APOTEKER, TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL: ANALISIS MATRIKS BOSTON DAN PLC DI RUMAH SAKIT X
PROGRAM
PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
MANAJEMEN
OPERASIONAL
ANALISIS
MATRIKS BOSTON DAN PLC DI RUMAH SAKIT X
Dosen
Pengampu : Fitria Diah Ayu M.Sc., Apt
Disusun Oleh : Kelompok III
Kelas : B
HADI
KURNIAWAN (12811090)
FITA DWI
SUPRAPTI (12811093)
MUHAMAD
FARID (12811101)
NASYRUDDIN (12811102)
DEDI
HERMAWAN (12811104)
IRPAN
MAULANA (12811105)
TRISNA
SUGRIYANA (12811106)
RINA
AFRIANI (12811107)
UMMU ZAILAH (12811108)
DIZKY
RAMADANI PUTRI P (12811110)
DEWI
PURNAMA SARI (12811112)
REKY TANASA (12811114)
NURMULIA (12811115)
RIZKI ALAN
ROSANDI (12811116)
DEVI IKA S (11811136)
SLEMAN-YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Analisis Matriks Boston dan PLC Di Rumah Sakit X, alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang informasi mengenai Matriks Boston serta
PLC di Rumah Sakit. Diharapkan
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Manajemen Operasional
khususnya materi Matriks Boston dan Produk
Life Cycle (PLC).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Ibu Fitria Diah Ayu, M.Sc., Apt. selaku dosen pengampu toturial Manajemen Operasional atas
bimbingannya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Mohon kritik saran yang konstruktif dari
semua pihak untuk perbaikan kedepan. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Yogyakarta,
6 Juni 2012
Penyusun
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat (UU No. 44 tahun 2009; No. 36 tahun 2009).
Rumah sakit (RS)
adalah sebuah tempat pelayanan kesehatan yang berlandaskan kemanusiaan sehingga
tidak layak menerapkan asas-asas marketing dalam pengelolaan pelayanan
kesehatan, padahal biaya operasional RS yang besar jika tidak diimbangi income yang besar maka justru akan
mengalami kebangkrutan, bahkan sempat muncul persepsi negatif di masyarakat
bahwa salah satu strategi pemasaran RS adalah promosi. Promosi RS dikonotasikan
dengan membujuk serta mengarahkan seseorang agar mengunjungi RS tertentu. Padahal
seperti yang kita ketahui bahwa promosi merupakan salah satu media yang sangat
baik, bahkan beberapa RS juga mulai menerapkan kegiatan-kegiatan kehumasan (public relations). Saat ini, RS tidak
bisa lagi dipandang hanya sebagai institusi sosial belaka, tetapi sudah menjadi
institusi yang bersifat sosio ekonomis.
Dengan
paradigma baru ini, kaidah-kadiah bisnis juga berlaku bagi “industri” RS, tanpa
harus meninggalkan jati diri RS sebagai institusi sosial yang sarat dengan
norma, moral, dan etika. Saat ini, di Indonesia belum ada pedoman pengiklanan
yang jelas bagi RS sementara kebutuhan akan pedoman pengiklanan tersebut sangat
diperlukan agar RS-RS di Indonesia mampu bersaing dengan pelayanan RS luar
negeri. Oleh karena itu, sudah saatnya RS di Indonesia berpromosi agar
masyarakat kita mendapatkan informasi yang cukup mengenai jenis pelayanan
maupun fasilitas yang ada di sebuah RS. RS sebagai penyedia pelayanan kesehatan
membutuhkan media promosi untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Namun pelayanan RS merupakan jenis pelayanan yang unik dan berbeda
bila dibandingkan dengan bidang jasa pelayanan yang lainnya. Pedoman etik yang
jelas sangat diperlukan dalam melakukan promosi bagi RS sehingga pedoman etik
yang dibuat dapat menjadi acuan bagi RS dalam melakukan promosi. Saat ini, di
Indonesia belum ada pedoman promosi yang jelas bagi RS, sementara kebutuhan
akan pedoman promosi tersebut sangat diperlukan agar RS-RS di Indonesia mampu
bersaing dengan pelayanan RS luar negeri. Beberapa pakar pemasaran mengajarkan
cara-cara memasarkan bisnis dengan metode dan strategi yang berbeda-beda.
