PIDATO ILMIAH HIV/AIDS
PIDATO ILMIAH
DALAM RANGKA DIES
NATALIS KE-II PRODI
KEPERAWATAN AKADEMI
KEPERAWATAN SINGKAWANG
HARI / TANGGAL
: SELASA, 18 APRIL 2006
Tema/Topik : HIV / AIDS
Oleh : Hadi Kurniawan
Pak Ali menjuluk asam
Asam dijuluk dengan galah hingga
jatuh
Saya awali dengan salam
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Selamat Pagi dan Salam Sejahtera bagi kita semua,
Yth. Dewan juri,
Yang saya
hormati panitia penyelenggara,
Yang saya
hormati Bapak/Ibu guru pendamping, serta
Rekan-rekan
seperjuangan peserta lomba pidato ilmiah dan hadirin yang saya cintai dan
banggakan.
Mengawali pidato saya pada pagi hari yang cerah dan indah serta penuh
dengan keceriaan, marilah kita selaku hamba Tuhan yang beriman dan bertakwa
memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, karena atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya jualah sehingga kita dapat melaksanakan kegiatan yang
mulia ini.
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya ucapkan terima kasih kepada penyelenggara
atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan sebuah pidato
yang berjudul “HIV / AIDS diketahui untuk dijauhi”.
Hadirin
yang berbahagia,
Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang HIV/AIDS, kita perlu mengetahui
bahwa AIDS (Acquired Immune Deficiency
Sindrom) adalah sekumpulan gejala penyakit yang didapat dari orang lain
akibat menurunnya kekebalan tubuh. AIDS bukan penyakit keturunan atau kutukan.
AIDS adalah penyakit yang disebabkan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yakni virus yang menyerang sel
limfosit/sel darah putih tipe T4 yang berfungsi memproduksi zat antibodi
sehingga dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh manusia menurun.
Virus ini
ditularkan melalui kontak langsung cairan tubuh berupa darah, cairan sperma dan
cairan vagina dengan cairan manusia lain yang tercemar melalui suatu luka. HIV
tidak terdapat/hanya dalam jumlah kecil pada urin, liur/muntahan, feses,
keringat, air mata. (dr. Budi Enoch).
Hadirin
yang berbahagia,
Seiring perkembangan zaman di era globalisasi dan perkembangan iptek
kebebasan pun merajalela, segala macam informasi dapat kita ketahui dengan
cepat dan akurat serta dalam waktu yang relatif singkat. Tantangan zaman yang
ekstrim penuh dengan liku-liku dan gelombang dalam mengarungi samudera/bahtera kehidupan.
Namun semua ini belum sepenuhnya dibarengi dengan kesiapan infrastruktur yang
meliputi kesiapan mental, sosial, pengetahuan dan daya nalar yang cukup
sehingga kita tidak dapat memfiltrasi pengaruh informasi, mode/trend yang
masuk. Harus kita waspadai bahwa budaya asing yang masuk harus diseleksi dan
budaya yang kita serap harus sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Taktik barat untuk menghancurkan kita adalah dengan serangan 3 F, yakni Fashion/busana. Sekarang pakaian para wanita remaja khususnya
semakin hari serasa kekurangan material kain, mereka anggap mode/trend. Fun/hiburan/entertainment, menghibur
diri dengan tindakan negatif seperti penyimpangan perilaku seksual, narkoba,
dan musik yang merangsang dan menggairahkan sahwat. Food/makanan, anak muda kita diberikan makanan / minuman yang dapat
merusak tubuh seperti minuman keras. Penyakit masyarakat yang dapat menjadi
kunci/pintu masuk HIV/AIDS adalah 5 M,
yaitu Madat/narkoba/napza, Madon/main perempuan, Main/berjudi, Minum/bermabuk-mabukan, dan Maling/mencuri
sebagai salah satu tindak kriminalitas yang dilakukan. Kita khawatir generasi
muda harapan yang merupakan tunas bangsa penerus estapet perjuangan bangsa
hancur terjerat HIV/AIDS. Kita maklumi bersama bahwa generasi muda merupakan
generasi yang masih labil dan sedang mencari jati dirinya. Proses pembentukan
jati diri untuk mewujudkan eksistensinya yang menyimpang menjadikan generasi
muda tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Jika ini terjadi maka roda
kepemimpinan bangsa akan mengalami “loss generation” dalam dimensi
mental, sosial, dan kepribadian.
Hadirin
yang berbahagia,
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui
beberapa cara :
1.
Berhubungan seksual dengan orang yang
terinfeksi HIV;
2.
Tranfusi darah yang telah tercemar HIV;
3.
Menusuk/menggores tubuh dengan alat yang
tercemar HIV seperti jarum suntik, alat tindik, dan tato;
4.
Dari ibu ke janin melalui
ari-ari/plasenta selama kehamilan, melalui perlukaan/pendarahan selama proses
persalinan, dan melalui ASI selama proses menyusui.
