GHIBAH itu senikmat MAKAN BANGKAI SAUDARA SENDIRI dan GHOSTSHIP (red. Gosip) itu Makin Digosok Makin Siiip…
GHIBAH itu senikmat MAKAN BANGKAI SAUDARA
SENDIRI dan GHOSTSHIP (red. Gosip) itu
Makin Digosok Makin Siiip…
-Hadi
Kurniawan-
Ghibah adalah
menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak
suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya,
kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Jikalah
perkataan kita benar terkait saudara kita maka kita termasuk kedalam ghibah,
jika salah maka terjerumus Fitnah.
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasannya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “’Tahukah kalian
apa itu ghibah?’ Lalu sahabat berkata: ‘Allah dan rasulNya yang lebih tahu’.
Rasulullah bersabda: ‘Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia
benci’. Beliau ditanya: ‘Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar
tentang saudaraku?’ Rasulullah bersabda: ‘jika engkau menyebutkan tentang
kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika
yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan
tentang saudaramu.’” (HR. Muslim no. 2589)
Allah mengetahui yang tersembunyi dan terselubung di dalam hati
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui
apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat
lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk disebelah kanan dan yang lain duduk disebelah kiri. Tiada suatu ucapan
pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. [Q.S. Qaf : 16-18]
Ghibah, menggunjing, bergosip
termasuk dalam dosa besar
“Dan orang-orang yang menyakiti
orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka
sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab
: 58]
Diriwayatkan
dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.
“Sesungguhnya
Allah meridhai kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga pula.
Allah meridhai kalian bila kalian hanya menyembah Allah semata dan tidak
mempersekutukannya serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya dan
janganlah kalian berpecah belah. Dan Allah membenci kalian bila kalian suka
qila wa qala (berkata tanpa berdasar), banyak bertanya (yang tidak berfaedah) serta
menyia-nyiakan harta”
Ancaman
neraka bagi pelaku ghibah
Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no.
6477 dan Muslim dalam kitab Shahihnya no. 2988 [3] dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah bersabda.
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak
dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang
dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”
Masalah ini disebutkan pula di akhir hadits yang berisi wasiat
Nabi kepada Muadz yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 2616 yang sekaligus
dia komentari sebagai hadits yang hasan shahih. Dalam hadits tersebut
Rasulullah bersabda.
“Bukankah tidak ada yang menjerumuskan orang
ke dalam neraka selain buah lisannya ?”
Perkataan Nabi di atas adalah sebagai jawaban atas pertanyaan
Mu’adz.
“Wahai Nabi Allah, apakah kita kelak akan dihisab atas apa yang kita
katakan ?”
Zinanya
lidah adalah berucap, zinanya hati adalah berprasangka
Diriwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Setiap anak Adam telah mendapatkan bagian
zina yang tidak akan bisa dielakkannya. Zina pada mata adalah melihat. Zina
pada telinga adalah mendengar. Zina lidah adalah berucap kata. Zina tangan
adalah meraba. Zina kaki adalah melangkah. (Dalam hal ini), hati yang mempunyai
keinginan angan-angan, dan kemaluanlah yang membuktikan semua itu atau
mengurungkannya”
Semua akan dimintai
pertanggungjawaban
“Dan janganlah
kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban”.
[Al-Israa : 36]
Jangan
sampai kita menjadi muslim dimana saudara kita tidak selamat dari kejamnya
lidah.
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahihnya hadits no.10 dari
Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
“Seorang
muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan
dan tangannya”
Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Muslim no.64 dengan lafaz.
“Ada
seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Siapakah orang muslim yang paling baik ?’Beliau menjawab, “Seseorang
yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya”.
Jaminan surga
bagi orang yang mampu menjaga mulut dan kemaluan
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya hadits no. 6474
dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah bersabda.
“Barangsiapa
bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di antara dua
janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga”
Yang dimaksud dengan apa yang ada di antara dua janggutnya adalah
mulut, sedangkan apa yang ada di antara kedua kakinya adalah kemaluan.
Berkata
yang baik atau diam. Diam adalah emas, namun berkata yang baik adalah mutiara.
Jika tak mampu berkata baik lebih baik diam.
Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya no. 6475 dan Muslim dalam kitab
Shahihnya no. 74 meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
bersabda.
“Barangsiapa
yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik
atau diam”
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni
dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia
telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]
Ghibah = Makan bangkai saudaranya sendiri.
Ghibah adalah perkara yang
diharamkan sebagaimana dalam firman-Nya, Allah telah melarangnya sebagaimana
dalam kaidah ushul fikih bahwa lafadz larangan asalnya menghasilkan
hukum haram. Di antara dalil larangan ghibah adalah firman Allah ta’ala:
“Wahai orang-orang yang
beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.
Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan jangan di antara kalian
menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? tentu kalian akan merasa jijik. Bertakwalah
kalian pada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.”
(QS. Al-Hujurat : 12)
Ibnu Katsir menjelaskan
dalam Tafsirnya bahwa pada ayat ini terdapat pelarangan dari perbuatan ghibah.