Pada Rumah sakit ini dilakukan upaya pelayanan
kesehatan. Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa upaya kesehatan
adalah
setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Sementara tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Pelayanan
yang terdapat dirumah sakit diantaranya rawat inap, rawat jalan, dan laboratorium
klinik. Berdasarkan pelayanan-pelayanan yang terdapat di rumah sakit ini maka
akan dilakukan analisis dan dihubungkan dengan Boston matriks dan menentukan grafik PLC (Produk Life Cycle).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II. 1. Rumah Sakit
Rumah
sakit merupakan lembaga kesehatan yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat saat ini. Rumah Sakit mempunyai fungsi umum yaitu menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. Oleh
kerena itu, rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan dengan konsep one
stop services, artinya seluruh kebutuhan pelayanan kesehatan dan pelayanan
terkait pasien harus dapat dilayani oleh rumah sakit secara cepat, akurat,
bermutu dan biaya terjangkau. Untuk itu diperlukan adanya sumber daya kesehatan
yang cukup dan adanya peran serta dari berbagai pihak dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan tersebut.
Sejalan
dengan membaiknya tingkat pendidikan, meningkatnya status sosial ekonomi dan
semakin mudahnya akses informasi oleh masyarakat, menyebabkan sistem nilai
dalam masyarakat berubah. Masyarakat mulai menuntut pelayanan umum yang lebih
baik dan bermutu, termasuk juga dalam pelayanan kesehatan. Dengan kemampuan
finansial yang memadai dan akses informasi yang dimiliki, masyarakat bebas
menentukan pilihan, pelayanan kesehatan mana yang dikehendaki, yang diharapkan
dapat memenuhi kebutuhannya. Agar dapat mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, sebagai pengguna jasa layanan kesehatan, maka produk layanan
kesehatan dalam hal ini adalah layanan rumah sakit, harus dikenalkan kepada
masyarakat, melalui upaya pemasaran.
Pemasaran
di Rumah Sakit semakin hari semakin dirasakan kebutuhannya. Hal ini seiring
dengan kemajuan-kemajuan yang terjadi dalam perubahan fungsi Rumah Sakit, yaitu
dari unit sosial yang murni menjadi unit sosio ekonomi. Kegiatan pemasaran di
Rumah Sakit sangat diperlukan dan merupakan tantangan bagi manajemen karena adanya
transisi epidemiologi di mana jumlah lanjut usia yang meningkat sehingga angka
penyakit degeneratif juga meningkat, kualitas lingkungan dan kesehatan
masyarakat yang semakin menurun, perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin
tinggi, adanya pasar bebas di mana investasi asing bebas masuk dan menjadi
saingan bagi Rumah Sakit.
Mengingat
perubahan situasi yang cenderung semakin cepat dalam lingkungan pemasaran rumah
sakit seperti kebijakan pemerintah, teknologi, perekonomian, perilaku konsumen,
pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang mengakibatkan
situasi persaingan dalam bisnis rumah sakit semakin tajam. Oleh karena itu,
dibutuhkan strategi pemasaran yang tepat.
Sesuai
dengan UU nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Dalam Surat Keputusan (SK) Menteri
Kesehatan No. 1333/Menkes/SK/XII/19991 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
(RS), menyebutkan bahwa pelayanan farmasi RS adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan RS yang berorientasi kepada
pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi
klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pelayanan farmasi merupakan
pelayanan penunjang dan sekaligus merupakan revenue center utama. Hal tersebut
mengingat bahwa lebih dari 90% pelayanan kesehatan di RS menggunakan perbekalan
farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan alat kesehatan habis,
alat kedokteran, dan gas medik), dan 50% dari seluruh pemasukan RS berasal dari
pengelolaan perbekalan farmasi. Untuk itu, jika masalah perbekalan farmasi
tidak dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab maka dapat diprediksi
bahwa pendapatan RS akan mengalami penurunan.
