Widget HTML Atas

Tips Kuliah Mahasiswa Millennial dan Tantangan Bagi Pendidik Generasi



Tips Kuliah Mahasiswa Milenial dan Tantangan Bagi Pendidik Generasi
Hadi Kurniawan_28 Desember 2019

Karakter generasi milenial
Generasi millennial atau generasi Y kian akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan pada tahun 1987 oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya seperti Generations: The History of America's Future Generations, 1584 to 2069 (1991) dan Millennials Rising: The Next Great Generation (2000).

Kaum Millennial adalah mereka generasi muda yang terlahir antara tahun 1980an sampai 2000. Kaum Millennial terlahir dimana dunia modern dan teknologi canggih diperkenalkan publik. Milenial lahir disaat industri hiburan mulai terpengaruh oleh internet dan perangkat seluler.

Awal 2016 Ericsson mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi beragam keinginan konsumen. Laporan Ericsson lahir berdasarkan wawancara kepada 4.000 responden yang tersebar di 24 negara dunia. Dari 10 tren tersebut beberapa di antaranya, adalah adanya perhatian khusus terhadap  perilaku generasi millennial. 

Dalam laporan tersebut Ericsson mencatat, produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat millennial. Sebab, pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi. "Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi," ujar Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul.

Sepanjang tahun ini, beberapa prediksi yang disampaikan Ericsson berhasil terbukti. Salah satunya, perilaku Streaming Native yang kini kian populer. 

Jumlah remaja yang mengonsumsi layanan streaming video kian tak terbendung. Ericsson mencatat, hingga 2011 silam hanya ada sekitar tujuh persen remaja berusia 16 - 19 tahun yang menonton video melalui Youtube. Rata-rata mereka menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga jam sehari. 

Angka tersebut melambung empat tahun kemudian menjadi 20 persen. Waktu yang dialokasikan untuk menonton streaming juga meningkat tiga kali lipat. Fakta tersebut membuktikan, perilaku generasi millennial sudah tak bisa dilepaskan dari menonton video secara daring (dalam jaringan / online)

Teknologi juga membuat para generasi internet tersebut mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat. 

The Nielsen Global Survey of E-commerce juga melakukan penelitian terhadap pergeseran perilaku belanja para generasi internet. Penelitian dilakukan berdasar penetrasi internet di beberapa negara. Nielsen melakukan riset terhadap 30 ribu responden yang memiliki akses internet memadai. Responden tersebut berasal dari 60 negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Utara, serta Timur Tengah.

Studi tersebut menggambarkan perilaku generasi akrab internet ini memilih jalur daring untuk meneliti dan membeli beragam produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nielsen mencatat, pertumbuhan penetrasi perangkat mobile di kota-kota besar Indonesia mencapai 88 persen. 

Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital.

Pada tahun 2012, seperti dikutip livescience.com dari USA Today, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa generasi millenial lebih terkesan individual, cukup mengabaikan masalah politik, fokus pada nilai-nilai materialistis, dan kurang peduli untuk membantu sesama jika dibandingkan dengan generasi X dan generasi baby boom pada saat usia yang sama. Studi ini sendiri berdasarkan analisis terhadap dua database dari 9 juta orang yang duduk di bangku SMA atau yang baru masuk kuliah. 

Generasi ini bila dilihat dari sisi negatifnya, merupakan pribadi yang pemalas, narsis, dan suka sekali melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.

 Akan tetapi, di sisi lain mereka memiliki sisi positif. Antara lain adalah generasi millenial merupakan pribadi yang pikirannya terbuka, pendukung kesetaraan hak (misalnya tentang LGBT atau kaum minoritas, red. kebebasan yang liberal ini juga bisa jadi hal negatif karena kebebasan tanpa bingkai syariat). Mereka juga memiliki rasa percaya diri yang bagus, mampu mengekspresikan perasaannya, pribadi liberal, optimis, dan menerima ide-ide dan cara-cara hidup.

Majalah Time sempat mengadakan polling yang hasilnya menunjukkan bahwa generasi ini menginginkan jadwal kerja yang fleksibel, lebih banyak memiliki 'me time' dalam pekerjaan, dan terbuka pada saran dan kritik, termasuk nasihat karier dari pimpinannya


Seperti apa gaya belajar mereka generasi milenial?

1. Suka belajar berkelompok, Berbeda dari generasi sebelumnya, para millennials lebih suka belajar secara berkelompok dibanding belajar secara individu. Mereka menyukai aktivitas pemecahan masalah dalam kelompok kecil.
2. Memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar, tentu saja teknologi merupakan suatu hal yang amat akrab dengan kehidupan seorang millennials. Oleh sebab itu, mereka juga sebisa mungkin akan menggunakan teknologi saat belajar. Contoh paling sederhana adalah dengan melakukan browsing internet saat belajar atau mengerjakan tugas.
3. Menyukai experiential learning, Experiential learning merupakan metode ajar di mana siswa belajar dari pengalaman. Jadi, guru tidak lagi hanya mengajar teori tetapi juga mengajak siswa untuk praktik.mDengan demikian siswa lebih aktif dan mendapat tambahan ilmu dari pengalamannya.

