Cara Mudah Memahami Konsep Pemberian & Perhitungan DOSIS Obat Pasien [Tenaga Kesehatan dan Umum]
By: Hadi Kurniawan
Obat laksana 2 sisi mata uang yang tak terpisahkan. Obat dapat memberikan manfaat namun juga berpotensi menyebabkan mudharat/bahaya menjadi racun.
Yang membedakan kedua potensi tersebut adalah ketepatan dosis.
Penting bagi kita semua memahami konsep pemberian dan perhitungan dosis obat untuk pasien agar kita menjadi lebih bijak dan cerdas menggunakan obat.
Materi ini cocok untuk anda baik tenaga kesehatan seperti dokter, apoteker, perawat, bidan dan mahasiswa calon tenaga kesehatan yang akan menghadapi ujian kompetensi (UKOM) serta tentu saja untuk wawasan informasi bagi masyarakat umum.
Apa itu dosis obat?
Faktor penting apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menetapkan dosis?
Fase-fase apa yang memengaruhi efek obat?
Apa tujuan pengaturan dosis?
Selamat menyaksikan semoga bermanfaat...
Apa saja macam-macam dosis?
Bagaimana hubungan antara dosis dan respon obat?
Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi obat?
Silahkan simak sampai akhir pejelasan video berikut:
Obat bisa menjadi racun, maka dosis yang tepat membuatnya bermanfaat!!!
Lantas...Bagaimana metode atau cara-cara pendosisan serta perhitungan dosis obat
berdasarkan:
1. usia,
2. berat badan dan
3. luas permukaan tubuh ???
Bagaimana perhitungan dosis sediaan
1. tablet/kapsul,
2. larutan/sirup,
3. injeksi/suntikan baik ampul maupun vial serta
4. menghitung dosis sediaan infus???
Selamat menyaksikan...
-by: HK-
Ketepatan dosis menjadi dasar suatu obat dapat dikatakan memberikan manfaat atau malah dapat membahayakan dan menjadi racun.
ReplyDeleteDosis obat adalah banyaknya takaran suatu obat yang dikonsumsi oleh orang atau pasien, pemakaian untuk dalam maupun luar. Ada beberapa macam jenis dosis obat dalam kesehatan untuk dipelajari atau dimengerti. Dosis obat yang harus diberikan pada orang atau pasien haruslah sesuai takaran karena jika tidak sesuai takaran dapat menyebabkan efek samping.
Faktor – faktor yang memperngaruhi Dosis obat yaitu faktor obat, cara pemberian obat dan faktor penderita. Terutama faktor-faktor penderita seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual terhadap respons obat tidak selalu dapat diperkirakan.
1. Faktor obat meliputi Sifat fisika obat; Sifat kimiawi obat, Toksisitas.
2. Cara pemberian obat kepada penderita, cara pemberian obat yaitu Oral, Parenteral (subkutan, intramuskular, intravena, dan sebagainya), Rectal, vaginal, uretra, Local, topikal, transdermal, dan lain-lain seperti implantasi, sublingual, intrabukal.
3. Faktor penderita/karakteristik penderita, ayitu seperti Umur Pasien : (neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatric), Berat badan, Jenis kelamin, Ras, Tolerance, Obesitas, Sensitivitas individual, Keadaan pato-fisiologi, Kehamilan, Laktasi, Circadian rhyhm, dan Lingkungan.
Para ahli telah memberikan nama untuk empat tahap dasar perjalanan obat dalam tubuh: penyerapan/absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Seluruh proses ini disingkat ADME. Ahli farmasi lainnya juga membagi kedalam 4 fase yakni farmasetika (pra-formulasi dan formulasi obat), biofarmasetika (ketika obat masuk dalam tubuh hingga obat terlepas dari pembawanya hingga akan diabsorbsi), farmakokinetika (Obat diabsorbsi ke dalam darah, yang akan segera didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan dalam tubuh), farmakodinamika (interaksi obat-reseptor obat, fase metabolisme dan eksresi obat).
Tujuan pengaturan dosis yaitu Regimen dosis adalah pemilihan rejimen pemberian obat yang bertujuan untuk mencapai efek terapeutik yang maksimal. Hal ini tergantung pada obat yang digunakan, kondisi yang akan dirawat, dan karakteristik pasien. Pemberian dosis obat yang tepat sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit. Jika salah dalam melakukan pendosisan, maka penyakit akan semakin parah bahkan menyebabkan kematian. Pendosisan obat sebaiknya tidak hanya dilakukan berdasarkan populasi saja karena setiap individu memiliki karakteristik tubuh yang berbeda-beda.
Dosis obat (takaran obat) adalah aturan pemakaian yang menunjukkan kadar atau banyaknya suatu obat dalam satuan berat
ReplyDeleteKriteria obat
1. Aman
2. Berkhasiat
3. Bermutu
Takaran pas -> manfaat
Pengobatan rasional (4T+1W) -> tepat indikasi, tapat pasien, tepat regimen obat, tepat jenis obat dan waspada efek samping.
Faktor yang harus di perhatikan dalam penetapan dosis :
1. Karakteristik pasien
2. Faktor prnyakit
3. Faktor obat/potensi obat
Fase yang mempengaruhi efek obat
1. Fase farmasetik
Fase yang di pengaruhi oleh pembuatan obat, bentuk sediaan obat dan zat tambahan yang di gunakan
2. Fase farmakokinetik
Selain di pengaruhi sifat fisika kimia obat (zat aktif) juga di pengaruhi oleh sifat biologis tubuh dan jalur/rute pemberian obat. Obat yang masuk ke pembuluh darah tanpa melalui proses absorpsi akan cepat menimbulkan efek karena obat dapat langsung mengalami distribusi
3. Fase farmakodinamik
Menjelaskan interaksi obat dengan reseptornya dlaam menimbulkan efek serta mempelajari fase pengaruh obat terhadap fisiologis tubuh. Fase ini di pengaruhi oleh struktur kimia obat jumlah obat yang sampai pada reseptor dan afinitas obat terhadap reseptor dan sifat ikatan antara obat dengan reseptor
Tujuan pengaturan rancangan dosis pada pemberian obat
1. Aman
2. Berefek
3. Tidak melampaui KTM
4. Tidak jatuh di bawah kadar kritik dari konsentrasi minimum di mana obat tidak efektif
Tiga jenis pengobatan yaitu :
1. Terapi kasual
Dimana penyebab penyakit di tiadakan khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan contoh : obat kemoterapeutika (antibiotik, fungisida, obat malaria dsb)
2. Terapi simtomatis
Hanya gejala penyakit yang di obati dan di ringankan misalnya kerusakan pada suatu organ atau syaraf contohnya: analgetik pada rematik, obat hipertensi dan obat jantung
3. Terapi substitusi
Obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit misalnya insulin pada penderita diabetes
sifat farmakokinetik obat
1. Jendela terapi
2. Eliminasi
3. Absorbsi
Obat jika digunakan berlebih akan menjadi racun (over dosis) dan jika dosis kurang efek tidak tercapai (sub terapi). Kriteria obat adalah:
ReplyDeletea. Safety (aman)
b. Efficacy (manjur/berkhasiat)
c. Quality (bermutu)
Dosis yang pas akan memberikan manfaat yang diinginkan. Pengobatan rasional adalah pengobatan yang menerapkan 4T+1W, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping.
Posologi adalah ilmu yang membahas bentuk sediaan, cara pemberian, perhitungan dosis dan frekuensi pemberian obat. Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan kadar atau banyaknya suatu obat (jumlah obat dan frekuensi pemberian) dapat mempengaruhi organisme, yang dapat diberikan kepada pasien, baik obat dalam atau luar untuk efek terapetik yang diharapkan. Dosis harus menimbulkan efek farmakologi yang tepat dan aman bila dikonsumsi pasien. Dosis ini berhungan dan menentukan kadar obat di tempat kerja obat (bioavailabilitas) sehingga menentukan efek obat.
Regimen dose merupakan jadwal pemberian dosis suatu obat. Faktor yang mempengaruhinya:
a. Faktor karakteristik pasien (umur, BB, luas permukaan tubuh, dan lain-lain)
b. Faktor penyakit
c. Faktor obat/potensi (rute/cara pemberian, sifat fisika kimia, dll)
Fase-fase yang mempengaruhi efek obat adalah:
1. Fase farmasetik yaitu fase yang menentukan banyaknya obat yang diabsorbsi masuk ke sirkulasi sistemik
2. Fase farmakokinetik (ADME)
3. Fase farmakodinamik adalah fase interaksi obat dengan reseptornya dan menimbulkan efek.
Tujuan pengaturan dosis adalah:
a. Aman
b. Tetap dalam rentang terapetik
c. Tidak melampaui MTC (KTM)
d. Tidak jauh dari bawah kadar kritik dari konsenrasi minimum (dibawah MEC)
Cp maks adalah konsentrasi maksimum dalam darah. tmaks waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum. AUC adalah jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.
Tujuan Penetapan dosis adalah mendapatkan efek terapetik dari suatu obat tetapi tidak semua obat dapat menyembuhkan, ada yang meniadakan/meringankan gejala sehingga ada 3 jenis pengobatan:
1. Terapi kausal-> penyebab penyakit ditiadakan
2. Terapi simptomatis-> gejala penyakit diobati atau diringankan
3. Terapi substitusi-> mengganti zat yang lazim dibuat oleh organ
Indeks terapi melambangkan keamanan obat, semakin besar IT maka semakin aman obat digunakan.
Sifat Farmakokinetik obat:
1. Jendela terapi, parameternya adalah IT
2. Elminasi, parameternya t eliminasi
3. Absorbsi
Obat memiliki frekuensi penggunaan yang berbeda karena obat memiliki karakteristi t 1/2 tertentu. T1/2 adalah waktu yang diperlukan obat sehingga kadar obat dalam darah menjadi 1/2 nya. semakin panjang t1/2 obat maka frekuensi penggunaan obat relatif jarang
Dosis : aturan pemakaian yang menunjukkan kadar/banyaknya suatu obat untuk memperoleh efek terapetik yang diharapkan.
ReplyDeleteFaktor yang mempengaruhi memilih dan menetapkan dosis :
- Karakteristik pasien
- Penyakit
- Obat/potensi obat
Fase yang mempengaruhi efek obat
- Farmasetik : bentuk sediaan obat diubah untuk siap diabsorpsi pharmaceutical availability
- Farmakokinetik : absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi biologycal availability (obat untuk beraksi)
- Famakodinamik : obat berinteraksi dengan reseptor efek
Tujuan pengaturan dosis pada pemberian obat :
- Aman
- Tetap dalam rentang terapetik berefek
- Tidak melampaui KTM (konsentrasi toksik minimum)
- Tidak membuat dosis obat dibawah KEM (konsentasi efek minimum)
Macam-macam dosis :
Delete1. Dosis lazim
2. Dosis terapi
3. Dosis minimum
4. Dosis maksimum
5. Dosis toksik
6. Dosis letal
7. Dosis awal/pertama/muat(loading dose)/permulaan(initial dose)
8. Dosis pemeliharaan (maintenance dose)
Dosis obat yang diberikan akan mempengaruhi ketersediaan obat dalam darah untuk berikatan dengan reseptor sehingga menimbulkan efek.
• Respon terhadap dosis obat yang rendah biasanya meningkat sebanding dengan dosis yang diberikan. Semakin tinggi dosis, respon meningkat, dan efek meningkat.
• Dengan meningkatnya dosis pada titik tertentu respon menurun, sehingga tercapai dosis yang tidak dapat meningkatkan respon kembali (jenuh).
• Hubungan antara konsentrasi dan efek obat digambarkan dengan kurva hiperbolik EC50.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi obat :
a. Faktor obat : Sifat fisika, Sifat kimia, Toksisitas
b. Rute pemberian obat, memiliki pengaruh yang berbeda pada absorbsi obat.
c. Faktor penderita/karakteristik penderita: Usia, Berat dan komposisi badan, Jenis kelamin, Ras, Toleransi, Sensitivitas.
Perhitungan dosis :
1. Usia
Bayi dan anak (pediatri)
Bayi :
Formula fried (bayi < 1 tahun)
Dosis bayi = umur bayi (bulan)/150 x dosis dewasa (mg)
anak dan remaja
Formula young ( 1- <8 tahun)
Dosis anak = umur anak (tahun)/umur(th)+12 x dosis dewasa(mg)
Formula dilling (8-<20 thn)
Dosis anak = umur (th)/20 x dosis dewasa(mg)
• Formula cowling
Dosis anak = umur (th) / 24 x dosis dewasa(mg) “umur digenapkan keatas
• Formula bastedo
Dosis anak = umur (th) / 30 x dosis dewasa(mg)
• Formula Gaubius
<1 th Da = 1/12 x Dd(mg)
2. Berat badan
- Formula clark (amerika)
Dosis anak = BB (pound) / 150 pound x dosis dewasa
- Formula thremich-fier (jerman)
Dosis anak = BB (Kg)/70Kg x Dosis dewasa
- Formula black (belanda)
Dosis anak = BB(kg)/62 x Dd
- Formula juncer & laubius
Dosis anak = % x dosis dewasa
Lansia (geriatri) --. Keadaan fisiknya menurun maka dosis yang dibeirkan harus lebih kecil dari dosis maksimum biasa.
- 60-70 th : 4/5 DD
- 70-80 th : ¾ DD
- 80-90 th : 2/3 DD
- >90 th : ½ DD
- 65 – 74 th : dosis biasa – 10%
- 75 – 84 th : dosis biasa – 20%
- >85 th : dosis biasa – 30 %
3. Luas permukaan tubuh
Dosis anak = luas permukaan tubuh (m2)/1.73(m2) x dosis dewasa
Metode ini pali tepat/akurat karena ada korelasi langsung antara BSA dengan kec.metabolisme obat
- Metode wagner
LPT(m2) = 0,09 x BB(kg)^0,73
- Hasil kali TB dan BB
LPT(m2) = akar dari TB(cm) x BB(kg)/3600
- Nomogram west
a. Ukur TB(cm)
b. Ukur BB(kg)
c. Tarik garis lurus yang menghubungkan TB dan BB, titik potong garis yang ditarik dari titik TB sampai BB dengan garis BSA(m2) pada nomogram west menunjukkan LPT.
a. Perhitungan untuk pemberian obat sediaan tab/kap, injeks ampul/vial, larutan/sirup,dll
Rumus dasar X = D/T x B
Rumus ini untuk menghitung : sediaan tab/kap, injeksi ampul/vial, larutan/sirup, dll
b. Perhitungan untuk pemberian obat melalui infus
- Menghitung kec.infus dengan volume tertentu
Tetes/menit = (volume yang harus diberikan X tetes/ml infus set) /waktu(menit)
- Menghitung kec. Infus sesuai dosis yang diinginkan
Tetes/menit = (dosis obat yang harus diberikan X tetes/ml infus set) / konsentrasi obat(kandungan/ml)
Semua obat adalah racun, yang membedakannya adalah Dosis. (Paracelsus).
ReplyDeleteObat jika digunakan berlebih akan menjadi racun (over dosis) dan jika dosis kurang efek tidak tercapai (sub terapi). Dosis yang pas akan memberikan manfaat yang diinginkan. Pengobatan rasional adalah pengobatan yang menerapkan 4T+1W, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping.
