LEARNING JOURNAL KOMITMEN MUTU
LEARNING JOURNAL KOMITMEN MUTU
Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS
Angkatan :
Mata Pelatihan : Komitmen Mutu
Widyaiswara :
Nama Peserta : Hadi Kurniawan
Nomor Presensi :
Lembaga Penyelenggara
Pelatihan : Pusdiklat Pegawai Kemendikbud
A. Pokok
Pikiran
Komitmen mutu ini dapat dilihat pada seseorang yang bekerja bersemangat, tidak ingin menyia-nyiakan waktu serta hasil karyanya dapat bermanfaat. Komitmen mutu dapat diartikan sebagai janji terhadap diri sendiri yang tercermin dalam tindakan dan perbuatan untuk menjaga standar yang telah ditetapkan. Sebagai ASN, tugas apapun yang diemban merupakan tanggungjawab kita untuk dilaksanakan secara optimal dengan prinsip efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu. Sehingga masyarakat sebagai stakeholder merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Terdapat empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu antara lain:
1.
Efektif, yang berarti berhasil
guna, sasaran dapat dicapai hasil sesuai
rencana atau target. Efektivitas merujuk pada tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja.
2.
Efisien, berdaya guna
dan dapat menjalankan tugas
serta mencapai hasil tanpa menimbulkan pemborosan
sehingga hemat waktu, biaya, tenaga dan fikiran. Efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui
ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme yang keluar alur.
3. Inovasi, penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan, mewujudkan ide kreatif menjadi hasil pekerjaan serta kemampuan untuk menciptakan atau melakukan sesuatu yang baru dan berbeda. Terdapat 3 urutan kegiatan dalam rangka mencapai Inovasi, antara lain semangat belajar, kreativitas, dan imajinasi. Inovasi perlu dilakukan agar dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang dipicu oleh pergeseran selera pasar, meningkatnya harapan dan daya beli masyarakat, gaya hidup, kesejahteraan, ekonomi, pengaruh globalisasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Orientasi
Mutu, mengarahkan semua upaya
dalam rangka memuaskan pelanggan/publik.
Mutu merupakan standar yang menjadi dasar untuk mengukur hasil
capaian kerja, selain itu juga sebagai pembeda dengan produk yang dihasilkan
oleh lembaga sejenis.
Tanpa
indikator diatas akan terjadi pemborosan tenaga, waktu, dan anggaran,
namun hasilnya tidak berguna.
Hasil kerja dapat menjadi lebih baik jika dilakukan
secara Efektif, Efisien, dan Inovatif. Sebaliknya jika hasil kerja kurang
memuaskan berarti terdapat sesuatu yang tidak Efektif, tidak Efisien, atau
tidak Inovatif. Jika ada yang menyampaikan
kritik atas hasil kerja kita, hal
tersebut menandakan bahwa pekerjaan kita belum memuaskan.
Seharusnya kita mulai mencari cara
bagaimana memperbaiki mutu kinerja kita. Seseorang yang komitmen terhadap mutu, hasil pekerjaannya
harus siap menerima koreksi dan perbaikan untuk memenuhi tuntutan pelanggannya. Jika tidak
maka kita tidak mampu menghadapi globalisasi yang sangat
kompetitif. Nilai Dasar Orientasi Mutu
adalah sikap perilaku bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dengan tujuan
memuaskan pelanggan seperti komitmen
pada kepuasan customers; cepat, tepat,
dan ramah; melayani dengan hati;
melindungi dan mengayomi serta perbaikan
berkelanjutan. Jika sudah dijanjikan seperti
contoh ini maka harus bisa diwujudkan pada praktiknya.