Bagaimana seharusnya mahasiswa milenial ???

Rasa penasaran dan keingintahuan tinggi tidak dibarengi dengan semangat berliterasi, minat baca yang berkurang cenderung hanya ingin mencari info cepat sumber tidak kredibel sehingga rawan hoax karena budaya literasi serta klarifikasi isi dan sumber informasi rendah. Maka mahasiswa milenial harus mengimbangi kondisi ‘zaman now’ dengan meningkatkan minat baca dan semangat berliterasi.

Jika menemui suatu kesulitan jangan berhenti. Teruslah bergerak walaupun sedikit, perlahan, bahkan merangkak namun yakinlah bahwa diantara kesulitan ada kemudahan serta solusi. Mahasiswa milenial tak cukup mengandalkan teknologi, karna tanpa kekuatan iman dan takwa kepada Allah akan menjadi kebablasan teknologi, bahkan kecerdasannya digunakan untuk “minter-minterin”, keahliannya justru untuk menghasilkan kemudharatan alih-alih memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi ummat dan dunia. Ibarat pisau tergantung berada di tangan siapa berada, bisa memberi manfaat di tangan chef dan mudharat di tangan penjahat. 

Generasi milenial yang sudah terbiasa dengan dunia modern, produk teknologi canggih, teknologi digital, jaringan internet, komunikasi dan interaksi melalui media sosial di dunia maya akan mempengaruhi dan mengikuti gaya hidup masyarakat milenial.

Generasi milenial terbiasa dengan akses cepat, serba instan, membuat kadang malas untuk beproses, ingin hasil cepat dan segera. Selain itu, jarang berinteraksi langsung karena semua bisa tergantikan dengan akses media sosial. Maka mahasiswa milenial mestinya tidak melupakan silaturahim, tatap muka berinteraksi dan komunikasi secara langsung, karna tidak semua bisa digantikan teknologi. Pertemuan akan mengikat hati lebih kuat karna adanya interaksi dan peran emosional serta psikologis yang saling terikat. Akibat kurang berinteraksi membuat kita kurang memahami keadaan diri, orang lain dan lingkungan. Perlu dibangun selain kecerdasan intelektual, juga kecerdasan emosional, spiritual serta social quotient (kecerdasan social).

Banyak cara untuk menyambung tali silaturahmi. Misalnya dengan cara saling berziarah (berkunjung), saling memberi hadiah, atau dengan pemberian yang lain. Sambunglah silaturahmi itu dengan berlemah lembut, berkasih sayang, wajah berseri, memuliakan, dan dengan segala hal yang sudah dikenal manusia dalam membangun silaturahmi. Dengan silaturahmi, pahala yang besar akan diproleh dari Allah Azza wa Jalla. Silaturahim menyebabkan seseorang bisa masuk ke dalam surga. Silaturahim juga menyebabkan seorang hamba tidak akan putus hubungan dengan Allah di dunia dan akhirat. 

Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim, dari Abu Ayyûb al-Anshârî: 

“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.

Silaturahmi juga merupakan faktor yang dapat menjadi penyebab umur panjang dan banyak rizki. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata: “Barang siapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barang siapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa menyambung silaturahmi lebih besar pahalanya daripada memerdekakan seorang budak. Dalam Shahîh al-Bukhâri, dari Maimûnah Ummul-Mukminîn, dia berkata:

“Wahai Rasulullah, tahukah engkau bahwa aku memerdekakan budakku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau telah melaksanakannya?” Ia menjawab, “Ya”. Nabi bersabda, “Seandainya engkau berikan budak itu kepada paman-pamanmu, maka itu akan lebih besar pahalanya”.

Yang amat disayangkan, ternyata ada sebagian orang yang tidak mau menyambung silaturahmi dengan kerabatnya, kecuali apabila kerabat itu mau menyambungnya. Jika demikian, maka sebenarnya yang dilakukan orang ini bukanlah silaturahmi, tetapi hanya sebagai balasan. Karena setiap orang yang berakal tentu berkeinginan untuk membalas setiap kebaikan yang telah diberikan kepadanya, meskipun dari orang jauh. 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus”. [Muttafaqun ‘alaihi].

Oleh karena itu, sambunglah hubungan silaturahmi dengan kerabat-kerabat kita, meskipun mereka memutuskannya. Sungguh kita akan mendapatkan balasan yang baik atas mereka. 

Diriwayatkan, telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata:
“Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan dengan mereka, akan tetapi mereka memutuskanku. Aku berbuat baik kepada mereka, akan tetapi mereka berbuat buruk terhadapku. Aku berlemah lembut kepada mereka, akan tetapi mereka kasar terhadapku,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau benar demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka pasir panas, dan Allah akan senantiasa tetap menjadi penolongmu selama engkau berbuat demikan.” [Muttafaq ‘alaihi].