Dengan meningkatnya pengetahuan dan
ekonomi masyarakat menyebabkan makin meningkat pula kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kefarmasian. Aspek terpenting dari pelayanan farmasi adalah
mengoptimalkan penggunaan obat, ini harus termasuk perencanaan untuk menjamin
ketersediaan, keamanan dan keefektifan penggunaan obat. Mengingat besarnya
kontribusi instalasi farmasi dalam kelancaran pelayanan dan juga merupakan
instalasi yang memberikan sumber pemasukan terbesar di RS, maka perbekalan
barang farmasi memerlukan suatu pengelolaan secara cermat dan penuh tanggung
jawab.
Instalasi farmasi di rumah sakit harus
memiliki organisasi yang memadai serta di pimpin oleh seorang apoteker dengan
personalia lain meliputi para apoteker, asisten dokter, tenaga administrasi
serta tenaga penunjang medis. Rumah sakit perlu dilengkapi dengan manajemen
farmasi yang sistematis. Manajemen farmasi tentu tidak terlepas dari konsep umum
manajemen logistik, dimana unsurnya meliputi :
· Pengadaan
yang berencana
· Pengangkutan
eksternal yang terjamin
· distribusi
internal yang selamat dan aman
· Pengendalian
persediaan yang teliti
Dalam
hal pengadaan ada empat faktor penting yang perlu dapat perhatian, yaitu mutu,
jumlah, waktu dan biaya. Sementara itu, empat aspek dalam komponen pengangkutan
adalah pengemasan, pengiriman, serta perencanaan penerimaan barang yang
terencana baik dan dilaksanakan sesuai norma keselamatan, efisiensi dan menguntungkan.
Secara umum, arus barang di dalam rumah sakit (termasuk barangbarang farmasi
tentunya) meliputi proses penerimaan, penyimpanan, penyaluran dan pencatatan.
Rumah
sakit yang merupakan perusahaan dibidang pelayanan jasa, tentunya harus
memperhatikan serta mempertimbangkan beberapa hal yang dapat meningkatkan
kekuatan pangsa pasar rumah sakit tersebut, diantaranya yaitu:
1. Lokasi
yang strategis
Sebagai
perusahaan jasa, lokasi menjadi sangat penting dan menentukan bagi sebuah rumah
sakit. Lokasi yang strategis ditinjau dari kedekatan rumah sakit tersebut dari
jalan raya, akses jalan seperti jalan tol yang gampang dilalui, angkutan umum
yang melewati lokasi, serta adanya sarana lain disekitar seperti pom bensin,
swalayan, apotik, dan sebagainya.
2. Sumber
daya manusia (SDM)
SDM
menjadi salah satu tulang punggung bagi perusahaan dalam menjalankan roda operasionalnya.
Hal ini perlu lebih diperhatikan, terutama bagi sebuah perusahaan yang bergerak
di bidang jasa dalam hal ini Rumah sakit. Laporan kegiatan SDM digunakan untuk
mengetahui uraian tugas karyawan dan mengukur kinerja dari sumber daya manusia
yang merupakan aset dari rumah sakit.
3. Sarana
dan prasarana yang memadai
Rumah sakit
haruslah ditunjang dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung. Seperti
adanya lapangan parkir yang memadai, ruang tunggu yang kondusif, kamar mandi
yang higienis, apotik 24 jam, cafetaria.
4. Hubungan
dengan supplier sangat baik
Hampir seluruh
produk yang digunakan oleh RS Yadika untuk menjalankan proses operasionalnya
berasal dari pihak luar perusahaan. Maka adanya hubungan yang baik dengan
supplier akan mendukung kemudahan tersendiri, seperti datangnya barang tepat waktu,
harga rekanan yang memungkinkan untuk diperoleh, bahkan waktu pembayaran yang
dapat dinegosiasikan terlebih dahulu.
5. Modal
yang kuat
Rumah sakit
adalah sebuah industri yang membutuhkan inovasi secara terus menerus. Inovasi
pada umumnya sangatlah membutuhkan santunan biaya yang kadang tidak sedikit.