Posologi adalah ilmu yang membahas bentuk sediaan, cara pemberian, perhitungan dosis dan frekuensi pemberian obat.
Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan kadar atau banyaknya suatu obat (jumlah obat dan frekuensi pemberian) dapat mempengaruhi organisme, yang dapat diberikan kepada pasien, baik obat dalam atau luar untuk efek terapetik yang diharapkan. Dosis harus menimbulkan efek farmakologi yang tepat dan aman bila dikonsumsi pasien. Dosis ini berhungan dan menentukan kadar obat di tempat kerja obat (bioavailabilitas) sehingga menentukan efek obat.
Kriteria obat adalah:
a. Safety (aman)
b. Efficacy (manjur/berkhasiat)
c. Quality (bermutu)
Regimen dose merupakan jadwal pemberian dosis suatu obat. Faktor yang mempengaruhinya:
a. Faktor karakteristik pasien (umur, BB, luas permukaan tubuh, dan lain-lain)
b. Faktor penyakit
c. Faktor obat/potensi (rute/cara pemberian, sifat fisika kimia, dll)
Fase-fase yang mempengaruhi efek obat adalah:
1. Fase farmasetik yaitu fase yang menentukan banyaknya obat yang diabsorbsi masuk ke sirkulasi sistemik
2. Fase farmakokinetik (ADME)
3. Fase farmakodinamik adalah fase interaksi obat dengan reseptornya dan menimbulkan efek.
Tujuan pengaturan dosis adalah:
a. Aman
b. Tetap dalam rentang terapetik
c. Tidak melampaui MTC (KTM)
d. Tidak jauh dari bawah kadar kritik dari konsenrasi minimum (dibawah MEC)
Cp maks adalah konsentrasi maksimum dalam darah. tmaks waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum. AUC adalah jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.
Tujuan Penetapan dosis adalah mendapatkan efek terapetik dari suatu obat tetapi tidak semua obat dapat menyembuhkan, ada yang meniadakan/meringankan gejala sehingga ada 3 jenis pengobatan:
1. Terapi kausal-> penyebab penyakit ditiadakan
2. Terapi simptomatis-> gejala penyakit diobati atau diringankan
3. Terapi substitusi-> mengganti zat yang lazim dibuat oleh organ
Indeks Terapi (IT) melambangkan keamanan obat, semakin besar IT maka semakin aman obat digunakan.
Sifat Farmakokinetik obat:
1. Jendela terapi, parameternya adalah IT
2. Elminasi, parameternya t eliminasi
3. Absorbsi
Obat memiliki frekuensi penggunaan yang berbeda karena obat memiliki karakteristi t 1/2 tertentu. T1/2 adalah waktu yang diperlukan obat sehingga kadar obat dalam darah menjadi 1/2 nya. semakin panjang t1/2 obat maka frekuensi penggunaan obat relatif jarang
Macam-macam dosis dalam Farmakope Indonesia Edisi Ketiga :
Deletea. Dosis maksimum : berlaku utuk pemakaian sekali dan sehari. Boleh diberikan dosis maksimum untuk menghasilkan efek terapi namun dosis belum mencapai dosis toksik. DM bukan merupakan batas dosis mutlak yang harus ditaati, hanya merupakan range dosis karena adanya variasi biologi dan perbedaan respon. Dosis maksimum diganti dengan dosis lazim. Obat yang melebihi dosis maksimum harus ada paraf dokter penulis resep.
b. Dosis lazim : dosis rata-rata yang biasanya memberikan efek yang diharapka. DL merupakan petunjuk yang tidak mengikat tapi digunakan sebagai pedoman umum.
c. Dosis terapi : dosis obat yang diberikan dalam keadaan biasa yang dapat menyembuhkan penderita. Berada diantara dosis minimal dan maksimal, dipengaruhi oleh faktor umur, BB, jankel, waktu pemberian obat, rute pemberian, kecepatan ekskresi, kombinasi obat (terjadi interaksi), luas permukaan tubuh (BSA, mempertimbangkan BB dan TB), penyakit (komplikasi, komorbid, gangguan ginjal, gangguan hati).
d. Dosis minimum : dosis obat terkecil yang diberikan namun masih dapat memberikan efek terapi yang diinginkan dan tidak menimbulkan resistensi pada penderita.
e. Dosis toksik : dosis obat yang apabila diberikan dalam keadaan biasa dapat menyebabkan toksik. Takarannya > dari dosis maksimum. TD50 (dosis yang menyebabkan toksik/keracunan 50% pada hewan uji), TD100 (dosis yang menyebabkan toksik/keracunan 100% pada hewan uji).
f. Dosis letal : dosis yang dapat menyebabkan kematian apabila diberikan dalam keadaan biasa pada pasien. Dibagi menjadi 2 : LD50(dosis yang menyebabkan kematian 50% hewan percobaan) dan LD100 (dosis yang menyebabkan kematian 100% hewan percobaan)
g. Dosis awal/pertama/muat(loading dose)/permulaan(initial dose) : takaran dosis awal yang diperlukan untuk mencapai kadar obat yang diinginkan dalam darah atau jaringan agar menghasilkan efek terapi. Dan diikuti dengan maintenance dose yang lebih kecil untuk menjaga kadar oabt dalam darah.
h. Dosis pemeliharaan (maintenance dose) : dosis dalam darah/jaringan yang dipertahankan sepanjang pengaturan jadwal terapi. Tujuannya untuk mempertahankan efek klinik.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi obat
a. Faktor obat
Sifat fisika : daya larut obat dalam air/lemak, bentuk zat aktif (kristal/amorf)
Sifat kimia : asam (diperhatikan untuk gangguan lambung), basa (seperti penetral asam lambung), garam, ester (rentan terhadap kondisi lembab yang dapat mengubah obat menjadi bahan penyusunnya
Toksisitas : dosis obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya. Berikan dosis yang sesuai agar tidak menimbulkan efek toksik.
b. Rute pemberian obat, memiliki pengaruh yang berbeda pada absorbsi obat.
c. Faktor penderita/karakteristik penderita
Usia; perubahan fisiologis mempengaruhi terapi obat, pediatri (organ belum bekerja maksimal), geriatri (penurunan fungsi organ)
Berat dan komposisi badan
• Hubungan antara jumlah obat yang diberikan dan jumlah jaringan tubuh tempat obat didistribusikan
• Kebanyakan obat diberikan berdasarkan berat dan komposisi tubuh dewasa
• Semakin kecil BB, semakin besar konsentrasi obat dalam jaringan tubuh, dan efek yang kuat, khawatir efek toksik.
Jenis kelamin; perbedaan hormonal, hormon dan obat bersaing dalam proses biotransformasi karena keduanya terurai dalam proses metabolik yang sama.
Ras; metabolisme yang berbeda pada ras-ras tertentu
Toleransi; kemampuan untuk berespon terhadap dosis tertentu. Kombinasi obat dapat diberikan untuk mengurangi/menunda terjadinya toleransi
Sensitivitas
Delete• Keadaan patofisiologis; kerusakan/gangguan pada organ tertentu.
• Kehamilan dan menyusui; tingkat keamanan kategori A, B, C, D, X
• Perbedaan genetik; susunan genetik mempengaruhi biotransformasi obat. Enzim untuk membantu penguraian yang terbentuk secara alami pada genetik tertentu
• Faktor psikologis; sikap seseorang terhadap obat berakar dari pengalaman sebelumnya. Penggunaan obat untuk mengatasi rasa tidak aman (ketergantungan).
• Obat seringkali memberi rasa aman; seperti penggunaan vitamin untuk meningkatkan imun, laksatif, dll.
• Perilaku tenaga kesehatan dapat berdampak signifikan pada respon klien terhadap obat
• Diet ; interaksi obat dan nutrien, ex. Antibiotik tetrasiklin dan susu (membentuk kompleks sehingga dapat mengurangi absorbsi obat), vitamin K (melawan efek warfarin natrium), minyak mineral menurunkan absobsi vitamin larut lemak. Nutrisi tambahan (untuk mengatasi efisiensi nutrisi tubuh karena penggunaan obat tertentu). Menahan konsumsi nutrient tertentu untuk menjamin efek terapetik obat.
• Lingkungan; stres fisik dan emosi, radiasi ion, panas dan dingin (vasodilator untuk pasien hipertensi pada cuaca panas dosis perlu dikurangi karena suhu tinggi meningkatkan efek obat, dan sebaliknya).
Penyesuaian dosis maksimum
Dosis maksimum diperuntukkan untuk usia 20-60 tahun dengan berat badan 58-60kg. Usia < 20 tahun harus menggunakan perhitungan khusus. Untuk neonatus lebih rentan karena fungsi hati, ginjal dan enzim yang belum sempurna.
Perhitungan dosis :
1. Berdasarkan Usia Pasien
a. Bayi dan Pediatri
Formula fried (bayi < 1 tahun)
Dosis bayi = umur bayi (bulan)/150 x dosis dewasa (mg)
b. anak dan remaja
Formula young ( 1- <8 tahun)
Dosis anak = umur anak (tahun)/umur(th)+12 x dosis dewasa(mg)
Formula dilling (8-<20 thn)
Dosis anak = umur (th)/20 x dosis dewasa(mg)
Formula cowling
Dosis anak = umur (th) / 24 x dosis dewasa(mg) “umur digenapkan keatas
Formula bastedo
Dosis anak = umur (th) / 30 x dosis dewasa(mg)
Formula Gaubius
= <1 th Da = 1/12 x Dd(mg)
2. Berdasarkan Berat Badan (BB)
a. Dosis Anak
Formula clark (amerika)
= BB (pound) / 150 pound x dosis dewasa
Formula thremich-fier (jerman)
= BB (Kg)/70Kg x Dosis dewasa
Formula black (belanda)
= BB(kg)/62 x Dd
Formula juncer & laubius
= % x dosis dewasa
b. Lansia (geriatri) --. Keadaan fisiknya menurun maka dosis yang dibeirkan harus lebih kecil dari dosis maksimum biasa.
- 60-70 th : 4/5 DD
- 70-80 th : ¾ DD
- 80-90 th : 2/3 DD
- >90 th : ½ DD
- 65 – 74 th : dosis biasa – 10%
- 75 – 84 th : dosis biasa – 20%
- >85 th : dosis biasa – 30 %
c. Luas permukaan tubuh
Dosis anak = luas permukaan tubuh (m2)/1.73(m2) x dosis dewasa
Metode wagner
LPT(m2) = 0,09 x BB(kg)^0,73
Hasil kali TB dan BB
LPT(m2) = akar dari TB(cm) x BB(kg)/3600
Nomogram west
Perhitungan untuk pemberian obat sediaan tab/kap, injeks ampul/vial, larutan/sirup,dll
Rumus dasar X = D/T x B
Perhitungan untuk pemberian obat melalui infus
- Menghitung kec.infus dengan volume tertentu
Tetes/menit = (volume yang harus diberikan X tetes/ml infus set) /waktu(menit)
- Menghitung kec. Infus sesuai dosis yang diinginkan
Tetes/menit = (dosis obat yang harus diberikan X tetes/ml infus set) / konsentrasi obat(kandungan/ml)
Obat laksana 2 sisi mata uang yang tak terpisahkan. Obat dapat memberikan manfaat namun juga berpotensi menyebabkan mudharat/bahaya menjadi racun. Terdapat perbedaan pada kedua potensi yaitu ketepatan dosis.
ReplyDeleteObat yang dikonsumsi secara berlebih akan menjadi racun (over dosis) dan jika dosis kurang efek tidak tercapai (sub terapi).
Kriteria obat adalah:
a. Safety (aman)
b. Efficacy (berkhasiat)
c. Quality (bermutu)
Dosis yang pas akan memberikan manfaat yang diinginkan.
Pengobatan rasional 4T+1W, yaitu
tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping.
Dosis yang menunjukkan kadar atau banyaknya suatu obat dapat mempengaruhi organisme, yang diberikan kepada pasien, baik obat dalam atau luar untuk efek teraupetik yang diharapkan.
Dosis ini berhubungan dengan menentukan kadar obat di tempat kerja obat (bioavailabilitas, BA/ketersediaan hayati) dan efek obat) sehingga menentukan efek obat.
Regimen dose merupakan jadwal pemberian dosis suatu obat.
Faktor yang mempengaruhinya:
a. Faktor karakteristik pasien
b. Faktor penyakit
c. Faktor obat/potensi
Fase-fase yang mempengaruhi efek obat adalah:
1. Fase farmasetik yaitu fase yang menentukan banyaknya obat yang diabsorbsi masuk ke sirkulasi sistemik
2. Fase farmakokinetik (ADME)
3. Fase farmakodinamik adalah fase interaksi obat dengan reseptornya dan menimbulkan efek. Tujuan pengaturan dosis adalah:
a. Aman
b. Tetap dalam rentang terapetik
c. Tidak melampaui MTC (KTM)
d. Tidak jauh dari bawah kadar kritik dari konsenrasi minimum (dibawah MEC)
Cp maks adalah konsentrasi maksimum dalam darah. tmaks waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum.
AUC adalah jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.
Tujuan Penetapan dosis adalah mendapatkan efek terapetik dari suatu obat tetapi tidak semua obat dapat menyembuhkan, ada yang meniadakan/meringankan gejala sehingga ada 3 jenis pengobatan:
1. Terapi kausal : penyebab penyakit ditiadakan
2. Terapi simptomatis : gejala penyakit diobati atau diringankan
3. Terapi substitusi : mengganti zat yang lazim dibuat oleh organ Indeks terapi melambangkan keamanan obat, semakin besar IT maka semakin aman obat digunakan. Sifat Farmakokinetik obat:
1. Jendela terapi, parameternya adalah IT
2. Elminasi, parameternya t eliminasi
3. Absorbsi
Obat memiliki frekuensi penggunaan yang berbeda karena obat memiliki karakteristi t 1/2 tertentu. T1/2 adalah waktu yang diperlukan obat sehingga kadar obat dalam darah menjadi 1/2 nya. semakin panjang t1/2 obat maka frekuensi penggunaan obat relatif jarang
Perhitungan dosis :
Delete1. Usia
Bayi dan anak (pediatri)
Bayi :
Formula fried (bayi < 1 tahun)
Dosis bayi = umur bayi (bulan)/150 x dosis dewasa (mg)
anak dan remaja
Formula young ( 1- <8 tahun)
Dosis anak = umur anak (tahun)/umur(th)+12 x dosis dewasa(mg)
Formula dilling (8-<20 thn)
Dosis anak = umur (th)/20 x dosis dewasa(mg)
Formula cowling
Dosis anak = umur (th) / 24 x dosis dewasa(mg) “umur digenapkan keatas
Formula bastedo
Dosis anak = umur (th) / 30 x dosis dewasa(mg)
Formula Gaubius
<1 th Da = 1/12 x Dd(mg)
2. Berat badan
Formula clark (amerika)
Dosis anak = BB (pound) / 150 pound x dosis dewasa
Formula thremich-fier (jerman)
Dosis anak = BB (Kg)/70Kg x Dosis dewasa
Formula black (belanda)
Dosis anak = BB(kg)/62 x Dd
Formula juncer & laubius
Dosis anak = % x dosis dewasa
Lansia (geriatri) . Keadaan fisiknya menurun maka dosis yang dibeirkan harus lebih kecil dari dosis maksimum biasa.