Target utama kinerja ASN
yang berbasis komitmen mutu yaitu mewujudkan kepuasan
masyarakat yang menerima layanan (customer satisfaction). Dikaitkan dengan
tiga fungsi utama pegawai ASN (pasal 10
UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN), yaitu sebagai: (1) pelaksana
kebijakan publik, (2) pelayan publik, dan (3) perekat dan pemersatu bangsa,
maka dalam implementasi fungsi tersebut pegawai ASN harus menunjukkan perilaku
yang komitmen terhadap mutu, bukan sekedar menggugurkan kewajiban formal atau
menjalankan rutinitas pelayanan. Dengan demikian, ASN harus mampu menjadi
pelayan publik yang handal dan profesional, menjadi pendengar yang baik atas
berbagai keluhan dan pengaduan masyarakat, sekaligus mampu menindaklanjutinya
dengan memberikan solusi yang tepat melalui langkah perbaikan secara nyata,
bukan sekedar janji-janji muluk untuk menenangkan gejolak masyarakat. Selain itu, untuk membangun
komitmen mutu, implementasi mutu dalam layanan publik harus senantiasa
dimodifikasi agar kemampuan terus berkembang. Karena kondisi saat ini yang
bersifat dinamis, ASN perlu terus
berfikir kritis terhadap dinamika. Menjadikan keterbatasan sebagai sarana untuk
melahirkan sikap kreatif dan inovatif. Faktor yang memfasilitasi inovasi
antara lain: kepemimpinan yang memiliki visi-misi untuk perubahan yang lebih
baik, lingkungan kerja yang kondusif menorong adanya kreativitas, dan budaya
yang memfasilitasi lahirnya inovasi.
Profil Tokoh
Sejak menjabat sebagai
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(Pusdatin Humas BNPB), Sutopo Purwo Nugroho bertugas menyampaikan kebenaran
data dan informasi terkait setiap bencana yang melanda Bumi Pertiwi. Beliau
berperan membangun pentingnya kesadaran masyarakat tentang bencana
sebagai bentuk kewaspadaan yang terencana. Menurut beliau perlu bekerja
lebih giat lagi untuk tetap memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang terobosan
atau alat baru yang belum sepenuhnya masyarakat tahu dalam mengatasi bencana.
Masyarakat yang masih awam perlu diberi informasi. Inovasi keterbukaan dalam
menyampaikan informasi beliau lakukan dengan menyebar informasi dan
pengetahuan tentang bencana melalui beberapa grup WhatsApp beranggotakan
wartawan untuk keperluan berita dan update kondisi terbaru keadaan
bencana dan cuaca di setiap daerah di Indonesia. Beliau juga menggunakan media
sosial untuk memberikan data terbaru di setiap wilayah setiap harinya,
seperti membuat status di Twitter dengan bahasanya yang khas. Data terkini dan
ilmu-ilmu penting tentang penanganan bencana juga disampaikan ketika menjadi
pembicara dalam berbagai seminar dan forum diskusi.
Inovasi lain yang dilakukannya yaitu dengan membangun diorama bencana yang sangat menarik di Lt. 11-12 Graha BNPB sebagai sarana edukasi kebencanaan kepada masyarakat khususnya pelajar sehingga tidak membosankan ketika dikunjungi. Selain itu, BNPB juga membuat majalah dengan meniru National Geographic Magazine. Beliau mengajari para stafnya cara mengambil gambar/foto serta mengundang para pakar untuk berdiskusi sehingga tercipta ide dan kreasi-kreasi baru yang inovatif. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM para stafnya, beliau mencarikan beasiswa baik di dalam maupun di luar negeri untuk meningkatkan status pendidikan stafnya. Beliau terus melakukan perubahan di lingkungan kerjanya misalnya setiap 2-3 tahun melakukan evaluasi terhadap semua program kerja yang sudah dilakukan bersama para stafnya untuk terus berinovasi. Satu hal yang patut diteladani dari beliau adalah sakit parah yang dideritanya tidak menghambatnya dalam bekerja. Beliau terlihat tetap bersemangat menjelaskan kondisi terkini bencana serta dengan cekatan menjawab pertanyaan wartawan. Hal ini dilakukan karena bukan abai terhadap penyakitnya, akan tetapi beliau memiliki komitmen mutu yang kuat untuk tetap bekerja dan beraktivitas seperti biasa sembari tetap berupaya melakukan terapi atas penyakit yang dideritanya.
