Wahai Lelaki Berikan Kepastian: Halalkan atau Tinggalkan
Contoh: Surat
*Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Segala puji hanyalah bagi Allah sang pemilik rasa cinta, kasih dan sayang.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada baginda Nabi Muhammad yang menyebarkan Islam dengan penuh kelembutan, cinta dan kasih sayang.
*Assalamu’alaikum*
*Teruntuk kamu ya kamu*
Sebelumnya aku mohon maaf, jika aku hanya mampu menuangkan beberapa hal dalam tulisan ini.
Karena hanya melalui tulisan ini, aku memberanikan diri untuk menanyakan hal yang selama ini mengganjal di hati.
Aku tw hal ini mungkin tabu dilakukan oleh seorang wanita.
Namun aku hanya ingin mencontoh Khkamujah menyampaikan keinginannya untuk dinikahi oleh lelaki sholeh seperti Rasulullah. Dan in sya Allah tidak tercela dan melanggar syariat.
Melalui pertimbangan yang mendalam dan dengan niat yang baik, aku memberanikan diri untuk membuat surat ini.
*Dear kamu*,
Dari pertama kali kita dikenalkan, mungkin kamu juga tw niat awalnya bahwa kita bukan hanya sekedar menambah teman, tapi mengenal lebih dalam.
Meskipun pada awalnya aku pun biasa saja, ternyata qadarullah aku tidak hanya mendapatkan teman baru.
Tapi mendapatkan salah satu teman yg banyak memberikan inspirasi, motivasi dan ilmu khususnya dibidang ilmu agama, sehingga mengubah banyak hal dalam kehidupan aku.
Aku berharap mendapatkan sosok imam yg mampu membimbing aku mencapai ridhoNya, menyempurnakan setengah dien aku, membina keluarga dan rumah tangga hingga ke surgaNya.
Terima kasih telah menjkamu salah satu teman yg menunjukkan apa tujuan hidup yang sesungguhnya yaitu ridha dan surga Allah.
Mungkin abang juga faham, salah satu jalan penyempurna ibadah, penyempurna agama untuk menggapai tujuan tersebut adalah melalui rumah tangga.
Sehingga saat ini, aku sangat ingin bisa mewujudkan hal tersebut.
Jujur mungkin aku tw seharusnya aku tidak memiliki perasaan ini, perasaan yang seharusnya hanya bisa dimiliki bagi seseorang dalam ikatan yang suci dan sah.
Kemudian dengan pertemanan dan komunikasi yang terjkamu di antara kita, terkadang ada membawa aku kedalam perasaan yang tidak seharusnya dimiliki oleh seorang teman biasa.
Sehingga memungkinkan masuknya godaan syetan yang memalingkan aku dari fokusnya ibadah aku dan memungkinkan timbulnya fitnah yang tidak seharusnya.
Oleh karena itu, aku melalui surat ini ingin *memperjelas kedekatan yang ada diantara kita*, dan *ingin menanyakan perasaan kamu*, sehingga menghindari fitnah yang tidak seharusnya.
Apapun yg bg kamu rasakan, aku siap menerima apa adanya dengan rasa tawakkal kepada yg maha memiliki hati hambaNya dan maha membolak balikkan hati.
*Kejelasan dan ketegasan lah yang aku perlukan.*
Aku memahami bahwa masing2 kita memiliki masa lalu, namun kita tentunya masih memiliki masa depan dan harapan untuk diukir.
Aku menyadari bahwa rasa cinta yg dimiliki oleh setiap manusia terhadap lawan jenis merupakan fitrah manusia, nikmat dan anugerah terindah yang diberikan Allah.
Selain itu cinta juga merupakan fitrah manusia yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan.
Cinta pada awalnya hkamur dengan penuh keindahan, penuh keberkahan, dan penuh rahmad.
Bahkan memiliki rasa cinta terhadap sesama manusia merupakan tanda kesempurnaan iman sebagaimana Rasulullah bersabda "Tidak beriman seseorang diantara kamu, sehingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) seperti ia mencintai dirinya sendiri"
Aku takut cinta yang bukan dilandasi karena Allah antara dua insan yang berlawanan jenis dapat mengitori kesucian dan kesakralan cinta.
Aku berharap seandainya abang memiliki rasa yang sama, agar cinta yg merupakan anugerah dan fitrah ini menjkamu cinta suci karena Allah, bukan cinta yg dinodai fitnah dan tanpa ikatan sah pernikahan.
Cinta yang merupakan anugerah dari Allah ini aku harapkan dapat mendatangkan pahala, bukan sebaliknya yang dapat melemparkan pelakunya ke lembah penuh dosa.
Aku mendambakan melalui pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam, cinta itu menjkamu indah, penuh dg pahala dan bertabur berkah.
Aku berharap tatkala kamu memiliki rasa yang sama, kiranya dapat *menghalalkan* rasa ini, jikalaupun perasaan yg aku miliki hanya bertepuk sebelah tangan maka sudi kiranya kita *tinggalkan* perasaan yg lebih ini dan cukuplah kita sebagai teman.
Kamu mohon maaf atas keberanian aku menuliskan surat ini, tiada lain hanyalah *memaksimalkan ikhtiar dan dalam rangka menjaga cinta ini dalam rangka syariat, agar tidak liar dan memperturutkan hawa nafsu.*
Islam sebagai ajaran agama yg sempurna telah mengatur bagaimana membina rasa cinta terhadap lawan jenis ini dalam sebuah syariat cinta yang diwujudkan dalam sebuah ikatan yg kuat (mitsaqan ghaliza) yakni pernikahan.
Agar cinta yg dimiliki ini bisa kita jemput tetap terarah dan sesuai dengan syariat Allah sang pemberi rasa cinta dan sang pencipta yang maha membolak-balikkan hati.
Pernikahan adalah upaya menemukan sensasi keindahan cinta yang suci dan murni.
Aku takut kepada Allah tatkala jatuh cinta yang merupakan anugerah dan fitrah ini menjkamu fotamorgana yang diciptakan syetan.
Aku juga takut dua insan yang saling mencintai tanpa ikatan sah pernikahan menjkamu fitnah dan penyesalan.
Maka *_halalkan dalam ikatan pernikahan_* atau *_tinggalkan cukup sebagai teman_* itu jawaban yg aku nantikan.
Mohon maaf atas surat ini, *mohon jawaban kamu dengan tegas dn lugas.*
Semoga kita tetap dijalan-Nya yg lurus walaupun syetan yang merupakan musuh manusia yang nyata senantiasa menggoda untuk menyesatkan dan menggagalkan setiap kali seseorang hamba ingin menjalankan syariat.
Wassalaamualaykum
Dear kamu
*-Aku-*
4 April 2018
No comments for "Wahai Lelaki Berikan Kepastian: Halalkan atau Tinggalkan"
Post a Comment