60-70 th : 4/5 DD
70-80 th : ¾ DD
80-90 th : 2/3 DD
>90 th : ½ DD
65 – 74 th : dosis biasa – 10%
75 – 84 th : dosis biasa – 20%
>85 th : dosis biasa – 30 %
3. Luas permukaan tubuh
Dosis anak = luas permukaan tubuh (m2)/1.73(m2) x dosis dewasa
Metode ini pali tepat/akurat karena ada korelasi langsung antara BSA dengan kec.metabolisme obat
Metode wagner
LPT(m2) = 0,09 x BB(kg)^0,73
Hasil kali TB dan BB
LPT(m2) = akar dari TB(cm) x BB(kg)/3600
Nomogram west
Ukur TB(cm)
Ukur BB(kg)
Tarik garis lurus yang menghubungkan TB dan BB, titik potong garis yang ditarik dari titik TB sampai BB dengan garis BSA(m2) pada nomogram west menunjukkan LPT.
Perhitungan untuk pemberian obat sediaan tab/kap, injeks ampul/vial, larutan/sirup
Rumus dasar X = D/T x B
Rumus ini untuk menghitung : sediaan tab/kap, injeksi ampul/vial, larutan/sirup
b. Perhitungan untuk pemberian obat melalui infus
Menghitung kec.infus dengan volume tertentu
Tetes/menit = (volume yang harus diberikan X tetes/ml infus set) /waktu(menit)
Menghitung kec. Infus sesuai dosis yang diinginkan
Tetes/menit = (dosis obat yang harus diberikan X tetes/ml infus set) / konsentrasi obat(kandungan/ml)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama : Lulu
ReplyDeleteNIM: I1021181016
Kelompok: 12
Semua obat adalah racun, yang membedakannya hanya ketepatan dosis. Kriteria obat adalah obat yang aman, berkhasiat dan bermutu. Pengobatan rasional meliputi (4T+1W) yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping. Tepat dosis berkaitan dengan rute administrasinya dan aturan pakainya.
Dosis: aturan pemakaian yang menunjukkan kadar/banyaknya suatu obat dalam satuan tertentu serta frekuensi pemberian obat untuk efek terapetik terhadap pasien. Besar dosis berhubungan dengan kadar obat ditempat kerja obat (Biological activity).
Biological Availability menentukan kadar obat di tempat kerja obat yang berbanding lurus dengan efek obat. Faktor regimen dosis antara lain karakteristik pasien, penyakitnya serta potensi obat.
Obat akan melewati fase farmasetik yaitu lepasnya obat dari sediaan oral sehingga zat aktif siap untuk diabsorbsi, fase farmakokinetika yaitu obat bebas memasuki proses absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi atau obat tersedia untuk beraksi, dan fase farmakodinamika yaitu obat menimbulkan efek karena berinteraksi dengan reseptor.
Pengaturan rancangan dosis obat harus aman, dalam rentang terapeutik, tidak melebihi konsentrasi toksik minimum dan tidak dibawah konsentrasi efektif minimum agar bisa menimbulkan efek.
Jenis terapi obat:
- Terapi kausal: menghilangkan penyebab penyakit (antibiotic)
- Terapi simtomatis: menghilangkan gejala penyakit (analgetik)
- Terapi substitusi: mengganti zat lazim yang dibuat organ (insulin)
Indeks Terapi : TD50/ED50
Indeks terapi menunjukkan semakin lebar rentang dari MEC ke MTC maka semakin aman obat tersebut dan sebaliknya. IT lebar, jika > 2, IT sempit, jika <2 perlu diperhatikan pemakaiannya. Obat dengan elimanisi lambat maka akan semakin lama di dalam tubuh sehingga efeknya juga lama didalam tubuh, begitu juga sebaliknya. Obat dengan absorpsi yg cepat artinya onsetnya atau efek yang dirasakan cepat. Pemberian dosis berulang bertujuan supaya obat tetap bertahan konsentrasinya dalam rentang terapeutik dalam tubuh agar tetap berefek.
Nama : Yulnalia Mariella Delavega
ReplyDeleteNIM : I1022181017
Kelompok XII
Pemberian dan perhitungan dosis obat pasien
Kriteria obat : safety (aman), efficacy (berkhasiat), quality (bermutu),
Pengobatan rasional (4T + 1W) = tepat indikasi, pasien, regimen (jalur/pemberian), jenis obat dan waspada (efek samping)
Dosis =posologi = takaran obat / aturan pemakaian yang menunjukkan kadar/ banyaknya suatu obat serta frekuensi pemberian yang dapat digunakan/ diberikan kepada pasien untuk mempengaruhi efek teraupetik tepat dan aman = ketepatan pemberian obat tergantung pada kemampuan seorang nakes dalam menghitung dosisi secara akurat dan menghitung dosis dengan benar
Dosis obat berhubungan dengan kadar obat ditempat kerja obat (biological availability)= menimbulkan efek obat
Regimen dose = jadwal pemberian dosisi suatu obat
Faktor yang mempengaruhi dosis :
- Karakteristik pasien (umur, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, BB, sensitifitas tubuh)
- Penyakit ( kondisi penyakit)
- Obat/ potensi obat / potensi obat ( rute/ cara pemberian )
Sediaan obat
Contoh sediaan tablet (zat aktif dan eksipien) pemberian secara oral mengalami fase :
1. Fase 1 Farmasetik = dipengaruhi oleh pembuatan obat, bentuk sediaan dan zat tambahan, menentukan absorpsi masuk ke sistemik = disintegrasi (tidak pecah), degradasi (granul pecah, zat aktif terlepas) dan disolusi (larut)
2. Fase 2 Farmakokinetika = dipengaruhi sifat fisika-kimia, obat masuk pembuluh darah = zat aktif dengan karateristik ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme, ekstresi) menentukan kadar obat yang dapat berikatan dengan reseptor
3. Fase 3 Farmakodinamika = dipengaruhi struktur obat, afinitas obat terhadap reseptor, ikatan obat-reseptor = obat bereaksi dengan reseptor. Makin banyak reseptor, makin meningkat intensitas efek
Waktu hancur (disintegritas + deagregasi = liberasi
Tujuan pengaturan rancangan dosis dalam pemberian obat ?
- Aman (tetap di indeks terapi dan tidak melewati efek toksik)
- Dalam rentang teraupetik (indeks terapi)
- Tidak melampaui MTC/ KTM (konsentrasi toksik minimum)
- Tidak jatuh dibawah kadar kritis dari konsentrasi minimum (KEC/ MEC) = tidak berefek (sub terapi), apabila antibiotik dapat menjadi resistensi
Onset = waktu obat mulai menimbulkan efek sejak obat diberikan
Durasi = berapa lama obat menimbulkan efek (dari mulai efek – efek hilang)
Terminasi = efek mulai hilang – kadar obat dalam tubuh kadarnya hilang
Tujuan penetapan desis :
- Mendapat efek teraupetik
- Tidak semua obat bersifat menyembuhkan penyakit, ada pula yang hanya meniadakan/ meringankan gejala
Terapi obat dapat dibedakan dalam 3 jenis pengobatan :
- Terapi kausal = penyebab penyakit ditiadakan, pemusnahan mikroorganisme. Contoh kemoteraupetika (antibiotik, fungisida, malaria)
- Terapi simptomatis = hanya gejala penyakit yang diobati dan diringankan, misal kerusakan organ/ syarat. Contoh rematik, hipertensi, jantung
- Terapi Substitusi = obat pengganti yang lazim dibuat oleh organ yang sakit. Contoh insulin pada penderita diabetes.
Indeks terapi makin tinggi = makin aman obat dipakai = susah menyebabkan toksik
IT (indeks terapi) = TD50/ED50
TD50 = 50% menyebabkan efek toksik
ED50 = 50% menyebabkan efek terapi
IT lebar = aman = >2 (penicilin, cephalosporin, tetracycline)
IT sempit = <2 (fenitoin, digoksin, teofilin, antiasma teophyline, antikonvulsan)
Sifar farmakokinetik
- Eliminasi = makin lama = makin lama tinggal obat dalam tubuh
- Absorpsi = lambat = butuh onset lama menimbulkan efek
Kenapa frekuensi obat ada berbeda beda (1x, 2x, 3x ataupun 4x sehari) ?
Karena obat memiliki karateristik t1/2 tertentu
Merupakan waktu yang diperlukan obat sehingga kadar obat dalam darah / jumlah dalam tubuh tinggal separuhnya. T1/2 dapat untuk melihat keceptan metabolisme dan ekstresi
Obat laksana 2 sisi mata uang yang tak terpiahkan. Obat dapat memberikan manfaat namun juga berpoensi menyebabkan mudharat/bahaya menjadi racun
ReplyDeleteTheophrastus von Hohenheim (Paracelsus) – semua obat adalah racun dan yang membedakannya hanyalah ketepatan dosis – inti sari pernyataannya
*dosis obat yang kurang tidak akan menimbulkan efek terapi (sub terapi), sedangkan bila dosis yang berlebihan dapat membuat suatu obat menjadi racun (overdosis); dan bila antibiotic maka akan menjadi resistensi – namun bila dosis tepat = obat memberikan manfaat yang diinginkan
Criteria obat – aman, manjur/berkhasiat dan bermutu/berkarakteristik; melalui uji klinik I - IV – pengobatan rasional : 4T + 1W (tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping – tepat dosis – waktu minum, interval jarak waktu minum, frekuensi, durasi (termasuk rute administrative dan pemakaian)
Dosis- ilmu yang mempelajari : Posologi – aturan pemakaian yang menunjukkan kadar banyaknya suatu obat dalam satuan tertentu serta frequensi pemberian obat untuk efek terapeutik terhadap pasien ( mempengaruhi organism) - berdasarkan kadar obat ditempat kerja obat (biological availability/BA) – menentukan efek obat – Faktor regimen – jadwal pemberian obat – factor karakteristik pasien (profil pasien umum), factor penyakit (kondisi penyakit) dan factor obat/potensi obat (rute/cara pemberian obat, fisikokimia, ADME, toksisitas dan jenis obat)
Fase obat yang dikonsumsi --Fase farmasetik/biofarmasetika/biofarmasi : lepasnya obat oral sampai zat aktifnya diabsorbsi -- memasuki fase farmakokinetik (proses ADME)-- dan memasuki fase farmakodinamik menimbulkan efek atas interaksinya dengan reseptor
*tujuan penetapan dosis – mendapatkan efek terapeutik; agar pasti menyembuhkan penyakit atau meringankan gejala --- Pengaturan rancangan dosis obat – aman, masuk dalam rentang terapeutik, tidak melebihi konsentrasi toksik minimum dan tidak dibawah konsentrasi efektif minimum agar bisa menimbulkan efek
Jenis terapi obat- terapi kausal : menghilangkan penyebab penyakit (seperti antibiotic); terapi simtomatis : menghilangkan gejala penyakit (seperti analgetik); dan terapi substitusi : mengganti zat lazim yang dibuat organ (seperti insulin)
Indeks Terapi – TD50/ED50 – menunjukkan semakin besar/lebar rentang dari MEC ke MTC (atau sebaliknya), maka semakin aman obat tersebut – IT lebar, jika > 2, IT sempit, jika < 2 perlu diperhatikan pemakaiannya (contoh digoksin, fenitoin, teofilin dll) – obat dengan eliminasi lambat maka akan semakin lama di dalam tubuh hingga efeknya lama juga di dalam tubuh, bila eleminasi cepat maka akan semakin cepat efeknya dalam tubuh – bila absorbs cepat maka onsetnya akan cepat pula – pemberian dosis berulang untuk membuat obat bertahan dengan konsentrasi rentang terapeutik dalam tubuh agar tetap memberi efek (perhatikan frequensi dan interval)
Frequensi penggunaan obat 1x, 2x, 3x, 4x. mengapa beda"?
Deleteobat memiliki karakteristik T1/2 tertentu (half time) - waktu yang dibutuhkan untuk suatu kadar obat dalam darah atau jumlah obat tinggal separuh - obat yang t1/2nya panjang - frequensi pemakaian relatif jarang -- durasi relatif long action
Nama : Anditasari Ika Putri
ReplyDeleteNIM : I1021181052
KELOMPO XII
Dosis (takaran obat) adalah aturan pemakaian yang menunjukan kadar/ banyaknya suatu obat serta frekuensi pemberian obat, yang dapat digunakan/diberikan kepada pasien baik untuk obat dalam maupun obat luar, untuk memperoleh efek teurapetik yang diharapkan. Besarnya dosis obat yang diberikan berhubungan dan menetukan kadar obat ditempat kerja obat sehingga berhubungan dalam menentukan efek obat. Dosis merupakan salah satu hal penting dalam Pemberian Obat yaitu Ketepatan pemberian obat tergantung pada kemampuan seorang nakes untuk menghitung dosis secara akurat dan menghitung obat dengan benar. ketepatan dosis sangat penting, jika overdose maka akan menjadi racun bagi tubuh. namun bila kurang tidak akan memberikan efek (sub terapi).
Kriteria Obat terdiri dari, Safety (Aman); Efficacy (Manjur/berkhasiat); Quality (Bermutu/Karakteristik)
Pengobatan Rasional : tepat Indikasi, Pasien, Regimen Dosis, Jenis Obat, Efek Samping
Sejumlah obat yang diberikan tersebut memiliki frekuensi pemberian obat baik satu kali atau selama jangka waktu tertentu
Regimen Dose merupakanjadwal pemberian dosis suatu obat
Faktor yang mempengaruhi obat :
Memilih dan menetapkan Dosis memperhatikan dan menyesuaikan dengan :
- Faktor karakteristik pasien : umur, berat badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, ras, toleransi, adiksi dan sensitifitas serta kondisi daya tahan tubuh penderita
- Faktor penyakit : kondisi penyakkit (sifat dan jenis penyakit serta kasus penyakit
- Faktor obat/ Potensi Obat : rute/ cara pemberian obat, sifat fisik kimia, sifat farmakokinetikanya (ADME), toksisitas dan jenis obat
Ada 3 fase yang mempengaruhi efek obat yaitu, fase farmasetik (akan menentukan byknya obat yang masuk ke dalam sirkulasi sistemik), fase farmakokinetik (ADME) serta fase farmakodinamik (Aksi obat terhadap tubuh).
