meningkatkan
skill berbicara didepan orang banyak. Kemudian berikan contoh yang relevan agar
membantu peserta didik mencerna materi lebih mudah.
Jadi, teknologi
diciptakan untuk melengkapi dan membantu manusia dalam mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya, namun bukan untuk menggantikan perannya secara keseluruhan
apalagi guru dan dosen sang pendidik generasi yang berperan dalam pengajaran
dan pendidikan.
Berikut karya
mahasiswa dalam Praktikum Biokimia Farmasi Semester Genap T.A.
2019/2020 yang dibimbing
oleh Dosen Pengampu apt. Hadi Kurniawan, S.Farm., M.Sc. dan apt. Iswahudi, Sp.FRS., Ph.D dibantu tim asisten praktikum yang dapat dilihat di
link berikut.
Link video presentasi dan video praktikum Biokimia Farmasi Kelas A1
1.
KELOMPOK 1
Persentasi
kelompok 1
Video Praktikum
2.
KELOMPOK 2
Video presentasi
Video praktikum
3.
KELOMPOK 3
Video Presentasi
Video Tutorial
4.
KELOMPOK 4
Video Presentasi
Video Tutorial
5.
KELOMPOK 5
Video presentasi
Video Tutorial
6.
KELOMPOK 6
Video Presentasi:
Video Tutorial
https://www.youtube.com/watch?v=DaTHGUHtmo , https://www.youtube.com/watch?v=CH8K6KTfIXA , https://www.youtube.com/watch?v=ISf6ClTbg78
Link video presentasi dan video praktikum Biokimia Farmasi Kelas A2
Kelompok 1
Video Praktikum:
Video Presentasi
Kelompok 2
Video
1.
Karbohidrat
2.
Lipida
3.
Asam amino & protein
4.
Enzim
Powerpoint
1.
Karbohidrat
2.
Lipida
3.
Asam amino dan protein
4.
Enzim
Kelompok 3
P4 :
Link
Video Presentasi (PPT) Hasil Praktikum Biokimia Farmasi.
Kelompok 4
Video
P1:
Video
P2:
Video
P3:
Video
P4:
Presentasi
P1:
Presentasi
P2:
Presentasi
P3:
Presentasi
P4
Kelompok 5
Link Presentasi Praktikum Biokimia Kelompok 5 A2
P1 :
P2 :
P3 :
P4 :
Link Video Praktikum Biokimia Kelompok 5
P1 :
P2 : https://www.youtube.com/watch?v=YVFrpco_GYk&list=PLvABu2fPfpwDMX7QcQ9suX_eNEUTcGblJ&index=3&t=0s
P3 :
P4 :
Kelompok 6
video praktikum
video presentasi :
Link Video Presentasi
dan Praktikum Biokimia APK
Kelompok 1
Vidio:
Link
presentasi:
P3:https://youtu.be/pNhc4jHW9s8
P4:https://youtu.be/4dcak6-O4ec
Kelompok 2
Link
Vidio Praktikum
P4:
Link
Presentasi
Kelompok 3
Link
Video Praktikum
P4:
Link
Presentasi
Kelompok 4
Link
Video Praktikum
Link
Presentasi
Kelompok 5
Link
Video :
Link
Presentasi :
Kelompok 6
Link presentasi:
Link
video:
Baca:
https://www.untan.ac.id/peran-pendidik-transformasi-adaptasi-dan-metamorfosis-dunia-pendidikan-di-masa-pandemi-covid-19/
http://kedokteran.untan.ac.id/home/news/95
https://www.untan.ac.id/peran-pendidik-transformasi-adaptasi-dan-metamorfosis-dunia-pendidikan-di-masa-pandemi-covid-19/
http://kedokteran.untan.ac.id/home/news/95
By:
HK_13 Mei 2020
-Terima Kasih-
No comments for " Pandemi Covid-19 dan Peran Pendidik: Transformasi, Adaptasi dan Metamorfosis Dunia Pendidikan "
Post a Comment