HIV/AIDS tidak ditularkan melalui :
1.
Kontak fisik yang meliputi sentuhan
kulit/jabat tangan, ciuman,pelukan;
2.
Memakai barang sehari-hari secara
bergantian, menggunakan alat makan/minum bersama, alat mandi dan alat tidur
bersama, memakai WC/kamar mandi bersama, serta berenang bersama;
3.
Gigitan nyamuk/serangga;
4.
Tinggal serumah dengan ODHA.
Hadirin yang berbahagia,
Yang perlu menjadi perhatian kita bersama serta menyikapi
sebuah pertanyaan, “apakah kita harus
menjauhi/mengasingkan atau bahkan mengucilkan orang yang menderita HIV/AIDS”.
Mereka hanya korban, lagipula virus ini tidak mudah untuk menular jika tidak
ada kontak langsung dengan cairan si penderita melalui luka dan virus HIV mudah
mati di alam bebas. Inilah salah satunya yang harus kita ketahui bahwa
sesungguhnya HIV/AIDS bukan penyakit keturunan/kutukan/penyakit
moral. Siapa saja bisa tertular HIV baik tua, muda, remaja bahkan pemuka
agama sekalipun.
Contohnya seorang biksu di Thailan tertular HIV/AIDS, coba kita bayangkan seorang
pemimpin umat yang tidak pernah melakukan hubungan seks bebas, narkoba, bisa
tertular. Hal ini mungkin saja terjadi diluar kesadaran dan tanpa kita sengaja.
Misalnya kita menolong korban kecelakaan dijalan raya yang ternyata mengidap
HIV (+), kebetulan ditubuh kita terdapat luka maka terjadilah kontak darah
dengan si penderita, otomatis kita yang menolong korban kecelakaan dengan niat
yang suci tertular penyakit maut yang mematikan. Oleh karena itu, kita harus
merubah paradigma / cara pandang
masyarakat yang melakukan tindak diskriminasi terhadap penderita
HIV/AIDS, hal ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat awam namun tidak
sedikit kalangan medis yang seharusnya merawat pasien HIV/AIDS.
Hadirin yang berbahagia,
Kelompok beresiko
tinggi / rawan tertular HIV adalah pengguna narkoba, WTS
dan pelanggannya, Homoseksual, Lesbian, Biseksual, Gigolo, dsb. (Sumber
: Klinik Mawar RSUD dr. Abdul Azis dan Dinas Kesehatan Kota Singkawang).
Faktor pendukung yang
menyebabkan tertularnya HIV/AIDS :
1.
Diri sendiri, tidak bisa menjaga diri, mudah
terpengaruh, pemanfaatan waktu luang yang menyimpang;
2.
Latar belakang keluarga, orang tua sibuk, kurangnya
perhatian dan kasih sayang orang tua, menyediakan waktu untuk mendengarkan
keluh kesah anaknya, terjadi broken home/kesenjangan rumah tangga;
3.
Lingkungan, pengaruh teman sepermainan dan
pergaulan;
4.
Faktor pendidikan / pengetahuan / penyuluhan /
penerangan, pendidikan moral dan agama yang masih kurang.
Pintu masuk HIV/AIDS adalah projumina : prostitusi, judi,
minuman keras dan narkoba/napzal. Pintu masuk narkoba adalah rokok. Rokok
membuka lebar jurang penderitaan, matikan api rokok Anda sebelum rokok membakar
dan mematikan anda.
Usaha preventif yang dapat
dilakukan adalah dengan rumus ABCDE :
A = Abstinance (amannya tidak
berhubungan seks/berhubungan seks yang aman dan dengan pasangan yang sah)
B = Be Faithful (Bagusnya saling
setia, hanya berhubungan dengan satu pasangan yang sah).
C = Condom (gunakan kondom terutama bagi yang
mempunyai banyak pasangan)
D = Drug (tidak nge-drug/memakai narkoba/napzal
khususnya yang disuntikkan).
E = Education ( langkah pencegahan yang terutama adalah
pendidikan kesehatan reproduksi sedini mungkin kepada semua orang agar dapat
menghindarkan diri dari perilaku beresiko. Penyuluhan/penerangan AIDS sejak
dini, memberikan pendidikan moral, agama serta mental spiritual, membangkitkan
peran orang tua untuk menciptakan suasana sehat harmonis, perhatian dan kasih
sayang, hindari broken home, mencontohkan hal yang baik).
Sampai
saat ini AIDS belum ada obatnya. Solusi terbaik dan paling jitu adalah preventif, yaitu dengan menjauhinya.
Jadi, mencegah adalah cara terbaik untuk menghindari HIV/AIDS. Mencegah lebih
baik dari pada mengobati. Menurut dr.Michael Merson Direktur Eksekutif Program Global AIDS WHO,
satu-satunya agar remaja tidak terinfeksi HIV dan menjadi motor penggerak
epidemi AIDS adalah pendidikan seks dan penyuluhan AIDS sedini mungkin pada
remaja, baik laki-laki/perempuan. Informasi sangat mereka butuhkan. HIV/AIDS diketahui
untuk dihindari.