- Fase Farmasetik/Biofarmasetika/Biofarmasi :
Fase yang dipengaruhi oleh cara pembuatan obat, bentuk sediaan obat, dan zat tambahan yang digunakan. Fase ini akan menentukan banyaknya obar yang diabsropsi masuk ke sirkulasi sistemik
- Fase Farmakokinetik :
Selain dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia obat (zat aktif) juga dipengarui oleh sifat fisiologi tubuh, dan rute pemberian obat. Obat yang masuk kepembuluh darah tanpa melalui proses absorpsi akan cepat menimbulkan efek karena obat dapat langsung mengalami distribusi
- Fase Farmakodinamik :
Menjelaskan interaksi obat dengan reseptornya dalam menimbulkan efek. Atau mempelajari fase pengaruh obat terhadap fisiologi tubuh. Fase ini dipengaruhi oleh struktur kimia obat, jumlah obat yang sampai pada reseptor, dan afinitas obat terhadap reseptor dan sifat ikatan antara obat dengan reseptor
Sifat Farmakokinetik Obat
1. Jendela terapi, paramaeternya adalah Indeks Terapi (IT) = ED50/LD50
Semakin besar Indeks Terapi (IT), maka obat semakin aman untuk digunakan
a. IT lebar, jika nilainya >2, obat-obat dengan IT lebar lebih aman digunakan
b. IT sempit, jika nilainya <2, pemakaian obat perlu diperhatikan. Contoh obat fenitoin,digoksin,teofilin
2. Eliminasi, salahsatu parameternya adalah + ½ eliminasi. Obat yang eliminasinya lambat berarti semakin lama berada didialam tubuh. Conto eliminasi lambat yaitu Luminal, Dieazepam. Eliminasi cepat yaitu Propranolol
3. Absorbsi
a. Absorbs lambat, berarti obat perlu onset yang lebih Panjang sebelum dapat menimbulkan efek
b. Absorbsi cepat, artinya onsetnya lebih pendek
c. Tak tentu (erratic), obat perlu diformulasikan dengan tepat sehingga absrobsi tepat seperti yang diharapkan
Jenis terapi obat :
- Terapi kausal : menghilangkan penyebab penyakit (antibiotic)
- Terapi simtomatis : menghilangkan gejala penyakit (analgetic)
- Terapi substitusi : mengganti zat lazim yang dibuat organ (insulin)
• Dosis
ReplyDeleteSemua obat adalah racun yang membedakannya hanyalah ketepatan dosis(paracelcus)
Ada 3 kriteria obat
1. Aman
2. Berkhasiat
3. Bermutu/karakteristik
Jika takaran obat pas/sesuai takaran maka akan memberikan manfaat/efek terapeutik yang diharapkan dan inilah yang disebut dengan pengobatan rasional. Pengobatan rasional terdiri dari :
1. Tepat indikasi.
2. Tepat pasien .
3. Tepat regimen dosis(Dosis, waktu minum, interval/jarak antar dosis, lama pemakaian dan rute administrative).
4. Tepat jenis obat .
5. Waspada efek samping.
Posologi adalah ilmu yang membahas bentuk sediaan obat(padat, cair, gas dan semi padat), cara pemberiaan obat (parentral dan enteral), perhitungan dosis dan frekuenssi pemberiaan obat (berapa lama, berapa kali )
Dosis(takaran obat ) adalah aturan pemakaian yang menunjukan kadar/banyaknya suatu obat (jumlah obat dalam satuan berat; gram(g), milligram(mg) dldan unit serta frekuensi pemberian obat) dapat mempengaruhi organisme, yang dapat digunakan/diberikan kepada pasien, baik untuk obat dalam (etiket berwarna putih)maupun obat luar(etiket warna biru), untuk memperoleh efek teurapetik yang diharapkan.
Sejumlah obat yang diberikan tersebut memiliki frekuensi pemberian obat baik satu kali atau selama jangka waktu tertentu. Dosis mesti menimbulkan efek farmakologi . Besarnya dosis yang diberikan berhubungan dan menentukan kadar obat ditempat kerja obat sehingga berhubungan dalam menentukan efek obat.
Faktor yang mempengaruhi dalam memilih dan menetapkan dosis memperhatikan dan menyesuaikan
1. Faktor Karakteristik pasien: umur,bb, jenis kelamin dll
2. Faktor penyakit: kondisi penyakit (sifat dan jenis penyakit serta kasus penyakit )
3. Faktor Obat/ potensi obat; rute, ADME, toksisitas dan jenis obat
Fase yang mempengaruhi efek obat :
1. Farmasetik: fase dimana bentuk obat dirubah menjadi zat yang siap diabsorbsi
2. Farmakokinetika;bagaimana nasib obat didalam tubuh ADME disini penentuan kadar obat yang dapat berikatan dengan reseptornya
3. Farmakodinamika: obat berinteraksi dengan reseptor kemudian menimbulkan efek
• Tujuan Penetapan Dosis
Tujuan pengaturan rancangan dosis pada pemberian obat
1. Aman
2. Berefek
3. Tidak melampaui KTM
4. Tidak jatuh di bawah kadar kritik dari konsentrasi minimum di mana obat tidak efektif
Tiga jenis pengobatan yaitu :
1. Terapi kasual
Obat dapat menghilangkan penyebab penyakit / meniadakan khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan contoh : obat kemoterapeutika (antibiotik, fungisida, obat malaria dsb)
2. Terapi simtomatis
Hanya gejala penyakit yang di obati dan di ringankan misalnya kerusakan pada suatu organ atau syaraf contohnya: analgetik pada rematik, obat hipertensi dan obat jantung
3. Terapi substitusi
Obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit misalnya insulin pada penderita diabetes
Sifat Farmakokinetik obat
1. Jendela Terapi, parameternya Indeks terapi
2. Eliminasi :t1/2 eliminasi, semakin lama obat tinggal didalam tubuh maka semakin lama berefeknya didalam tubuh
3. Absorbsi ; semakin lam maka obat akan butuh onset yang lebih Panjang
Contoh obat-obat yang relative aman dan mempunyai rentang keamanan dosis yang luas seperti
1. Penicillin
2. Cephalosporin
3. Tetrasiklin
Contoh obat-obat dengan IT sempit ;
1. Digoksin
2. Antikonvulsan
3. Theophyline
4. Lidocaine
5. Phenytoine
6. Gentamisin
• Kenapa frekuensi obat berbeda-beda ?
Karena obat memiliki karakteristik T1/2 tertentu, dimana T1/2 adalah waktu yang diperlukan suatu obat sehingga kadar obat dalam darah atau jumlah obat dalam tubuh tinggal separuhnya. Obat yang T1/2 nya Panjang umumnya frekuensi pemakaiannya relative jarang, karena durasinya kerja obat relative obat panjang.misalnya waktu paruh 8 jam, awalnya 100%. Setelah 8 jam 50%, setelah 16 jam 25% dan seterusnya. Obat harus berada dijendela terapi agar mendapatkan efek yang diinginkan.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDosis obat adalah banyaknya takaran suatu obat yang dikonsumsi oleh orang atau pasien, pemakaian untuk dalam maupun luar.
ReplyDeleteFaktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menetapkan dosis:
1. Faktor karakteristik penderita (umur, BB, Jenis kelamin, dll)
2. Faktor Penyakit
3.. Faktor obat (Sifat fisika obat, Sifat kimiawi obat, Toksisitas)
Fase yang mempengaruhi efek obat :
1. Farmasetik => yaitu fase dimana bentuk obat dirubah menjadi zat yang siap diabsorbsi
2. Farmakokinetika => yaitu bagaimana nasib obat didalam tubuh yaitu ADME (absorbs, distribusi, metabolism, dan ekskresi)
3. Farmakodinamika ;> yaitu fase dimana obat berinteraksi dengan reseptor kemudian menimbulkan efek
Tujuan pengaturan rancangan dosis pada pemberian obat
1. Aman
2. Menimbulkan Berefek
3. Tidak melampaui konsentrasi toksik minimum
4. Tidak dibawah konsentrasi efek minimum
Macam-macam dosis :
1. Dosis lazim
2. Dosis terapi
3. Dosis minimum
4. Dosis maksimum
5. Dosis toksik
6. Dosis letal
7. Dosis awal/pertama/muat(loading dose)/permulaan(initial dose)
8. Dosis pemeliharaan (maintenance dose)
Tiga jenis pengobatan yaitu :
1. Terapi kasual
Obat dapat menghilangkan penyebab penyakit / meniadakan khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan contoh : obat kemoterapeutika (antibiotik, fungisida, obat malaria dsb)
2. Terapi simtomatis
Hanya gejala penyakit yang di obati dan di ringankan misalnya kerusakan pada suatu organ atau syaraf contohnya: analgetik pada rematik, obat hipertensi dan obat jantung
3. Terapi substitusi
Obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit misalnya insulin pada penderita diabetes
Terapetik range
Indeks terapi Antara konsentrasi efek minimum dengan efek minimum toksik, semakin lebar indeks terapi nya maka semakin aman obat itu dipakai, semakin sempit indekst terapi maka harus diperhatikan konsentrasi obat yang diberikan.
Pemicu Kenapa frekuensi obat berbeda-beda ?
Frekuensi obat berbeda-beda karena setiap obat memiliki karakteristik T1/2 tertentu. T1/2 adalah waktu yang diperlukan suatu obat sehingga kadar obat dalam darah atau jumlah obat dalam tubuh tinggal separuhnya. Obat yang memiliki T1/2 Panjang umumnya frekuensi pemakaiannya juga akan relative jarang, karena durasinya kerja obat relative obat panjang.misalnya waktu paruh 8 jam, awalnya 100%. Setelah 8 jam 50%, setelah 16 jam 25% dan seterusnya. Obat harus berada dijendela terapi agar mendapatkan efek yang diinginkan
Nama: Rizki Aulia Rahmaheni
ReplyDeleteNIM: I4041202015
Dosis (takaran obat) adalah aturan pemakaian yang menunjukan kadar/ banyaknya suatu obat serta frekuensi pemberian obat, yang dapat digunakan/diberikan kepada pasien baik untuk obat dalam maupun obat luar, untuk memperoleh efek teurapetik yang diharapkan. Besarnya dosis obat yang diberikan berhubungan dan menetukan kadar obat ditempat kerja obat sehingga berhubungan dalam menentukan efek obat. Dosis merupakan salah satu hal penting dalam Pemberian Obat yaitu Ketepatan pemberian obat tergantung pada kemampuan seorang nakes untuk menghitung dosis secara akurat dan menghitung obat dengan benar. ketepatan dosis sangat penting, jika overdose maka akan menjadi racun bagi tubuh. namun bila kurang tidak akan memberikan efek (sub terapi).
Kriteria Obat terdiri dari, Safety (Aman); Efficacy (Manjur/berkhasiat); Quality (Bermutu/Karakteristik)
Pengobatan Rasional : tepat Indikasi, Pasien, Regimen Dosis, Jenis Obat, Efek Samping
Regimen dose merupakan jadwal pemberian dosis suatu obat.
Faktor yang mempengaruhinya:
a. Faktor karakteristik pasien (umur, BB, luas permukaan tubuh, dan lain-lain)
b. Faktor penyakit
c. Faktor obat/potensi (rute/cara pemberian, sifat fisika kimia, dll)
Fase-fase yang mempengaruhi efek obat adalah:
1. Fase farmasetik yaitu fase yang menentukan banyaknya obat yang diabsorbsi masuk ke sirkulasi sistemik
2. Fase farmakokinetik (ADME)
3. Fase farmakodinamik adalah fase interaksi obat dengan reseptornya dan menimbulkan efek.
Tujuan pengaturan dosis adalah:
a. Aman
b. Tetap dalam rentang terapetik
c. Tidak melampaui MTC (KTM)
d. Tidak jauh dari bawah kadar kritik dari konsenrasi minimum (dibawah MEC)
Cp maks adalah konsentrasi maksimum dalam darah. tmaks waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum. AUC adalah jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.
Tujuan Penetapan dosis adalah mendapatkan efek terapetik dari suatu obat tetapi tidak semua obat dapat menyembuhkan, ada yang meniadakan/meringankan gejala sehingga ada 3 jenis pengobatan:
1. Terapi kausal-> penyebab penyakit ditiadakan
2. Terapi simptomatis-> gejala penyakit diobati atau diringankan
3. Terapi substitusi-> mengganti zat yang lazim dibuat oleh organ
Indeks terapi melambangkan keamanan obat, semakin besar IT maka semakin aman obat digunakan.
Sifat Farmakokinetik obat:
1. Jendela terapi, parameternya adalah IT
2. Elminasi, parameternya t eliminasi
3. Absorbsi
Obat memiliki frekuensi penggunaan yang berbeda karena obat memiliki karakteristi t 1/2 tertentu. T1/2 adalah waktu yang diperlukan obat sehingga kadar obat dalam darah menjadi 1/2 nya. semakin panjang t1/2 obat maka frekuensi penggunaan obat relatif jarang
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteKetepatan dosis menjadi dasar suatu obat dapat dikatakan memberikan manfaat atau malah dapat membahayakan dan menjadi racun.
ReplyDeleteDosis obat adalah banyaknya takaran suatu obat yang dikonsumsi oleh orang atau pasien, pemakaian untuk dalam maupun luar. Ada beberapa macam jenis dosis obat dalam kesehatan untuk dipelajari atau dimengerti. Dosis obat yang harus diberikan pada orang atau pasien haruslah sesuai takaran karena jika tidak sesuai takaran dapat menyebabkan efek samping.
Faktor – faktor yang memperngaruhi Dosis obat yaitu faktor obat, cara pemberian obat dan faktor penderita. Terutama faktor-faktor penderita seringkali kompleks sekali, karena perbedaan individual terhadap respons obat tidak selalu dapat diperkirakan.
1. Faktor obat meliputi Sifat fisika obat; Sifat kimiawi obat, Toksisitas.
2. Cara pemberian obat kepada penderita, cara pemberian obat yaitu Oral, Parenteral (subkutan, intramuskular, intravena, dan sebagainya), Rectal, vaginal, uretra, Local, topikal, transdermal, dan lain-lain seperti implantasi, sublingual, intrabukal.
3. Faktor penderita/karakteristik penderita, ayitu seperti Umur Pasien : (neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatric), Berat badan, Jenis kelamin, Ras, Tolerance, Obesitas, Sensitivitas individual, Keadaan pato-fisiologi, Kehamilan, Laktasi, Circadian rhyhm, dan Lingkungan.
Para ahli telah memberikan nama untuk empat tahap dasar perjalanan obat dalam tubuh: penyerapan/absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Seluruh proses ini disingkat ADME. Ahli farmasi lainnya juga membagi kedalam 4 fase yakni farmasetika (pra-formulasi dan formulasi obat), biofarmasetika (ketika obat masuk dalam tubuh hingga obat terlepas dari pembawanya hingga akan diabsorbsi), farmakokinetika (Obat diabsorbsi ke dalam darah, yang akan segera didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan dalam tubuh), farmakodinamika (interaksi obat-reseptor obat, fase metabolisme dan eksresi obat).
Tujuan pengaturan dosis yaitu Regimen dosis adalah pemilihan rejimen pemberian obat yang bertujuan untuk mencapai efek terapeutik yang maksimal. Hal ini tergantung pada obat yang digunakan, kondisi yang akan dirawat, dan karakteristik pasien. Pemberian dosis obat yang tepat sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit. Jika salah dalam melakukan pendosisan, maka penyakit akan semakin parah bahkan menyebabkan kematian. Pendosisan obat sebaiknya tidak hanya dilakukan berdasarkan populasi saja karena setiap individu memiliki karakteristik tubuh yang berbeda-beda.
Dosis obat (takaran obat) adalah aturan pemakaian yang menunjukkan kadar atau banyaknya suatu obat dalam satuan berat
Kriteria obat
1. Aman
2. Berkhasiat
3. Bermutu
Takaran pas -> manfaat
Pengobatan rasional (4T+1W) -> tepat indikasi, tapat pasien, tepat regimen obat, tepat jenis obat dan waspada efek samping.
