Widget HTML Atas

THALIBUL 'ILMI



Menuntut Ilmu

Assalamu’alaikum .....selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yth. Ibu Rita Zahara selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia serta rekan-rekan yang saya cintai dan saya banggakan.

Mengawali pidato saya pada pagi hari yang cerah dan indah serta penuh dengan keceriaan, marilah kita selaku hamba Tuhan yang beriman dan bertakwa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya. Karena atas rahmat-Nya jualah sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan ini.
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya ucapkan terima kasih kepada Ibu dan rekan-rekan atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan pidato yang berjudul “Menuntut Ilmu”.

Rekan-rekan yang berbahagia,
Kita tentunya mengharapkan / bercita-cita bahwa pada suatu saat nanti kita akan menjadi orang yang sukses serta mempunyai masa depan yang cerah dan gemilang. Untuk mencapai itu diperlukan suatu bekal yang sangat penting yaitu ilmu. Dalam mengarungi bahtera kehidupan yang penuh dengan liku-liku, terpaan gelombang dan tiupan kesulitan  kita harus mempunyai ilmu.  Dengan ilmu menjadikan kita berfikir sebelum bertindak. Ilmu itu mempunyai pengertian yang luas seperti ilmu pengetahuan, ilmu agama dan definisi lainnya.

Rekan-rekan yang berbahagia,
Coba kita amati, sekarang banyak orang yang tidak dapat mengatasi masalahnya, akhirnya mereka mengambil jalan pintas; bunuh diri, gantung diri, minum racun dan sebagainya sebagai ekspresi dari keputusasaannya. Mengapa ini terjadi? Karena mereka kurang berilmu, mungkin saja mereka memiliki segudang ilmu namun mereka tidak mengamalkan dan mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki sehingga ilmu mereka hanya sekedar teori belaka tanpa praktik yang nyata. Mereka tidak menyadari perbuatan demikian bukannya menyelesaikan masalah bahkan membawa dan menimbulkan permasalahan baru.

Rekan-rekan yang berbahagia,
Saya ingin bertanya kepada rekan-rekan, Tuhan membekali kita akal fikiran itu untuk apa? Manusia merupakan makhluk sempurna yang dimuliakan Tuhan karena memiliki akal fikiran. Malaikat tidak, hewan apalagi. Hanya manusia yang dibekali akal fikiran. Akal fikiran yang diberikan Tuhan kepada kita ini adalah untuk berfikir. Oleh sebab itu, sebagai rasa syukur, kita harus mengisinya dengan ilmu.

Rekan-rekan yang berbahagia,
Jika kita tidak menggunakan akal, fikiran dan perasaan dalam bertindak, bisa jadi derajat kita drastis turun lebih rendah dan hina dari binatang, seperti melakukan pemerkosaan, pembunuhan dan lain-lain. Bagaimanapun ganas dan buasnya hewan mereka tidak pernah memakan atau membunuh anaknya sendiri.

Rekan-rekan yang berbahagia,
 Tuntutlah ilmu setinggi langit. Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina. Maksudnya menuntut ilmu memeng berat memerlukan pengorbanan fikiran, materi dan waktu. Akan tetapi itulah perjuangan hidup, setiap perjuangan pasti menuntut pengorbanan. Namun akhirnya kita sendiri yang akan merasakan manfaatnya nanti. Menuntut ilmu tidak ada batas waktunya. Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat.

Rekan-rekan yang berbahagia,
Apakah berbeda orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu? Tentu sangat berbeda. Perbedaanya ibarat orang yang mempunyai mata dan dapat melihat dengan orang yang mempunyai mata namun tidak berfungsi sehingga tidak dapat melihat. Ilmu merupakan cahaya. Cahaya dapat menerangi malam yang gelap gulita sehingga kita dapat melihat. Walaupun kita mempunyai mata yang berfungsi dengan sempurna, kita tidak dapat melihat tanpa adanya cahaya. Tanpa cahaya kita laksana orang buta tanpa arah dan tuntunan atau pedoman yang jelas kemana arah yang akan dituju. Jika kita ingin bahagia maka kita harus berilmu.

Rekan-rekan yang berbahagia,
Untuk mendapatkan berkah, serta manfaat dari ilmu yang dipelajari selain kita harus menghargai ilmu, mencintai ilmu, mengamalkan dan meyakini ilmu, kita harus memperhatikan adab, etika, moral dan menghormati guru yang mengajarkan ilmu kepada kita. Ilmu ibarat api. Jika api yang kecil digunakan untuk menghidupkan beribu-ribu lilin maka tidak akan menyebabkan  api itu mengecil, api itu tidak habis atau mati bahkan api berbagi dan menularkan sifat terangnya kepada lilin-lilin itu. Jadi, jika kita mengajarkan ilmu kepada orang lain untuk menerapkan ilmu yang kita miliki, bukannya ilmu kita semakin berkurang atau habis bahkan sebaliknya ilmu kita semakin terasah dan berkembang.
Sebelum mengakhiri pidato, harapan saya agar kita semua khususnya diri saya sendiri untuk tetap giat dan bersemangat menuntuk ilmu dan menghormati guru serta berbakti kepada orang tua yang telah bersusah payah membanting tulang memeras keringat mencari nafkah untuk membiayai sekolah kita. Jangan kecewakan mereka, jangan bohongi mereka, bayangkan wajah mereka. Kita berjanji untuk belajar sungguh-sungguh di sekolah jangan khianati amanah dan kepercayaan orang tua kita. Ingatlah, ilmu itu ada di mana-mana tidak hanya di bangku sekolah dan guru ada di segala penjuru serta pengalaman merupakan ilmu sekaligus guru yang paling berharga. Selain berilmu kita harus berakhlak/berbudi pekerti yang mulia / terpuji.

Rekan-rekan serta Ibu Rita yang saya hormati, demikian pidato saya terima kasih atas perhatian. Assalamu’alaikum .... selamat pagi dan salam sejahtera.

                                                                                          Orator,

                                                                      Hadi Kurniawan


Kelas VII SMAN 1 Singkawang Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Hadi Kurniawan Apt
Hadi Kurniawan Apt Just Cool Just Smile

No comments for "THALIBUL 'ILMI"