Hadirin
yang berbahagia,
Trik lain agar tidak terjerumus HIV/AIDS
:
1.
Dapatkan informasi tentang bahaya
HIV/AIDS;
2.
Persiapkan
diri untuk menolak HIV/AIDS dan berani berkata tidak jika dipengaruhi;
3.
Memiliki cita-cita hidup;
4.
Lakukan kegiatan positif dan
berdoa/mendekatkan diri kepada Allah swt.
Harapan kita bersama diperlukan :
1.
Peningkatan peran serta masyarakat,
ortu, guru, tokoh agama, pemerintah dll, bersama-sama mencegah dan
menanggulangi masalah HIV/AIDS sehingga penderita menjadi berkurang minimal
tidak bertambah jumlahnya;
2.
Peningkatan kepedulian kaum intelektual
untuk menginformasikan bahaya dan upaya penanggulangan HIV/AIDS. (Kepolisian
Negara Republik Indonesia Daerah Kalbar).
Data 2001 dari WHO dan UNAIDS tentang penduduk dunia menunjukkan :
1.
Terinfeksi 40 juta orang, 17,6 juta di antaranya
wanita, 2,8 juta anak dibawah 15 tahun,
2.
Terdapat gejala-gejala 12 – 18 juta,
3.
Meninggal 3 juta,
4.
Tertular perharinya 5.000 jiwa.
Dalam 20 tahun terakhir lebih dari 60 juta terinfeksi, 20 juta meninggal.
Bagian / belahan dunia yang paling menderita adalah Afrika subSahara dengan 70% kasus HIV/AIDS terjadi. Sumber
: (Yuli Eti, Nunung.2004. Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten : PT.Macanan Jaya Cemerlang. &
Isdriani K, Puji.2004. Kompetensi Bahasa
dan Sastra Indonesia. Jakarta :
Literatur Media Sukses; halaman 30 / AIDS dan penanggulangannya Pusdiknakes
Depkes RI, Food Foundation dan studio Driya Medya, 1997. Liflet-liflet,
wawancara, media cetak/massa koran/surat kabar, ptk post senin, 17 April 2006
hal 27, elektronik serta seminar).
Kesimpulan :
1.
Untuk menghindari HIV/AIDS cari/dapatkan
informasi tentang bahaya dan upaya penangulangan HIV/AIDS;
2.
Prefentif/pencegahan merupakan cara
terbaik;
3.
Menghilangkan stigma/cara pandang
masyarakat yang melakukan diskriminasi terhadap korban HIV/AIDS;
4.
Mari bersama-sama bahu-membahu memerangi
HIV/AIDS;
5.
Diharapkan para remaja harapan bangsa
sehat jasmani rohani, fisik material mental spiritual, untuk meneruskan
perjuangan bangsa.
6.
Manfaatkan waktu luang seefektif dan
seefisien dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat serta hindari sekecil
apapun hal yang dapat menjerumuskan kita ke dalam lembah/jurang kenistaan dan
kehinaan. Jauhi ‘pil/telur setan’. Keluarkan generasi muda dari lingkarang
merah berdarah menuju kehidupan yang hijau berbunga.
Dewan juri, panitia pelaksana, bapak/ibu guru, serta rekan-rekan, yang saya
hormati,
Menghakhiri
pidato ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
penyelenggara yang telah memberikan dukungan, semangat serta motivasi kepada kami
untuk lebih memahami tentang gejala yang menimbulkan akibat buruk yang ditimbulkan
oleh pengaruh-pengaruh yang menjerumuskan para generasi kelembah nista,
sehingga secara preventif hal ini diharapkan dapat diatasi.
Demikian yang
dapat saya sampaikan. Mudah-mudahan apa yang telah saya sampaikan bermanfaat bagi
kita semua, khususnya bagi diri saya sendiri yang masih banyak kekurangan, kekeliruan,
serta kedhoifan/kealpaan dalam memahami tentang hal yang satu ini. Terima kasih
atas perhatian, mohon maaf atas kesalahan. Tiada gading yang tak retak, tiada
langit yang tak berawan, tiada laut yang tak berombak, yang benar datangnya
dari Allah dan itulah kelebihan saya, yang salah dari kelalaian saya sendiri selaku
manusia yang tak luput dari salah dan khilaf.
Aduh-aduh Siti Aisyah
Mandi di kali rambutnya basah
Demikianlah sudah
Sampai ketemu dilain kisah.
Wallahul
Muwaffiq Illa Aqwamith Thoriq, summassalaamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh. Selamat Siang.
Singkawang, 18
April 2006
Pembawa
Pidato,
Hadi
Kurniawan
SMANSA
SKW
No comments for "PIDATO ILMIAH HIV/AIDS"
Post a Comment