Faktor yang harus di perhatikan dalam penetapan dosis :
Delete1. Karakteristik pasien
2. Faktor prnyakit
3. Faktor obat/potensi obat
Obat jika digunakan berlebih akan menjadi racun (over dosis) dan jika dosis kurang efek tidak tercapai (sub terapi). Kriteria obat adalah:
a. Safety (aman)
b. Efficacy (manjur/berkhasiat)
c. Quality (bermutu)
Semua obat adalah racun, yang membedakannya hanya ketepatan dosis. Kriteria obat adalah obat yang aman, berkhasiat dan bermutu. Pengobatan rasional meliputi (4T+1W) yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping. Tepat dosis berkaitan dengan rute administrasinya dan aturan pakainya.
Dosis: aturan pemakaian yang menunjukkan kadar/banyaknya suatu obat dalam satuan tertentu serta frekuensi pemberian obat untuk efek terapetik terhadap pasien. Besar dosis berhubungan dengan kadar obat ditempat kerja obat (Biological activity).
Biological Availability menentukan kadar obat di tempat kerja obat yang berbanding lurus dengan efek obat. Faktor regimen dosis antara lain karakteristik pasien, penyakitnya serta potensi obat.
Obat akan melewati fase farmasetik yaitu lepasnya obat dari sediaan oral sehingga zat aktif siap untuk diabsorbsi, fase farmakokinetika yaitu obat bebas memasuki proses absorbsi, distribusi, metabolisme, ekskresi atau obat tersedia untuk beraksi, dan fase farmakodinamika yaitu obat menimbulkan efek karena berinteraksi dengan reseptor.
Pengaturan rancangan dosis obat harus aman, dalam rentang terapeutik, tidak melebihi konsentrasi toksik minimum dan tidak dibawah konsentrasi efektif minimum agar bisa menimbulkan efek.
Jenis terapi obat:
- Terapi kausal: menghilangkan penyebab penyakit (antibiotic)
- Terapi simtomatis: menghilangkan gejala penyakit (analgetik)
- Terapi substitusi: mengganti zat lazim yang dibuat organ (insulin)
Indeks Terapi : TD50/ED50
NAMA: LAILA QADARIAH
ReplyDeleteNIM: I4041202012
*Resume Materi*
*Obat memiliki 2 sisi*
1. memberikan manfaat
2. menjadi racun yang berbahaya
Yang membedakan kedua potensi tersebut adalah ketepatan dosis.
*Kriteria obat*
1).Safety(aman): obat harus diuji dengan serangkaian uji toksisitas sampai layak diedarkan 2).Eficacy(berkhasiat): harus berkhasiat dan memiliki efek untuk mengatasi penyakit 3).Quality(bermutu): memiliki kualitas dan karakteristik
*Pengobatan Rasional (4T+1W)*
1. Tepat indikasi
2. Tepat pasien
3. Tepat regimen dosis
4. Tepat jenis obat
5. Waspada efek samping
*Faktor yang mempengaruhi obat*
1).Faktor karakteristik pasien : umur, berat badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin
2).Faktor penyakit: sifat,jenis dan kasus penyakit
3).Faktor obat atau potensi obat: rute pemberian obat, sifat fisikokimia, sifat farmakokinetik (ADME)
*Faktor-faktor yang mempengaruhi efek obat*
1).Fase 1(farmasetik): fase dimana bentuk sediaan obat melepas zat aktif dan siap untuk diabsorbsi
2).Fase 2(farmakokinetika): fase dimana nasib obat didalam tubuh (ADME)
3).Fase 3(farmakodinamika): fase dimana aksi obat terhadap tubuh (interaksi obat dengan reseptor dalam menimbulkan efek)
*Macam-macam dosis Obat*
a. Dosis Terapi = dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan orang sakit.
b. Dosis Maksimum = batas dosis yang relatif masih aman yang diberikan kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari
c. Dosis Toksik = dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat menyebabkan terjadinya keracunan obat
d. Dosis Letal (Lethal dose)= dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan mengalami kelebihan dosis (Over dose)
e. Initial Dose = dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan konsentrasi obat dalam darah dapat dicapai lebih awal.
f. Loading Dose = dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis.
g. Maintenance Dose = dosis obat yang diperlukan untuk memelihara dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan
regimen dosis.
*Fase Obat Dalam Tubuh*
1. Fase farmasetik/biofarmasi-> perubahan bentuk obat menjadi siap diabsorpsi melalui proses liberasi (disintegrasi dan deagregasi) dan disolusi
2. Fase farmakokinetik-> obat mengalami proses ADME
3. Fase farmakodinamik -> fase obat berikatan dengan reseptor secara spesifik maupun nonspesifik sehingga menimbulkan efek
*Alasan Mengapa Frekuensi Obat Berbeda-Beda*
Hal ini dikarenakan setiap obat memiliki nilai T ½ tertentu. Waktu Paruh (T1/2) adalah waktu paruh yang diperlukan suatu obat sehingga kadar obat dalam darah atau jumlah obat dalam tubuh tinggal separuhnya.
Obat dengan T1/2 panjang, umumnya umumnya memiliki frekuensi pemakaian yang relative jarang, karena durasi kerja obat relatif panjang. Contoh: Suatu obat memiliki waktu paruh 8 jam. Pada awal pemakaian 100%, setelah 8 jam 50%, setelah 16 jam 25% dan seterusnya. Untuk mendapatkan efek yang diinginkan, obat harus tetap berada di jendela terapinya.
Dosis(takaran obat ) adalah aturan pemakaian yang menunjukan kadar/banyaknya suatu obat (jumlah obat dalam satuan berat; gram(g), milligram(mg) dldan unit serta frekuensi pemberian obat) dapat mempengaruhi organisme, untuk memperoleh efek teurapetik yang diharapkan.
ReplyDeleteSemua obat adalah racun yang membedakannya hanyalah ketepatan dosis(paracelcus)
Ada 3 kriteria obat
1. Aman
2. Berkhasiat
3. Bermutu/karakteristik
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dosis yaitu
1. Faktor karakteristik pasien : umur, berat/ komposisi badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, ras, toleransi, habituasi, adiksi, dan sensitifitas serta kondisi daya tangkis/daya tahan tubuh penderita.
2. Faktor penyakit : kondisi penyakit (sifat dan jenis penyakit serta kasus penyakit).,
3. Faktor obat/potensi obat : rute atau cara pemberian obat, sifat fisika kimia, sifat farmakokinetik (ADME), toksisitas dan jenis obat .
Menurut FI ed III dosis dibagi menjadi dua ,yaitu:
1. Doais Maksimum: Dosis yang digunakan untuk pemakaian sekali dan sehari
2. Dosis lazim: Dosis rata-rata yang memberikan efek yang diharapkan, merupakan petunjuk yang tidak mengikat
Macam-macam dosis dibedakan menjadi :
- Dosis lazim,
- Dosis terapi,
- Dosis minimum,
- Dosis maksimal,
- Dosis toksik,
- Dosis Letalis,
- Dosis awal/dosis pertama/dosis muat (loading dose) atau dosis permulaan (initial dose),
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi obat:
1. Faktor obat, yang terdiri dari:
a. Faktor fisika
b. Faktor kimiawi
c. Toksisitas
2. Cara pemberian obat/rute pemberian
3. Faktor penderita/karakteristik pasien, yang terdiri dari :
a. umur
b. berat dan komposisi badan
c. jenis kelamin
d. ras
e. toleransi atau kemampuan pasien merespon dosis obat tertentu
f. sensitivitas
Fase-fase yang mempengaruhi efek obat :
1. Fase Farmasetik
2. Fase Farmakokinetika
3. Fase Farmakodinamika
Perhitungan Dosis untuk mencegah terjadinya efek samping obat
1. Perhitungan dosis setiap KgBB yang sudah diketahui Menggunakan yaitu rumus dasar,rasio dan proporsi.
-Rasio dan proporsi ini digunakan untuk mengkonversi satuan unit pengukuran
-Metode rumus dasar
formula/rumus dasar digunakan saat menghitung dosis obat padat atau cair.
Dosis anak
2. Perhitungan dosis individual untuk bayi dan anak jika hanya dosis dewasa yang diketahui Perhitungan yang paling tepat adalah menggunakan luas permukaan tubuh, kemudian berat badan dan yang terakhir berdasarkan umur.
a. Berdasarkan umur terbagi menjadi beberapa rumus yaitu
fomula fried
formula young
formula dilling
formula cowling
Lansia dengan keadaan fisik yang menurun seperti kulit, sistem pembuluh darah, sistem pernafasan, sistem syaraf, sistem indera, sistem pencernaan, sistem pembuangan air seni, sistem hormon, sistem reproduksi dan sistem otot.
b. Berdasarkan berat badan
Dosis obat yang lazim, umumnya dianggap sesuai untuk individu berbobot 70 kg. Rasio antara jumlah obat yang diberikan dan ukuran tubuh mempengaruhi konsentrasi obat ditempat kerjanya . Perhitungan dosis berdasarkan usia kurang akurat/teliti jika dibandingkan berdasarkan luas permukaan tubuh atau bb karena metode ini tida mempertimbangkan beragamnya bobot dan ukuran anak-anak dalam satu kelompok usia Berdasarkan berat bada biasanya menggunakan:
formula clark untuk anak (pound)
formula thremich fier (kg)
c. Berdasarkan luas permukaan tubuh menggunakan formula R.O Mosteller untuk anak. Dosis anak=luas permukaan tubuh(m2)/1.73m2 x dosis dewasa. Metode ini paling tepat/akurat karena ada korelasi langsung antara luas permukaan tubuh dengan metabolisme obat. Luas permukaan tubuh anak dan dewasa dapat dihitung dengan
Formula wagner
Berdasarkan pekalian antara tinggi badan dan berat badan
Berdasarkan nomegram west.
Interval pemakaian obat
Berkaitan dengan kadar obat dalam tubuh (efek terapi)
Perhitungan dosis yang tepat sangat bermanfaat dalam keberhasilan terapi penderita. Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian
Nama : reren salwa
ReplyDeleteNim : I4041202031
Dosis adalah kadar suatu obat yang dapat mempengaruhi organisme dengan pemberian secara tepat pada pasien agar memperoleh efek terapeutik yang diinginkan.
dosis obat adalah sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada pasien, juga disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik
Tujuan pengaturan dosis yaitu agar bertujuan untuk mencapai efek terapeutik yang maksimal.
Obat memiliki 3 kriteria, yaitu
1.safety (aman)
2.efficacy (manjur/bermanfaat)
3.quality (bermutu/karakteristik) Ketiga kriteria tersebut harus dipenuhi agar bisa dijadikan sediaan obat.
Dalam pengobatan harus dilakukan secara rasional dengan beberapa syarat yaitu:
1. Tepat pasien
2. Tepat obat
3. tepat indikasi
4. Tepat dosis
5. Tepat pemberian
6. Tepat interaksi
7. Waspada efek samping
Beberapa faktor yang mempengaruhi dosis pemberian yaitu:
1.Faktor karakteristik pasien : umur, berat/ komposisi badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, ras, toleransi, habituasi, adiksi, dan sensitifitas serta kondisi daya tangkis/daya tahan tubuh penderita.
2.Faktor penyakit : kondisi penyakit (sifat dan jenis penyakit serta kasus penyakit)
3.Faktor obat/potensi obat : rute atau cara pemberian obat, sifat fisika kimia, sifat farmakokinetik (ADME), toksisitas dan jenis obat .
Faktor – faktor yang mempengaruhi Dosis obat yaitu :
1. Faktor obat meliputi Sifat fisika obat; Sifat kimiawi obat, Toksisitas.
2. Cara pemberian obat kepada penderita, cara pemberian obat yaitu Oral, Parenteral (subkutan, intramuskular, intravena, dan sebagainya), Rectal, vaginal, uretra, Local, topikal, transdermal, dan lain-lain seperti implantasi, sublingual, intrabukal.
3. Faktor penderita/karakteristik penderita, yaitu seperti Umur Pasien :
(neonatus, bayi, anak, dewasa, geriatric), Berat badan, Jenis kelamin, Ras, Tolerance, Obesitas, Sensitivitas individual, Keadaan pato-fisiologi, Kehamilan, Laktasi, Circadian rhyhm, dan Lingkungan.
Tujuan pengaturan dosis adalah:
a. Aman
b. Tetap dalam rentang terapetik
c. Tidak melampaui MTC (KTM)
d. Tidak jauh dari bawah kadar kritik dari konsenrasi minimum (dibawah MEC)
Cp maks adalah konsentrasi maksimum dalam darah. termasuk waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum.
AUC adalah jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.
Tujuan Penetapan dosis adalah mendapatkan efek terapetik dari suatu obat tetapi tidak semua obat dapat menyembuhkan, ada yang meniadakan/meringankan gejala sehingga ada 3 jenis pengobatan:
1. Terapi kausal-> penyebab penyakit ditiadakan (antibiotic)
2. Terapi simptomatis-> gejala penyakit diobati atau diringankan (analgesic)
3. Terapi substitusi-> mengganti zat yang lazim dibuat oleh organ (insulin)
Indeks terapi melambangkan keamanan obat, semakin besar IT maka semakin aman obat digunakan.
Sifat Farmakokinetik obat:
1. Jendela terapi, parameternya adalah IT
2. Elminasi parameternya t eliminasi
eliminasi: t1/2 eliminasi, semakin lama obat tinggal didalam tubuh maka semakin lama berefeknya didalam tubuh
3.Absorbsi; semakin lama maka obat akan butuh onset yang lebih Panjang
Mengapa Frekuensi Obat Berbeda-Beda?
Karena obat memiliki karakteristik T1/2 tertentu, dimana T1/2 adalah waktu yang diperlukan suatu obat sehingga kadar obat dalam darah atau jumlah obat dalam tubuh tinggal separuhnya. Obat yang T1/2 nya Panjang umumnya frekuensi pemakaiannya relative jarang, karena durasinya kerja obat relative obat panjang.misalnya waktu paruh 8 jam, awalnya 100%. Setelah 8 jam 50%, setelah 16 jam 25% dan seterusnya. Obat harus berada dijendela terapi agar mendapatkan efek yang diinginkan
NAMA : RIZKY HUSAIN
ReplyDeleteNIM : I4041202016
OBAT DAN DOSIS
Obat memiliki dua sisi, jika dosisnya berlebih maka akan menjadi racun dan jika dosisnya kurang maka menjadi tidak berefek. Maka perlu dosis yang tepat untuk membuat obat menjadi bermanfaat. Ketika obat diberi takaran yang sesuai dengan anjuran, maka akan memberikan efek terapeutik yang diharapkan. Dosis obat adalah banyaknya takaran suatu obat yang dikonsumsi oleh orang atau pasien, pemakaian untuk dalam maupun luar. Ada beberapa macam jenis dosis obat dalam kesehatan untuk dipelajari atau dimengerti. Dosis obat yang harus diberikan pada orang atau pasien haruslah sesuai takaran karena jika tidak sesuai takaran dapat menyebabkan efek samping.