Penjelasan hal tersebut sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah yang telah
disebutkan sebelumnya.
Bagaimana sikap kita jika Dighibah-in???
Hadiahin aja sebagai ucapan
terimakasih karna sudi menanggung dosa kita dan menukar pahalanya kepada kita...
Muslim meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Shahihnya no. 2581
dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda.
“Tahukah
kalian siapa orang yang bangkrut ? Para sahabat pun menjawab, ‘Orang yang
bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda.
‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah
orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan
zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela,
menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak
kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan
kebaikannya sudah habis diberikan sementara belum selesai pembalasan tindak
kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu, lalu diberikan
kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka”.
Jangan
jadi muslim yang buruk
Muslim meriwayatkan sebuah hadits yang panjang dalam kitab
Shahihnya no. 2564 dari Abu Hurairah, yang akhirnya berbunyi.
“Cukuplah
seseorang dikatakan buruk jika sampai menghina saudaranya sesama muslim.
Seorang muslim wajib manjaga darah, harta dan kehormatan orang muslim lainnya”
“Hai
orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain
(karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. “ (QS.
Al-Hujurat : 11)
Mudahkan
urusan saudaramu…
Jagalah
AIB saudaramu…
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa
melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan
kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah
akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang,
Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong
hamba-Nya selama ia menolong saudaranya”. (HR. Muslim)
Cara Menghindari Ghibah
- Mengingat bahwa semua amalan akan dicatat termasuk
ucapan
Kita harus sadar bahwa
segala sesuatu apa yang telah kita ucapkan semuanya akan dicatat dan akan
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana
Allah berfirman yang artinya :
“Tiada suatu ucapan apapun yang diucapkan melaikan ada
didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf : 18)
- Mengingat ‘aib
sendiri yang lebih seharusnya diperhatikan
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata,
“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran
kecil di mata saudaranya, tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.”
[semut di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tak nampak, pen] (Az-Zuhd war Raqaiq Ibnul Mubarak, 211)
- Anggap diri kita lebih rendah dari orang lain
‘Abdullah Al Muzani
mengatakan,
“Jika
iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya,
maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu maka seharusnya
engkau katakan: “Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal shalih
dariku maka ia lebih baik dariku.” Jika ada orang lainnya yang lebih muda
darimu maka seharusnya engkau katakan, “Aku telah lebih dulu bermaksiat dan
berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia
sebenarnya lebih baik dariku.” Demikianlah sikap yang seharusnya engkau
perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu”. (Hilyatul Auliya, 2/226)
Cara bertaubat dari ghibah
Dalam masalah ini, ada dua pendapat ulama. Keduanya dari riwayat
Imam Ahmad rahimahullah, yaitu: Apakah bertaubat dari ghibah cukup
dengan memintakan ampunan untuk orang yang dighibahi? Atau apakah harus
diumumkan untuk orang yang dighibahi? Atau apakah harus diumumkan dan meminta
penghalangnya?
Pendapat yang benar adalah tidak perlu diumumkan. Sebaliknya, dia
cukup memintakan ampunan untuknya dan menyebutkan kebaikan-kebaikannya di
tempat-tempat ia menggibahinya. Pendapat ini dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah dan yang lainnya. Sedangkan yang berpendapat bahwa pelaku gibah harus
mengumumkan taubatnya, mereka menganggap gibah seperti hak harta.
Perbedaan keduanya sangat jelas. Sesungguhnya hak-hak harta, orang
terzalimi masih dapat mengambil manfaat dengan dikembalikannya harta yang
sebanding. Bila mau, dia dapat mengambilnya atau dapat pula menyedekahkannya.
Adapun ghibah, yang demikian tersebut tidak mungkin. Orang yang
di-ghibah-i tidak memperoleh sesuatu dengan diumumkannya taubat itu, kecuali
sesuatu yang berlawanan dengan tujuan syariat. Sesungguhnya pengumuman taubat
itu justru akan membangkitkan kemarahannnya, dan menyakitkannya jika dia
mendengar seusatu yang dituduhkan kepadanya. Bahkan mungkin akan membangkitkan
permusuhannya dan tidak akan menjernihkan permasalahannya selama-lamanya.
Ini bukanlah jalan
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sesungguhnya
penetapan syariat yang bijaksana tidak membolehkannya terlebih lagi
mewajibkannya dan memerintahkannya. Poros perputaran syariat adalah
menghilangkan dan mempersedikit kerusakan, bukan mendatangkan dan
menyempurnakannya.
Semoga Allah ta’ala
memberikan taufik kepada kita semua agar kita terjauhkan dari dosa ini yaitu
ghibah. Betapa banyak manusia yang terjerumus ke neraka disebabkan mereka tidak
mampu menahan lisan mereka dari ghibah lebih-lebih di zaman yang penuh fitnah
saat ini. Hanya kepada Allah ta’ala kita meminta pertolongan. Wallahu
a’lam
Referensi:
https://muslimah.or.id
berbagai sumber
ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
ReplyDeletehanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
terimakasih ya waktunya ^.^