Untuk itu adanya modal yang kuat sangat diharapkan dalam menjalankan rumah sakit.
Dengan modal tersebut maka perusahaan dapat secara terus menerus menambah layanan
bagi konsumennya.
6. Dukungan
penuh dari pihak top-level management
Kegagalan sebuah
manajemen dalam menjalankan strateginya, seringkali disebabkan oleh tidak
adanya hubungan yang erat antara top-level management dengan karyawan. Sering
terjadi kesalahan pada implementasi karena manajemen level atas tidak memberikan
dukungan yang baik kepada karyawan untuk berkembang dan menuangkan ide baru
yang mereka miliki.
II.2. PLC (Product Life Cycle)
Product Life Cycle
adalah siklus hidup dimana suatu konsep penting yang memberikan pemahaman
tentang dinamika kompetitif suatu produk. Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak
diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya
dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
Pada umumnya Product Life Cycle digolongan ke dalam lima tahap, yaitu
introduction, growth, maturity, kejenuhan dan decline. Dibawah ini adalah lima
tahap Prodcut Life Cycle yang digambarkan pada grafik berikut ini :
Grafik 1.1 PLC (Product Life Cycle)
1.
Tahap perkenalan
(introduction). Pada tahap ini, barang mulai
dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi.
Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-betul baru) Karena masih berada
pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya
periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan
pada merek penjual.
2.
Tahap pertumbuhan
(growth). Dalam tahap pertumbuhan ini,
penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat
meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi
yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini
pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat.
3.
Tahap kedewasaan
(maturity). Pada tahap kedewasaan ini kita dapat
melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam
tahap ini, laba produsen maupun laba pengecer mulai turun.
4.
Tahap Kejenuhan. Dalam tahap ini perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai
dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di
titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung
akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik
perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para
pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat
karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.
5.
Tahap penurunan
(decline). Hampir semua jenis barang yang
dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus
di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah
dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah
pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena
permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat
beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas’ Altematif-alternatif yang
dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
a.
Memperbarui barang
(dalam arti fungsinya).
b.
Meninjau kembali dan
memperbaiki progrcm pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien.
c.
Menghilangkan ukuran,
warna, dan model yang kurang baik.
d.
Menghilangkan sebagian
jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
e.
Meninggalkan sama
sekali barang tersebut.
II.3. Matriks
Boston atau Boston Square
Menurut
Ward dan Peppard (2002, p87), Matriks
Boston atau Boston Square salah
satu contoh paling awal penggunaan Matriks
Portofolio. Umumnya terdiri dari dua aturan yaitu siklus hidup produk dan
hubungan antara pembagian pasar dan keuntungan.
Gambar 1.2 Portofolio
produk (Ward dan Papperd, 2002, p89)
Pada
sumbu horisontal menandakan pangsa pasar relatif, sebagai ukuran kekuatan
didalam pasar. Sedangkan pada sumbu vertikal menandakan tingkat pertumbuhan
pasar, dimana disajikan pengukuran tingkat ketertarikan pasar. Berikut beberapa
penjelasan mengenai tiap kolom portofolio Bostom
Consulting Group (BCG) :
1.
Star
Produk
dengan pertumbuhan yang tinggi dalam permintaan dan merupakan sumber keuntungan
yang potensial, penyediaan pangsa pasar yang tinggi.
2.
Cash cow
Permintaan
menurun seiring dengan perkembangan pasar, produk masih berdiri dengan baik
walaupun jarang pelanggan baru yang membelinya, memberikan penjualan yang
berulang. Pada titik ini memerlukan suntikan dana. Pada periode ini, perusahaan
berusaha untuk menjaga level produk dan kualitas pelayanan pemasaran yang cukup
untuk menjaga pembagian pasarnya, tetapi mencari biaya pasok yag rendah,
produksi dan distribusi untuk menjaga jaringan uang untuk waktu selama mungkin.
3.