KRITERIA OBAT
Obat wajib memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :
1. Safety(aman): obat harus diuji dengan serangkaian uji toksisitas sampai layak diedarkan
2. Eficacy(berkhasiat): harus berkhasiat dan memiliki efek untuk mengatasi penyakit
3. Quality(bermutu): memiliki kualitas dan karakteristik
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OBAT
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi obat:
1. Faktor karakteristik pasien, seperti umur, berat badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin
2. Faktor penyaki, seperti sifat,jenis dan kasus penyakit
3. Faktor obat atau potensi obat, seperti rute pemberian obat, sifat fisikokimia, sifat farmakokinetik (ADME)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEK OBAT
Berikut ini beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi efek obat:
1. Fase 1(farmasetik), merupakan fase dimana bentuk sediaan obat melepas zat aktif dan siap untuk diabsorbsi
2. Fase 2(farmakokinetika), merupakan fase dimana nasib obat didalam tubuh (ADME)
3. Fase 3(farmakodinamika), merupakan fase dimana aksi obat terhadap tubuh (interaksi obat dengan reseptor dalam menimbulkan efek)
TUJUAN PENGATURAN DOSIS
Tujuan pengaturan dosis pemberian obat yaitu agar aman, tetap dalam rentang terapeutik, tidak melampaui KTM dan tidak dibawah kadar kritis dari konsentrasi minimum dimana obat tidak efektif.
TUJUAN PENETAPAN DOSIS
Tujuan penetapan dosis obat yaitu untuk mendapatkan efek terapeutik dari obat, tidak semua obat bersifat menyembuhkan penyakit, banyak obat hanya meringankan gejala.
MACAM-MACAM DOSIS
Berikut ini macam-macam dosis sebagai berikut:
1. Dosis lazim
2. Dosis terapi
3. Dosis minimum
4. Dosis maksimum
5. Dosis toksik
6. Dosis letal
7. Dosis awal/pertama/muat(loading dose)/permulaan(initial dose)
8. Dosis pemeliharaan (maintenance dose).
HUBUNGAN ANTARA DOSIS DAN RESPON OBAT
Dosis obat yang diberikan akan mempengaruhi ketersediaan obat dalam darah untuk berikatan dengan reseptor sehingga menimbulkan efek. Respon terhadap dosis obat yang rendah biasanya meningkat sebanding dengan dosis yang diberikan. Semakin tinggi dosis, respon meningkat, dan efek meningkat. Dengan meningkatnya dosis pada titik tertentu respon menurun, sehingga tercapai dosis yang tidak dapat meningkatkan respon kembali (jenuh). Hubungan antara konsentrasi dan efek obat digambarkan dengan kurva hiperbolik EC50.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OBAT
Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi obat:
1. Faktor karakteristik pasien, seperti umur, berat badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin
2. Faktor penyaki, seperti sifat,jenis dan kasus penyakit
3. Faktor obat atau potensi obat, seperti rute pemberian obat, sifat fisikokimia, sifat farmakokinetik (ADME)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEK OBAT
Berikut ini beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi efek obat:
1. Fase 1(farmasetik), merupakan fase dimana bentuk sediaan obat melepas zat aktif dan siap untuk diabsorbsi
2. Fase 2(farmakokinetika), merupakan fase dimana nasib obat didalam tubuh (ADME)
3. Fase 3(farmakodinamika), merupakan fase dimana aksi obat terhadap tubuh (interaksi obat dengan reseptor dalam menimbulkan efek)
NAMA : RIZKY HUSAIN
DeleteNIM : I4041202016
LANJUTAN
PERHITUNGAN DOSIS
Berikut ini merupakan perhitungan pada dosis :
1. Berdasarkan Usia
A. Bayi :
Formula fried (bayi < 1 tahun)
Dosis bayi = umur bayi (bulan)/150 x dosis dewasa (mg)
B. Anak Dan Remaja
a. Formula young ( 1- <8 tahun)
Dosis anak = umur anak (tahun)/umur(th)+12 x dosis dewasa(mg)
b. Formula dilling (8-<20 thn)
Dosis anak = umur (th)/20 x dosis dewasa(mg)
c. Formula cowling
Dosis anak = umur (th) / 24 x dosis dewasa(mg) “umur digenapkan keatas
d. Formula bastedo
Dosis anak = umur (th) / 30 x dosis dewasa(mg)
e. Formula Gaubius
<1 th Da = 1/12 x Dd(mg)
2. Berat Badan
a. Formula clark (amerika)
Dosis anak = BB (pound) / 150 pound x dosis dewasa
b. Formula thremich-fier (jerman)
Dosis anak = BB (Kg)/70Kg x Dosis dewasa
c. Formula black (belanda)
Dosis anak = BB(kg)/62 x Dd
d. Formula juncer & laubius
Dosis anak = % x dosis dewasa
3. Lansia (Geriatri), Keadaan fisiknya menurun maka dosis yang dibeirkan harus lebih kecil dari dosis maksimum biasa.
- 60-70 th : 4/5 DD
- 70-80 th : ¾ DD
- 80-90 th : 2/3 DD
- >90 th : ½ DD
- 65 – 74 th : dosis biasa – 10%
- 75 – 84 th : dosis biasa – 20%
- >85 th : dosis biasa – 30 %
4. Luas permukaan tubuh
Dosis anak = luas permukaan tubuh (m2)/1.73(m2) x dosis dewasa
Metode ini pali tepat/akurat karena ada korelasi langsung antara BSA dengan kec.metabolisme obat
a. Metode wagner
PT(m2) = 0,09 x BB(kg)^0,73
b. Hasil kali TB dan BB
LPT(m2) = akar dari TB(cm) x BB(kg)/3600
NABILA OKTAFIA
ReplyDeleteI4041202005
Semua obat adalah racun hanya dibedakan berdasarkan dosis, hal ini dilambangkan dengan ular dan gelas. Ular memiliki bisa (racun) identik dengan obat. Gelas menandakan takaran yang tepat agar obat berkhasiat. Kriteria obat yaitu aman, efikasi, kualitas. Pengobatan rasional meliputi tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, dan tepat jenis obat.
Kriteria obat adalah:
a. Safety (aman)
b. Efficacy (manjur/berkhasiat)
c. Quality (bermutu)
- Dosis: aturan pemakaian yang menunjukkan kadar/banyaknya suatu obat dalam satuan tertentu serta frekuensi pemberian obat untuk efek terapetik terhadap pasien. Besar dosis berhubungan dengan kadar obat ditempat kerja obat (Biological activity).
- Faktor regimen dosis: karakteristik pasien, penyakit, dan potensi obat.
- Obat akan melewati fase: farmasetik yaitu fase ketika zat aktif suatu obat siap di absorbsi, farmakokinetik yaitu obat tersedia untuk beraksi, dan farmakodinamik yaitu aksi obat terhadap tubuh berhubungan dengan ikatan antar obat-reseptor sehingga menimbulkan efek.
Fase-fase yang mempengaruhi efek obat adalah:
1. Fase farmasetik yaitu fase yang menentukan banyaknya obat yang diabsorbsi masuk ke sirkulasi sistemik
2. Fase farmakokinetik (ADME)
3. Fase farmakodinamik adalah fase interaksi obat dengan reseptornya dan menimbulkan efek.
Tujuan pengaturan dosis adalah:
a. Aman
b. Tetap dalam rentang terapetik
c. Tidak melampaui MTC (KTM)
d. Tidak jauh dari bawah kadar kritik dari konsenrasi minimum (dibawah MEC)
Cp maks adalah konsentrasi maksimum dalam darah. tmaks waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum. AUC adalah jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.
Tujuan Penetapan dosis adalah mendapatkan efek terapetik dari suatu obat tetapi tidak semua obat dapat menyembuhkan, ada yang meniadakan/meringankan gejala sehingga ada 3 jenis pengobatan:
1. Terapi kausal-> penyebab penyakit ditiadakan
2. Terapi simptomatis-> gejala penyakit diobati atau diringankan
3. Terapi substitusi-> mengganti zat yang lazim dibuat oleh organ
Indeks terapi melambangkan keamanan obat, semakin besar IT maka semakin aman obat digunakan.
Sifat Farmakokinetik obat:
1. Jendela terapi, parameternya adalah IT
2. Elminasi, parameternya t eliminasi
3. Absorbsi
- Tujuan penetapan dosis: aman, dalam rentang terapetik, tidak melewati konsentrasi toksik miminum, dan tidak dibawah konsentrasi efektif minimum / minimum effect concentration.
- Jenis terapi: terapi kausal, terapi simtomatis, dan terapi subsitusi Indeks terapi (IT) = ED50/LD50 : IT lebar, jika > 2, IT sempit, jika <2 perlu diperhatikan pemakaiannya. Eliminasi (T ½) lambat: obat semakin lama didalam tubuh, jika cepat obat lebih cepat meninggalkan/dikeluarkan dari tubuh. Frekuensi obat berbeda karena obat memiliki T½ yang berbeda.
- Absorbsi lambat: obat semakin lama masuk kedalam sistem peredaran darah sehingga onset lama, absorbs cepat: onset cepat. Dosis berulang didasarkan pada kecepatan waktu paruh T ½ suatu obat yang dihitung MEC dan KTM nya sehingga obat selalu berada dalam indeks terapi.
Regimen dose merupakan jadwal pemberian dosis suatu obat. Faktor yang mempengaruhinya:
a. Faktor karakteristik pasien (umur, BB, luas permukaan tubuh, dan lain-lain)
b. Faktor penyakit
c. Faktor obat/potensi (rute/cara pemberian, sifat fisika kimia, dll)
Muhammad Rifky
ReplyDeletePSPPA XIV
Kelompok III
.
Pendosisan dibedakan menjadi pendosisan untuk bayi, anak dan remaja , dewasa dan geriatri.
Menurut Paracelcus “ Semua obat adalah racun, yang membedakannya hanya ketepatan dosis.”
Obat jika berlebih dosisnya makan akan menjadi racun, namun jika kurang maka tidak berefek. Dosis yang tepatlah yang dapat membuat obat itu menjadi bermanfaat / memiliki efek terapi.
Kriteria Obat:
a. Aman (Tidak berbahaya bagi kesehatan),
b. Efficacy (obat harus memiliki efek khasiat),
c. Quality (obat harus memiliki kualitas/ karakteristik , ini terkait dengan stabilitas dan lainnya harus dipantau )
Dosis (takaran obat) adalah aturan pemakaian yang menunjukkan kadar/banyaknya suatu obat yang mana jumlah obat dalam satuan berat serta frekuensi pemberian obat, yang dapat mempengaruhi organisme atau diberikan kepada pasien baik untuk obat luar (etiket biru) maupun obat dalam (etiket putih) untuk memperoleh efek terapeutik yang diharapkan. Dosis itu nanti akan menentukan berapa kadar obat dalam darah/ Bioavailabilitas.
Memilih dan menetapkan dosis memperhatikan dan menyesuaikan dengan faktor :
a. Faktor karakteristik pasien seperti umur, BB, luas perm tubuh, dll
b. Faktor penyakit. Cth : pasien memiliki penyakit hati/ ginjal, maka dosis harus disesuaikan. Jika pasien memiliki penyakit terkait gangguan metabolisme dan ekskresi maka harus dipertimbangkan dosis obat yg diberikan.
c. Faktor obat/potensi obat, antaranya : rute pemberian obat, sifat fisika kimia, ADME. Cth : obat yg memiliki kelarutan tinggi dalam lemak, maka diminum sesuai aturan yg ditetapkan misal sesudah, sebelum atau bersama makanan.
Obat akan menimbulkan efek jika obat berikatan dengan reseptor yang sesuai dengan dosis yang sesuai atau pada rentang dosis terapi, namun ada obat yang dapat bekerja tanpa berikatan dengan reseptor. Contoh obat yang tidak berikatan dengan reseptor yaitu antasida (menetralisir asam lambaung karena bersifat basa), karbon aktif (menyerap racun biasanya untuk pengobatan diare), sukralfat (melapisi muka lambung yang terluka)
Tujuan pengaturan rancangan dosis pada pemberian obat :
a. Aman
b. Tetap dalam rentang terapeutik (Indeks terapi)
c. Tidak melampaui MTC (Kadar toksik minimum)
d. Tidak jatuh dibawah kadar kritis dari konsentrasi minimun (MEC) (Konsentrasi Efektif minimum) karena tidak memiliki efek terapi
Tujuan dari penetapan dosis obat adalah untuk mendapatkan efek terapi namun tidak semua obat bersifat menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya meringankan gejala atau mengatasi simptomatik.
Oleh karena itu dibedakan menjadi 3 jenis terapi :
1. Terapi kausal yaitu meniadakan penyebab penyakit. Contoh antibiotik, dll
2. Terapi simptomatis yaitu meringankan gejala saja, tidak menghilangkan penyebab penyakit , Cth analgetik , obat hipertensi dll
3. Terapi substitusi yaitu pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yg sakit. Cth insulin utk penderita DM.
I4041202045 ERWANSYAH
ReplyDeleteDosis obat ialah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram, milli gram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (unit internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Bila dosis obat yang diberikan melebihi dosis terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai dosis toksik. Dosis toksik ini dapat sampai mengakibatkan kematian disebut sebagai dosis letal. disebut sebagai dosis letal.