Begitu pula firman Allah Ta’ala:
“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)”. [ar-Ra’d/13:25].

Dari Jubair bin Mut’im bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
“Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus, ( memutus tali silaturahmi)”. [Mutafaqun ‘alaihi].

Memutus tali silaturahmi yang paling besar, yaitu memutus hubungan dengan orang tua, kemudian dengan kerabat terdekat, dan kerabat terdekat selanjutnya. Oleh karena itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
”Maukah kalian aku beritahu tentang dosa terbesar di antara dosa-dosa besar?” Beliau mengulangi pertanyaannya sebanyak tiga kali. Maka para sahabat menjawab: ”Mau, ya Rasulullah,” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua”.

Wahai mahasiswa milenial, jangan terlena dengan zona nyaman, serba serbi kecanggihan teknologi, ketika kita tak bisa mengimbangi justru kita akan tergerus arus teknologi. Jadilah pribadi punya karakter baik dan holistic yakni secara keseluruhan adalah sebuah kesatuan penting dari bagian-bagian yang membentuknya, menjadi pribadi milenial harus memiliki kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan juga sosial.

Wahai mahasiswa milenial temukan alasan mengapa anda harus kuliah, harus belajar sehingga anda punya motivasi diri.
Tentukan arah/tujuan anda, apa niat anda, azamkan niat anda dan kuatkan kembali, berdayakan kemampuan dan keahlian, gunakan skill dan strategi untuk menggapai niat dengan aksi nyata agar tidak hanya mimpi dan ilusi, tak lupa terus mengevaluasi dan muhasabah diri, lalu berkomitmen kuatlah untuk tetap bertahan hingga garis finish.

Hadapi, hayati dan nikmati proses.

Saat ini tahun 2019 generasi Y atau kaum milleniallszaman now yang lahir paling lama awal tahun 2000 artinya mereka baru saja lulus SMA dan awal mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Penting untuk mengetahui karakter kecenderungan generasi bagi para pendidik agar dapat menyesuaikan teknik mengajar sehingga proses pendidikan lebih bermanfaat bagi semua pihak terutama peserta didik. 

Jangan sampai kita yang seorang pendidik sebagian yang termasuk generasi dibawahnya yaitu generasi X, atau di bawahnya generasi baby boomers bahkan dibawahnya lagi generasi traditionalist menganggap peserta didik yang generasi Y alias millennial juga bisa belajar dengan gaya kita. Sekarang kita pendidik generasi harus menjadi fasilitator di kelas dan lebih menghadapi mereka sesuai dengan gaya belajar generasi Y.

Jadikan itu sebagai tantangan. Selanjutnya bersiaplah menghadapi generasi Z. Generasi Z merupakan julukan bagi orang-orang yang lahir di tahun 2000 ke atas. Banyak yang beranggapan bahwa generasi ini di masa hidupnya telah mengalami banyak kejadian buruk. Oleh sebab itu, orang tua dari generasi termuda saat ini tersebut sangat protektif terhadap mereka. Bagi Generasi Z, perjalanan pendidikan mereka masih cukup panjang. 

Berikut ini adalah gaya belajar mereka.

1. Menyukai metode belajar learning by doing, mirip seperti generasi sebelumnya, Generasi Z lebih menyukai metode belajar learning by doing. Mereka lebih suka berkesperimen atau melakukan praktik dibanding duduk di kelas saja. Maka dari itu, guru-guru jadi harus bisa semakin kreatif dalam mengajar.
2. Bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu, generasi Z termasuk generasi yang bisa mengerjakan beragam tugas dalam satu waktu alias multitasking. Jangan heran lagi jika seseorang dari generasi Z bisa mempelajari banyak hal sekaligus. Sudah banyak bukti dari generasi Z yang multitalenta.
3. Membutuhkan tujuan yang jelas di awal pelajaran dan feedback yang cepat, sebelum belajar, generasi Z harus mengetahui apa saja topik yang akan ia pelajari dan hasil seperti apa yang diharapkan dari aktivitas belajar tersebut. Selain itu, guru-guru dari generasi Z juga harus sigap dalam memberikan feedback untuk siswanya. Dari kedua hal ini, mereka membutuhkan pengawasan yang cukup intensif dari fasilitator belajarnya.  

Bahkan kelahiran diatas 2010 disebut generasi alfa. Wah… Teruslah berproses… terutama tantangan bagi para pendidik generasi…

Hadi Kurniawan Apt
Hadi Kurniawan Apt Just Cool Just Smile

3 comments for "Tips Kuliah Mahasiswa Millennial dan Tantangan Bagi Pendidik Generasi"

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.club ^_$
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    ReplyDelete
  2. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    ReplyDelete
  3. Thanks infonya. Oiya ngomongin milenial, ternyata ada loh beberapa masalah keuangan yang kerap menghantui generasi tersebut. Apa aja itu? Cek selengkapnya di sini ya: Hati-hati, masalah keuangan ini hantui generasi milenial

    ReplyDelete

Post a Comment