Wildcats
Produk
pertumbuhan pasar tinggi, tetapi pangsa pasar rendah dinamakan problem children atau wildcats atau question mark. Produk ini memerlukan investasi yang signifikan
tetapi memberikan pendapatan balik yang sedikit. Produk wildcat tidak boleh diinvestasikan, karena produk tersebut tidak
akan pernah menjadi star dan mungkin menjadi
dog.
4.
Dog
Pasar
tidak dicapai atau pangsa pasar terkikis seiring ketika produk digantikan
dengan yang baru, lebih bagus, atau produk yang lebih murah atau efek fashion, produk menjadi usang dan
perusahaan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari
uraian tentang pertumbuhan analisis Matriks
Boston dan PLC di Rumah sakit X, dapat digambarkan dengan menggunakan
grafik dan kurva mengenai pendapatan rumah sakit rawat inap, rawat jalan, dan
Lab Klinik dibawah ini :
a.
Analisa
Umum
Tabel 1. DATA
PENDAPATAN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X TAHUN 2010
BULAN
|
JUMLAH PASIEN
|
PENDAPATAN
|
1
|
2000
|
300000000
|
2
|
2040
|
306000000
|
3
|
2044
|
306600000
|
4
|
2060
|
309000000
|
5
|
2050
|
307500000
|
6
|
2080
|
312000000
|
7
|
2095
|
314250000
|
8
|
2100
|
315000000
|
9
|
2070
|
310500000
|
10
|
2050
|
307500000
|
11
|
2000
|
300000000
|
12
|
1990
|
298500000
|
Tabel
1. Data pendapatan rawat jalan rumah sakit X tahun 2010
Gambar
1.3 Grafik pendapatan RS X pada rawat jalan
Berdasarkan grafik pertumbuhan pendapatan Rumah Sakit X Rawat
jalan diatas, dengan melihat bahwa pada bulan 7-8 berada pada posisi star disebabkan oleh bebarapa faktor
sebagai berikut:
a.
Musim buah yang menyebabkan angka pertumbuhan penyakit maag,
batuk, dan diare meningkat dalam hal ini musim buah mangga, langsat, rambutan,
durian dll.
b.
Terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare pada bulan
tersebut.
Tabel 2. DATA
PENDAPATAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT X TAHUN
2010
BULAN
|
JUMLAH PASIEN
|
PENDAPATAN
|
1
|
150
|
37500000
|
2
|
235
|
58750000
|
3
|
288
|
72000000
|
4
|
310
|
77500000
|
5
|
300
|
75000000
|
6
|
270
|
67500000
|
7
|
340
|
85000000
|
8
|
325
|
81250000
|
9
|
475
|
118750000
|
10
|
450
|
112500000
|
11
|
260
|
65000000
|
12
|
199
|
49750000
|
Tabel 2. Data pendapatan rawat inap
rumah sakit X tahun 2010
Gambar 1.4 Grafik
pendapatan RS X pada rawat inap
Berdasarkan grafik pertumbuhan pendapatan Rumah Sakit X Rawat
inap diatas, dengan melihat bahwa pada bulan 9-10 berada pada posisi star disebabkan oleh bebarapa faktor
sebagai berikut:
a. Musim
liburan dalam ini dimungkinkan karena banyaknya kunjungan rekreasi ataupun
mudik sehingga lalu lintas jalan padat sehingga potensi kecelakaan tinggi.
b. Terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare, keracunan makanan pada bulan tersebut.
c. Pada
bulan tersebut bertepatan pada suasana lebaran, umumnya masyarakat kebanyakan
mengkonsumsi daging sehingga berpotensi meningkatkan tekanan darah.
Tabel 3. DATA
PENDAPATAN LAB. KLINIK RUMAH SAKIT X TAHUN
2010
BULAN
|
JUMLAH PASIEN
|
PENDAPATAN
|
1
|
178
|
8900000
|
2
|
165
|
8250000
|
3
|
187
|
9350000
|
4
|
155
|
7750000
|
5
|
169
|
8450000
|
6
|
175
|
8750000
|
7
|
168
|
8400000
|
8
|
143
|
7150000
|
9
|
200
|
10000000
|
10
|
220
|
11000000
|
11
|
150
|
7500000
|
12
|
141
|
7050000
|
Tabel 3. Pendapatan Lab. Klinik inap rumah sakit X tahun 2010
Gambar 1.4 Grafik pendapatan lab Klinik RS
X.