1. Definisi Dosis Dosis (takaran obat) adalah aturan pemakaian yang menunjukkan kadar/banyaknya suatu obat (jumlah obat dalam satuan berat: gram (g), miligram (mg), mocrogram (), atau satuan isi: volume (milliliter/mL, liter/L) dan unit(ui/unit internasional) serta frekuensi pemberian obat) dapat mempengaruhi organisme, yang dapat digunakan/diberikan kepada pasien, baik untuk obat dalam maupun obat luar, untuk memperoleh efek teurapetik yang diharapkan. Bedanya dosis obat yang diberikan berhubungan dan menentukan kadar obat ditempat kerja obat (Biological Availability / BA) sehingga berhubungan dalam menentukan efek obat. Ilmu yang mempelajari tentang dosis obat/kajian tentang dosis obat disebut posologi. 2. faktor yang mempengaruhi - faktor karakteristik pasien : umur, berat/komposisi badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, ras, toleransi, habituasi, adiksi dan sensitifitas serta kondisi daya tangkis/ daya tahann tubuh penderita - faktor penyakit : kondisi penyakit (sifat dan jenis penyakit serta kasus penyakit - faktor obat/potensi obat : rute/cara pemberian obat, sifat fisika-kimia, sifat farmakokinetinya (ADME), toksisitas dan jenis obat) 3. Bagaimana hubungan antara dosis obat dengan respon /efek obat dan jelaskan fase-fase yang mempengaruhi efek obat - fase farmasetik/ biofarmasetika/biofarmasi : Fase yg dipengaruhi oleh cara pembuatan obat, bentuk sediaan obat, dan zat tambahan yang digunakan. Fase ini akan menentukan banyaknya obat yang diabsorpsi masuk ke sirkulasi sistemik. -Fase Farmakokinetik : Selain dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia obat (zat aktif) juga dipengaruhi oleh sifat fisiologi tubuh, dan jalur/rute pemberian obat. Obat yang masuk kepembuluh darah tanpa melalui proses absorpsi akan cepat menimbulkan efek karena obat dapat langsung mengalami distribusi. - Fase Farmakodinamik : Menjelaskan interaksi obat dengan reseptornya dalam menimbulkan efek. Atau mempelajari fase pengaruh obat terhadap fisiologi tubuh. Fase ini dipengaruhi oleh struktur kimia obat, jumlah obat yang sampai pada reseptor, dan afinitas obat terhadap reseptor dan sifat ikatan antara obat dengan reseptor. 4. Tujuan penetapan dosis - Aman - Tetap dalam rentang Terapetik (berefek) - Tidak melampaui MTC (KTM) - Tidak jatuh dibawah kadar kritik dari konsentrasi minimum dimana obat tidak efektif ( tidak subterapi dibawah MEC) 5. jenis pengobatan - terapi kausal : dimana penyebab penyakit ditiadakan, khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan - terapi simptomatis: hanya gejala penyakit yang diobati dan diringankan, misalnya kerusakan pada suatu organ atau syaraf - terapi subbstitusi : obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit. 6. karakteristik obat T ½ : waktu yang diperlukan suatu obat sehingga kadar obat dalam darah atau jumlah obat dalam tubuh tinggal separuhnya. Obat yang t ½ nya panjang umumnya frekuensi pemakaiannya relatif jarang, karena durasi kerja obat relatif panjang
Dosis obat (takaran obat) adalah aturan pemakaian yang menunjukkan kadar atau banyaknya suatu obat dalam satuan berat. Dimana suatu obat yang digunakan berlebih akan menjadi racun (over dosis) dan jika dosis kurang efek tidak tercapai (sub terapi). Kriteria obat adalah:
ReplyDeletea. Safety (aman)
b. Efficacy (manjur/berkhasiat)
c. Quality (bermutu)
Pengobatan rasional (4T+1W) yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping. Dosis harus menimbulkan efek farmakologi yang tepat dan aman bila dikonsumsi pasien. Dosis ini berhubungan dan menentukan kadar obat di tempat kerja obat (bioavailabilitas) sehingga menentukan efek obat. Regimen dose merupakan jadwal pemberian dosis suatu obat. Faktor yang mempengaruhinya:
a. Faktor karakteristik pasien (umur, BB, luas permukaan tubuh, dan lain-lain)
b. Faktor penyakit
c. Faktor obat/potensi (rute/cara pemberian, sifat fisika kimia, dll)
Fase yang mempengaruhi efek obat
1. Fase farmasetik
Fase yang di pengaruhi oleh pembuatan obat, bentuk sediaan obat dan zat tambahan yang di gunakan
2. Fase farmakokinetik
Selain di pengaruhi sifat fisika kimia obat (zat aktif) juga di pengaruhi oleh sifat biologis tubuh dan jalur/rute pemberian obat. Obat yang masuk ke pembuluh darah tanpa melalui proses absorpsi akan cepat menimbulkan efek karena obat dapat langsung mengalami distribusi
3. Fase farmakodinamik
Menjelaskan interaksi obat dengan reseptornya dlaam menimbulkan efek serta mempelajari fase pengaruh obat terhadap fisiologis tubuh. Fase ini di pengaruhi oleh struktur kimia obat jumlah obat yang sampai pada reseptor dan afinitas obat terhadap reseptor dan sifat ikatan antara obat dengan reseptor
Tujuan pengaturan rancangan dosis pada pemberian obat
1. Aman
2. Berefek
3. Tidak melampaui MTC (KTM)
4. Tidak jauh di bawah kadar kritik dari konsentrasi minimum (dibawah MEC) di mana obat tidak efektif
Tiga jenis pengobatan yaitu :
Delete1. Terapi kausal-penyebab penyakit ditiadakan
2. Terapi simptomatis-gejala penyakit diobati atau diringankan
3. Terapi substitusi-mengganti zat yang lazim dibuat oleh organ
Indeks terapi melambangkan keamanan obat, semakin besar IT maka semakin aman obat digunakan.
Sifat Farmakokinetik obat:
1. Jendela terapi, parameternya adalah IT
2. Elminasi, parameternya t eliminasi
3. Absorbsi
Obat memiliki frekuensi penggunaan yang berbeda karena obat memiliki karakteristi t 1/2 tertentu. T1/2 adalah waktu yang diperlukan obat sehingga kadar obat dalam darah menjadi 1/2 nya. semakin panjang t1/2 obat maka frekuensi penggunaan obat relatif jarang
DOSIS
ReplyDeleteDosis(takaran obat ) adalah aturan pemakaian yang menunjukan kadar/banyaknya suatu obat (jumlah obat dalam satuan berat; gram(g), milligram(mg) dldan unit serta frekuensi pemberian obat) dapat mempengaruhi organisme, yang dapat digunakan/diberikan kepada pasien, baik untuk obat dalam (etiket berwarna putih)maupun obat luar(etiket warna biru), untuk memperoleh efek teurapetik yang diharapkan.
Sejumlah obat yang diberikan tersebut memiliki frekuensi pemberian obat baik satu kali atau selama jangka waktu tertentu. Dosis mesti menimbulkan efek farmakologi . Besarnya dosis yang diberikan berhubungan dan menentukan kadar obat ditempat kerja obat sehingga berhubungan dalam menentukan efek obat.
Faktor yang mempengaruhi dalam memilih dan menetapkan dosis memperhatikan dan menyesuaikan
1. Faktor Karakteristik pasien: umur,bb, jenis kelamin dll
2. Faktor penyakit: kondisi penyakit (sifat dan jenis penyakit serta kasus penyakit )
3. Faktor Obat/ potensi obat; rute, ADME, toksisitas dan jenis obat
Fase yang mempengaruhi efek obat :
1. Farmasetik: fase dimana bentuk obat dirubah menjadi zat yang siap diabsorbsi
2. Farmakokinetika;bagaimana nasib obat didalam tubuh ADME disini penentuan kadar obat yang dapat berikatan dengan reseptornya
3. Farmakodinamika: obat berinteraksi dengan reseptor kemudian menimbulkan efek
• Tujuan Penetapan Dosis
Tujuan pengaturan rancangan dosis pada pemberian obat
1. Aman
2. Berefek
3. Tidak melampaui KTM
4. Tidak jatuh di bawah kadar kritik dari konsentrasi minimum di mana obat tidak efektif
Tiga jenis pengobatan yaitu :
1. Terapi kasual
Obat dapat menghilangkan penyebab penyakit / meniadakan khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan contoh : obat kemoterapeutika (antibiotik, fungisida, obat malaria dsb)
2. Terapi simtomatis
Hanya gejala penyakit yang di obati dan di ringankan misalnya kerusakan pada suatu organ atau syaraf contohnya: analgetik pada rematik, obat hipertensi dan obat jantung
3. Terapi substitusi
Obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit misalnya insulin pada penderita diabetes
Sifat Farmakokinetik obat
1. Jendela Terapi, parameternya Indeks terapi
2. Eliminasi :t1/2 eliminasi, semakin lama obat tinggal didalam tubuh maka semakin lama berefeknya didalam tubuh
3. Absorbsi ; semakin lam maka obat akan butuh onset yang lebih Panjang
Contoh obat-obat yang relative aman dan mempunyai rentang keamanan dosis yang luas seperti
1. Penicillin
2. Cephalosporin
3. Tetrasiklin
Contoh obat-obat dengan IT sempit ;
1. Digoksin
2. Antikonvulsan
3. Theophyline
4. Lidocaine
5. Phenytoine
6. Gentamisin
• Kenapa frekuensi obat berbeda-beda ?
Karena obat memiliki karakteristik T1/2 tertentu, dimana T1/2 adalah waktu yang diperlukan suatu obat sehingga kadar obat dalam darah atau jumlah obat dalam tubuh tinggal separuhnya. Obat yang T1/2 nya Panjang umumnya frekuensi pemakaiannya relative jarang, karena durasinya kerja obat relative obat panjang.misalnya waktu paruh 8 jam, awalnya 100%. Setelah 8 jam 50%, setelah 16 jam 25% dan seterusnya. Obat harus berada dijendela terapi agar mendapatkan efek yang diinginkan.
Semua obat adalah racun yang membedakannya hanyalah ketepatan dosis(paracelcus). Ada 3 kriteria obat yaitu Aman, Berkhasiat, Bermutu/karakteristik
Jika takaran obat pas/sesuai takaran maka akan memberikan manfaat/efek terapeutik yang diharapkan dan inilah yang disebut dengan pengobatan rasional. Pengobatan rasional terdiri dari :Tepat indikasi, Tepat pasien, Tepat regimen dosis(Dosis, waktu minum, interval/jarak antar dosis, lama pemakaian dan rute administrative), Tepat jenis obat, Waspada efek samping.
Posologi adalah ilmu yang membahas bentuk sediaan obat(padat, cair, gas dan semi padat), cara pemberiaan obat (parentral dan enteral), perhitungan dosis dan frekuenssi pemberiaan obat (berapa lama, berapa kali )
Nama : Clara Maretta Halim
ReplyDeleteNIM : I4041222047
Kelompok 8
Dosis adalah kadar suatu obat yang dapat mempengaruhi organisme dengan pemberian secara tepat pada pasien agar memperoleh efek terapeutik yang diinginkan. Dosis obat adalah sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada pasien, juga disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis terapeutik. Dosis/takaran jumlah adalah aturan pemakaian yang menunjukan kadar/banyaknya suatu obat (dalam satuan berat; gram(g), milligram(mg) dan mililiter(ml)) dapat mempengaruhi organisme, yang dapat digunakan/diberikan kepada pasien, baik untuk obat dalam (etiket berwarna putih)maupun obat luar(etiket warna biru), untuk memperoleh efek teurapetik yang diharapkan.
Obat memiliki 3 kriteria, yaitu
1. safety (aman)
2. efficacy (manjur/bermanfaat)
3. quality (bermutu/karakteristik) Ketiga kriteria tersebut harus dipenuhi agar bisa dijadikan sediaan obat.
Dalam pengobatan harus dilakukan secara rasional dengan beberapa syarat yaitu:
1. tepat pasien
2. tepat obat
3. tepat indikasi
4. tepat dosis
5. tepat pemberian
6. tepat interaksi
7. waspada efek samping
Beberapa faktor yang mempengaruhi dosis pemberian yaitu:
1. faktor karakteristik pasien : umur, berat/ komposisi badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, ras, toleransi, habituasi, adiksi, dan sensitifitas serta kondisi daya tangkis/daya tahan tubuh penderita.
2. faktor penyakit : kondisi penyakit (sifat dan jenis penyakit serta kasus penyakit)
3. faktor obat/potensi obat : rute atau cara pemberian obat, sifat fisika kimia, sifat farmakokinetik (ADME), toksisitas dan jenis obat .
Beberapa faktor yang mempengaruhi efek obat terhadap tubuh yaitu
1. farmasetik/biofarmasetik/biofarmasi (perubahan sediaan obat)
2. farmakokinetik (efek obat terhadap tubuh)
3. farmakodinamik (efek tubuh terhadap obat).
Faktor pengaturan rancangan dosis pada pemberian obat yaitu :
1.aman
2.berefek
3.tidak melampaui ktm
4.tidak jatuh di bawah kadar kritik dari konsentrasi minimum di mana obat tidak efektif
Terdapat 3 jenis pengobatan yaitu :
1. terapi kasual yaitu merupakan terapi obat dapat menghilangkan penyebab penyakit / meniadakan khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan contoh : obat kemoterapeutika (antibiotik, fungisida, obat malaria dsb)
2. terapi simtomatis yaitu merupakan terapi yang hanya gejala penyakit yang di obati dan di ringankan misalnya kerusakan pada suatu organ atau syaraf contohnya: analgetik pada rematik, obat hipertensi dan obat jantung
3. terapi substitusi yaitu merupakan terapi obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit misalnya insulin pada penderita diabetes
Pada dasarnya semua Obat itu merupakan racun, yang membedakannya hanyalah ketepatan dosis obat itu sendiri.
ReplyDeleteMacam-macam dosis Obat.
1. Dosis Terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan orang sakit.
2. Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang diberikan kepada penderita.
3. Dosis Toksik adalah dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat menyebabkan terjadinya keracunan obat
4. Dosis Letal (Lethal dose) yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Menyebabkan overdose
5. Initial Dose merupakan dosis permulaan diberikan pada penderita dg kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal.
6. Loading Dose adalah dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis.
7. Maintenance Dose adalah dosis obat yang diperlukan untuk memelihara dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan regimen dosis.
Obat memiliki 2 sisi, jika kelebihan dosisnya maka ia akan menjadi racun, jika kurang maka tidak berefek, maka dibutuhkan dosis yang tepat agar obat menjadi bermanfaat.
Kriteria dalam sediaan ada 3 yaitu
*Safety(Aman),
*Efficacy(Manjur/Berkhasiat)
*Quality(Bermutu/Karakteristik).
Pengobatan Rasional memenuhi 4T+1W yaitu:
*Tepat indikasi;
*Tepat pasien;
*Tepat regimen dosis;
*Tepat jenis obat; dan waspada (efek samping).
Dosis merupakan aturan pemakaian suatu obat yang menunjukkan kadar suatu obat tersebut yang dapat mempengaruhi organisme, yang diberikan kepada pasien baik untuk obat dalam maupun luar, untuk memperoleh efek terapetik yang diharapkan. Sejumlah obat yang diberikan memiliki frekuensi pemberian obat baik satu kali atau selama jangka waktu tertentu.
Selain itu, dosis yang diberikan mesti menimbulkan efek farmakologi yang tepat dan aman bila dikonsumsi oleh pasien. Besarnya dosis obat yang diberikan berhubungan dalam menentukan kadar obat ditempat kerja obat sehingga berhubungan dalam menentukan efek obat. Terdapat Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu:
1.Faktor karakteristik pasien: umur, berat badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, ras, toleransi, habituasi, adiksi, dan sensitifitas serta kondisi daya tahan tubuh penderita.
2.Faktor penyakit: kondisi penyakit (sifat; jenis penyakit; kasus penyakit).
3.Faktor obat/potensi obat: rute/cara pemberian obat, sifat fisika-kimia, sifat farmakokinetiknya(ADME), toksisitas, dan jenis obat.
Tujuan pengaturan dosis pada pemberian obat: Aman; Tetap dalam rentang terapeutik; Tidak melampaui MTC(KTM); Tidak jauh dibawah kadar kritik dari konsentrasi minuman dimana obat tidak efektif(tidak subterapi dibawah MEC).
Tujuan dari penetapan dosis obat, untuk mendapatkan efek terapeutik dari suatu obat, tapi tidak semua obat bersifat betul-betul menyembuhkan penyakit, banyak diantaranya hanya meniadakan dan meringankan gejala. Oleh sebab itu, terapi obat dibedakan dalam tiga jenis pengobatan yaitu Terapi kausal, simptomatis dan substitusi.
Fase-fase yang memengaruhi efek obat:
Fase 1.Farmasetik/Biofarmasetika/biofarmasi, fase yang dipengaruhi oleh cara pembuatan obat, bentuk sediaan obat, dan zat tambahan yang digunakan.
Fase 2.Farmakokinetik, dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia obat (zat aktif), sifat fisiologi tubuh, dan jalur/rute pemberian obat. Obat yang masuk ke pembuluh darah tanpa melalui proses absorpsi akan cepat menimbulkan efek karena obat dapat langsung mengalami distribusi.
Fase 3.Farmakodinamika, fase pengaruh obat terhadap fisiologi tubuh; dipengaruhi oleh struktur kimia obat, jumlah obat yang sampai pada reseptor, dan afinitas obat terhadap reseptor dan sifat ikatan antara obat dengan reseptor.