B. Penerapan
Komitmen mutu dapat
diterapkan oleh dosen ketika melaksanakan tridharma perguruan tinggi, yaitu
pada kegiatan Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan pengabdian kepada Masyarakat,
antara lain:
1. Komitmen mutu pada proses Pendidikan dan Pengajaran dapat dilaksanakan misalnya pada pembelajaran di kelas. Sebelum memulai pembelajaran dosen wajib membuat dokumen-dokumen pendukung seperti Silabus pembelajaran dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Kedua dokumen tersebut digunakan dosen sebagai acuan kegiatan apa yang akan dilaksanakan di kelas selama 16 minggu pertemuan. RPS berisi langkah-langkah detail kegiatan pembelajaran yang dirinci untuk setiap pertemuan. Selain itu, berisi model evaluasi dan referensi yang digunakan. Dokumen tersebut digunakan untuk menjamin mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, dokumen kontrak kuliah juga penting disiapkan dan disampaikan diawal pertemuan untuk menyepakati proses kegiatan belajar dan mengajar agar dapat berjalan lancar dan sesuai rencana. Efektif dalam proses perkuliahan dapat di wujudkan dengan metode pembelajaran yang interaktif, studi kasus dan problem base learning (PBL) sehingga mahasiswa mendapatkan pendekatan praktis dan open minded karena berfokus pada Student Centerd Learning (SCL) dan dosen sebagia fasilitator. Efisien diwujudkan dalam manajemen penggunaan waktu sesuai jadwal perkuliahan, memanfaatkan aplikasi learning management system (LMS) seperti Google Classroom, Edmodo, dll sehingga paper less terutama dalam pengumpulan tugas/assignment. Inovasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran adalah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi pada pembuatan bahan ajar, pemanfaatan e-learning dan pemanfaatan multimedia pada silde materi yang digunakan, kuis interaktif melalui aplikasi quiziss, dll, menulis materi di weblog dosen https://hadikurniawanapt.blogspot.com dan https://hadikurniawanapt.blog.untan.ac.id serta memiliki chanel youtube “PharmEdu Official”.
Selain itu, salah satu bentuk
penerapan komitmen mutu di bidang Pendidikan lainnya adalah pada proses
pembimbingan skripsi mahasiswa dan pembimbingan akademik (PA). Dosen harus
mengacu kepada standar operasional prosedur (SOP)/pedoman pembimbingan skripsi
mahasiswa dan Pembimbingan Akademik yang
telah dikeluarkan oleh program studi. Dokumen tersebut mengatur tentang
bagaimana penentuan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penulisan skripsi, alur
dalam penulisan skripsi, menjelaskan tugas dan wewenang dosen pembimbing selama
masa pembimbingan skripsi, menentukan aturan dalam seminar proposal skripsi
(format penilaian proposal, penguji, waktu, serta peserta seminar dan seminar
hasil) serta pemilihan topik penelitian yang up-to-date kepada mahasiswa
untuk menjamin kualitas lulusan serta mengetahui perkembangan isu-isu terkini
terkait bidang ilmunya.
2.
Komitmen
mutu pada proses penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dapat diwujudkan dengan mematuhi dokumen mutu, SOP,
pedoman/panduan yang diterbitkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
(LPPM) terkait penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan untuk
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat (PPM) yang dilakukan oleh dosen. Dokumen mutu tersebut agar tercipta
transparansi dan akuntabilitas proses penelitian, mengatur prosedur seleksi
usulan penelitian yang dikompetisikan secara internal guna menjamin proses
seleksi yang lebih cermat, obyektif, dan independen agar terpilih usulan
penelitian yang memiliki kelayakan memadai untuk dilaksanakan, memberikan
penjelasan dan pemahaman tentang tata aliran kerja pengajuan usul, pelaksanaan penelitian
dan pelaporan hasil penelitian serta menjamin tetap terjaganya kualitas
penelitian. Diharapkan hasil penelitian mampu memberikan solusi dari
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Selain itu, memberikan pedoman/panduan dalam perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi dan penyempurnaan kegiatan pengabdian masyarakat yang
dilaksanakan oleh dosen. Sehingga pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat
dapat tepat sasaran, dan berkontribusi dalam membantu masyarakat menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Terima kasih pak, sangat bermanfaat
ReplyDelete