Nama : Danang Sigit Widianto
ReplyDeleteNIM : I4041222032
Obat jika digunakan berlebih akan menjadi racun (over dosis) dan jika dosis kurang efek tidak tercapai (sub terapi). Kriteria obat adalah:
a. Safety (aman)
b. Efficacy (manjur/berkhasiat)
c. Quality (bermutu)
Dosis yang pas akan memberikan manfaat yang diinginkan. Pengobatan rasional adalah pengobatan yang menerapkan 4T+1W, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping.
Posologi adalah ilmu yang membahas bentuk sediaan, cara pemberian, perhitungan dosis dan frekuensi pemberian obat. Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan kadar atau banyaknya suatu obat (jumlah obat dan frekuensi pemberian) dapat mempengaruhi organisme, yang dapat diberikan kepada pasien, baik obat dalam atau luar untuk efek terapetik yang diharapkan. Dosis harus menimbulkan efek farmakologi yang tepat dan aman bila dikonsumsi pasien. Dosis ini berhungan dan menentukan kadar obat di tempat kerja obat (bioavailabilitas) sehingga menentukan efek obat.
Regimen dose merupakan jadwal pemberian dosis suatu obat. Faktor yang mempengaruhinya:
a. Faktor karakteristik pasien (umur, BB, luas permukaan tubuh, dan lain-lain)
b. Faktor penyakit
c. Faktor obat/potensi (rute/cara pemberian, sifat fisika kimia, dll)
Fase-fase yang mempengaruhi efek obat adalah:
1. Fase farmasetik yaitu fase yang menentukan banyaknya obat yang diabsorbsi masuk ke sirkulasi sistemik
2. Fase farmakokinetik (ADME)
3. Fase farmakodinamik adalah fase interaksi obat dengan reseptornya dan menimbulkan efek.
Tujuan pengaturan dosis adalah:
a. Aman
b. Tetap dalam rentang terapetik
c. Tidak melampaui MTC (KTM)
d. Tidak jauh dari bawah kadar kritik dari konsenrasi minimum (dibawah MEC)
Cp maks adalah konsentrasi maksimum dalam darah. tmaks waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum. AUC adalah jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.
Tujuan Penetapan dosis adalah mendapatkan efek terapetik dari suatu obat tetapi tidak semua obat dapat menyembuhkan, ada yang meniadakan/meringankan gejala sehingga ada 3 jenis pengobatan:
1. Terapi kausal-> penyebab penyakit ditiadakan
2. Terapi simptomatis-> gejala penyakit diobati atau diringankan
3. Terapi substitusi-> mengganti zat yang lazim dibuat oleh organ
Indeks terapi melambangkan keamanan obat, semakin besar IT maka semakin aman obat digunakan.
Sifat Farmakokinetik obat:
1. Jendela terapi, parameternya adalah IT
2. Elminasi, parameternya t eliminasi
3. Absorbsi
Obat memiliki frekuensi penggunaan yang berbeda karena obat memiliki karakteristi t 1/2 tertentu. T1/2 adalah waktu yang diperlukan obat sehingga kadar obat dalam darah menjadi 1/2 nya. semakin panjang t1/2 obat maka frekuensi penggunaan obat relatif jarang
Livia
ReplyDeleteI4041222027
Kelompok 4
Semua obat adalah racun yang membedakannya hanyalah ketepatan dosis. Obat memiliki dua sisi seperti mata uang, jika dosisnya berlebih maka akan menjadi racun dan jika dosisnya kurang maka menjadi tidak berefek. Maka perlu dosis yang tepat untuk membuat obat menjadi bermanfaat. Ketika obat diberi takaran yang sesuai dengan anjuran, maka akan memberikan efek terapeutik yang diharapkan. Kriteria obat yaitu:
1. Safety (aman): obat harus diuji dengan serangkaian uji toksisitas sampai layak diedarkan
2. Eficacy (berkhasiat): harus berkhasiat dan memiliki efek untuk mengatasi penyakit
3. Quality (bermutu): memiliki kualitas dan karakteristik
Dosis yang tepat akan memberikan manfaat yang diinginkan. Pengobatan rasional (4T+1W), yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping.
Posologi adalah ilmu yang membahas bentuk sediaan, cara pemberian obat, perhitungan dosis dan frekuensi pemberian obat. Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan kadar atau banyaknya suatu obat (jumlah obat dan frekuensi pemberian) dapat mempengaruhi organisme, yang dapat diberikan kepada pasien, baik obat dalam atau luar untuk efek terapi yang diharapkan. Dosis harus menimbulkan efek farmakologi yang tepat dan aman bila dikonsumsi pasien. Takaran obat yang diberikan harus menimbulkan efek farmakologi (khasiat) yang tepat dan aman bila dikonsumsi pasien. Besarnya dosis ini berhubungan dengan menentukan kadar obat ditempat kerja obat (bioavailabilitas) sehingga menentukan efek obat.
Faktor yang mempengaruhi obat:
1. Faktor karakteristik pasien : umur, berat badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin
2. Faktor penyakit: sifat, jenis dan kasus penyakit
3. Faktor obat atau potensi obat: rute pemberian obat, sifat fisikokimia, sifat farmakokinetik (ADME)
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek obat:
1. Fase 1 (farmasetik): fase dimana bentuk sediaan obat melepas zat aktif dan siap untuk diabsorbsi 2).
2. Fase 2 (farmakokinetika): fase dimana nasib obat didalam tubuh (ADME)
3. Fase 3 (farmakodinamika): fase dimana aksi obat terhadap tubuh (interaksi obat dengan reseptor dalam menimbulkan efek)
Tujuan pengaturan dosis pemberian obat: aman, tetap dalam rentang terapeutik, tidak melampaui KTM (konsetrasi toksik minimum) dan tidak dibawah kadar kritis dari konsentrasi minimum dimana obat tidak efektif. Tujuan penetapan dosis obat: untuk mendapatkan efek terapeutik dari obat, tidak semua obat bersifat menyembuhkan penyakit, banyak obat hanya meringankan gejala. Macam-macam dosis: dosis lazim, dosis terapi, dosis minimum, dosis maksimal, dosis toksik, dosis letal.
Perhitungan dosis :
Delete1. Usia/umur
- bayi dan anak
Formula fried (bayi < 1 tahun)
Dosis bayi = umur bayi (bulan)/150 x dosis dewasa (mg)
- anak dan remaja
Formula young ( 1 sd <8 tahun)
Dosis anak = umur anak (tahun)/umur (thn) +12 x dosis dewasa (mg)
Formula dilling (8 sd <20 thn)
Dosis anak = umur (thn)/20 x dosis dewasa (mg)
Formula cowling (8-12 thn)
Dosis anak = umur (thn) / 24 x dosis dewasa (mg)
Formula bastedo
Dosis anak = umur (thn) / 30 x dosis dewasa (mg)
2. Berat badan
- Formula clark (amerika)
Dosis anak = BB (pound) / 150 pound x dosis dewasa
- Formula juncer & laubius
Dosis anak = % x dosis dewasa
Lansia, keadaan fisiknya menurun maka dosis yang diberikan harus lebih kecil dari dosis maksimum biasa.
60-70 thn : 4/5 DD
70-80 thn : ¾ DD
80-90 thn : 2/3 DD
>90 thn : ½ DD
3. Luas permukaan tubuh
Dosis anak = luas permukaan tubuh (m2)/1.73(m2) x dosis dewasa
Perhitungan untuk pemberian obat sediaan tab/kap, injeksi ampul/vial, larutan/sirup
Rumus dasar X = D/T x B
X= jumlah/volume obat hasil hitungan yang akan diberikan ke pasien
D= dosis/konsentrasi yang diinginkan (pesanan)
T= dosis yang tersedia
B= bentuk sediaan obat/volume dosis yang tersedia
Rumus ini untuk menghitung : sediaan tablet/kapsul, injeksi ampul/vial, larutan/sirup
b. Perhitungan untuk pemberian obat melalui infus
- Menghitung kecepatan infus dengan volume tertentu
Tetes/menit = (volume yang harus diberikan X tetes/ml infus set) / waktu (menit)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama : Harli Frimana (I4041222028)
ReplyDeleteKelompok 4
Obat bisa memberikan manfaat dan bisa juga menjadi racun yang berbahaya, yang membedakan adalah ketepatan dosis.
Obat memiliki 3 kriteria, yaitu
1. safety (aman)
2. efficacy (manjur/bermanfaat)
3. quality (bermutu/karakteristik) Ketiga kriteria tersebut harus dipenuhi agar bisa dijadikan sediaan obat.
Dalam pengobatan harus dilakukan secara rasional dengan beberapa syarat yaitu:
1. tepat pasien
2. tepat obat
3. tepat indikasi
4. tepat dosis
5. tepat pemberian
6. tepat interaksi
7. waspada efek samping
Beberapa faktor yang mempengaruhi dosis pemberian yaitu:
1. faktor karakteristik pasien : umur, berat/ komposisi badan, luas permukaan tubuh, jenis kelamin, ras, toleransi, habituasi, adiksi, dan sensitifitas serta kondisi daya tangkis/daya tahan tubuh penderita.
2. faktor penyakit : kondisi penyakit (sifat dan jenis penyakit serta kasus penyakit)
3. faktor obat/potensi obat : rute atau cara pemberian obat, sifat fisika kimia, sifat farmakokinetik (ADME), toksisitas dan jenis obat .
Beberapa faktor yang mempengaruhi efek obat terhadap tubuh yaitu
1. farmasetik/biofarmasetik/biofarmasi (perubahan sediaan obat)
2. farmakokinetik (efek obat terhadap tubuh)
3. farmakodinamik (efek tubuh terhadap obat).
Macam-macam dosis dibedakan menjadi :
- Dosis lazim,
- Dosis terapi,
- Dosis minimum,
- Dosis maksimal,
- Dosis toksik,
- Dosis Letalis,
- Dosis awal/dosis pertama/dosis muat (loading dose) atau dosis permulaan (initial dose),
Terdapat 3 jenis pengobatan yaitu :
1. terapi kasual yaitu merupakan terapi obat dapat menghilangkan penyebab penyakit / meniadakan khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan contoh : obat kemoterapeutika (antibiotik, fungisida, obat malaria dsb)
2. terapi simtomatis yaitu merupakan terapi yang hanya gejala penyakit yang di obati dan di ringankan misalnya kerusakan pada suatu organ atau syaraf contohnya: analgetik pada rematik, obat hipertensi dan obat jantung
3. terapi substitusi yaitu merupakan terapi obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit misalnya insulin pada penderita diabetes
Nama : Inka Christi Willia
ReplyDeleteNim : I4041222026
Kelompok : 4
Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan berat (gram, milli gram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-unit lainnya (unit internasional). Obat jika digunakan berlebih akan menjadi racun (over dosis) dan jika dosis kurang efek tidak tercapai (sub terapi). Dosis yang pas akan memberikan manfaat yang diinginkan. Pengobatan rasional adalah pengobatan yang menerapkan 4T+1W, yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat dan waspada efek samping.
Kriteria obat adalah:
1. Safety (aman)
2. Efficacy (manjur/berkhasiat)
3. Quality (bermutu)
Dosis merupakan aturan pemakaian yang menunjukkan kadar atau banyaknya suatu obat (jumlah obat dan frekuensi pemberian) dapat mempengaruhi organisme, yang dapat diberikan kepada pasien, baik obat dalam atau luar untuk efek terapetik yang diharapkan. Dosis harus menimbulkan efek farmakologi yang tepat dan aman bila dikonsumsi pasien. Dosis ini berhungan dan menentukan kadar obat di tempat kerja obat (bioavailabilitas) sehingga menentukan efek obat.
Regimen dose merupakan jadwal pemberian dosis suatu obat. Faktor yang mempengaruhinya:
1. Faktor karakteristik pasien (umur, BB, luas permukaan tubuh, dan lain-lain)
2. Faktor penyakit
3. Faktor obat/potensi (rute/cara pemberian, sifat fisika kimia, dll)
Fase-fase yang mempengaruhi efek obat adalah:
1. Fase farmasetik yaitu fase yang menentukan banyaknya obat yang diabsorbsi masuk ke sirkulasi sistemik
2. Fase farmakokinetik (ADME)
3. Fase farmakodinamik adalah fase interaksi obat dengan reseptornya dan menimbulkan efek.
Tujuan pengaturan dosis adalah:
• Aman
• Tetap dalam rentang terapetik
• Tidak melampaui MTC (KTM)
• Tidak jauh dari bawah kadar kritik dari konsenrasi minimum (dibawah MEC)
Cp maks adalah konsentrasi maksimum dalam darah. tmaks waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar maksimum. AUC adalah jumlah total obat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik. Tujuan Penetapan dosis adalah mendapatkan efek terapetik dari suatu obat tetapi tidak semua obat dapat menyembuhkan, ada yang meniadakan/meringankan gejala sehingga ada 3 jenis pengobatan:
a. Terapi kausal : penyebab penyakit ditiadakan
b. Terapi simptomatis : gejala penyakit diobati atau diringankan
c. Terapi substitusi : mengganti zat yang lazim dibuat oleh organ
Obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit misalnya insulin pada penderita diabetes
sifat farmakokinetik obat
1. Jendela terapi
2. Eliminasi
3. Absorbsi
Obat memiliki frekuensi penggunaan yang berbeda karena obat memiliki karakteristi t 1/2 tertentu. T1/2 adalah waktu yang diperlukan obat sehingga kadar obat dalam darah menjadi 1/2 nya. semakin panjang t1/2 obat maka frekuensi penggunaan obat relatif jarang
Nama : Umi Khairiyah
ReplyDeleteNIM : I4041222030
Kelompok : 4
Kriteria obat
- Safety (aman)
- Efficacy (manjur/berkhasiat)
- Quality (bermutu/karakteristik)
Pengobatan rasional yaitu tepat indikasi, tepat pasien, tepat regimen dosis, tepat jenis obat, waspada efek samping
Ilmu yang mempelajari dosis obat/ kajian tentang dosis obat disebut posology.
Dosis adalah aturan pemakaian yang menunjukan kadar/ banyaknya suatu obat yang dapat digunakan pasien baik untuk obat dalam maupun obat luar untuk memperoleh efek teurapetik yg diharapkan
Faktor yang mempengaruhi yaitu:
1. Factor karakteristik pasien
2. Factor penyakit
3. Factor obat/potensi obat
Fase yg mempengaruhi efek obat :
1. Fase farmasetik
2. Fase farmakokinetik
3. Fase farmakodinamik
Tujuan rancangan dosis obat:
1. Aman
2. Tetap dalam rentang terapetik
3. Tidak melampau MTC
4. Tidak jatuh dibawah kadar kritik dari konsentrasi minimum
Frekuensi pemberian obat berbeda-beda karena obat memiliki karakteristik t1/2 tertentu.
3 jenis pengobatan yaitu
1. terapi kasual yaitu merupakan terapi obat dapat menghilangkan penyebab penyakit / meniadakan khususnya pemusnahan mikroorganisme yang merugikan
2. terapi simtomatis yaitu merupakan terapi yang hanya gejala penyakit yang di obati dan di ringankan misalnya kerusakan pada suatu organ atau
3. terapi substitusi yaitu merupakan terapi obat pengganti zat yang lazim dibuat oleh organ yang sakit.