Berdasarkan grafik pertumbuhan pendapatan Lab. Klinik Rumah
Sakit X diatas, dengan melihat bahwa pada bulan 10 berada pada posisi star disebabkan oleh bebarapa faktor
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan
pendukung untuk diagnosa dokter
b. Untuk
mengetahui kondisi kesehatan (Check up)
b.
Analisis
Boston Matriks
Tabel 4. Data Pendapatan Masing-masing RS X Tahun 2010
Jenis Pelayanan
|
Total Pendapatan
|
Rawat Inap
|
900.500.000
|
Rawat Jalan
|
3.686.850.000
|
Lab. Klinik
|
102.550.000
|
Tabel 4. Pendapatan Masing-masing RS X
Tahun 2010
Grafik Boston matrisks hubungan antara pendapatan pelayanan
di RS X tahun 2010
Gambar 1.5 Grafik hubungan antara pendapatan
pelayanan di RS X
tahun 2010
Berdasarkan grafik pertumbuhan pendapatan Rumah Sakit X tahun
2010 maka didapatkan Boston Matriksnya sebagai berikut :
b.
Posisi star pada
pelayanan rawat jalan karena market Growth
dan Market Share sama-sama tinggi.
c.
Posisi
Cash cows pada pelayanan rawat inap karena
Market Growth rendah sedangkan Market Share tinggi.
d.
Posisi
Problem Child pada pelayanan Lab.
Klinik karena Market Growth tinggi sedangkan Market Share rendah.
c.
Analisis
PLC
Tabel 5. Jumlah pendapatan RS X tiap bulannya pada tahun 2010
Bulan
|
Total Pendapatan
|
1
|
346400000
|
2
|
373000000
|
3
|
387950000
|
4
|
394250000
|
5
|
390950000
|
6
|
388250000
|
7
|
407650000
|
8
|
403400000
|
9
|
439250000
|
10
|
431000000
|
11
|
372500000
|
12
|
355300000
|
Grafik PLC hubungan
antara pendapatan pelayanan di RS X tahun 2010
Gambar 1.6 Grafik PLC hubungan antara pendapatan pelayanan di
RS X tahun 2010
Berdasarkan grafik pertumbuhan pendapatan Rumah Sakit X tiap
bulannya pada tahun 2010 maka didapatkan PLC sebagai berikut :
a.
Tahap perkenalan
(introduction) pada
bulan Januari sampai Februari. Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan
dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi.
b.
Tahap pertumbuhan
(growth) pada
bula 8. Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat
dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah
mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan
tidak seagresif tahap sebelumnya.
c.
Tahap kedewasaan
(maturity) pada bulan 9. Pada tahap kedewasaan
ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap
berikutnya tetap.
d.
Tahap Kejenuhan pada
bulan 10. Dalam tahap ini perusahaan
mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak bertambahnya konsumen yang
ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu dan jumlah keuntungan yang
menurun serta penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan
melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang.
e.
Tahap penurunan
(decline) pada bulan 11-12. Hampir semua jenis
barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan
dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus
sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Pelayanan
Rawat Jalan RS X terletak pada level Star karena Market Growth dan
Market Share sama-sama tinggi
2.
Pelayanan
Rawat Inap RS X terletak pada level Cash cows karena Market Growth
rendah sedangkan Market Share tinggi.
3.
Pelayanan
Lab. Klinik terletak pada level Problem Children (Question Mark)
karena Market Growth tinggi sedangkan Market Share rendah.
4.
Berdasarkan
analisis PLC pendapatan RS X tahun 2010 mengalami pertumbuhan diawal tahunnya
dan decline pada akhir tahun 2010 sehingga siklus hidup pertumbuhan pendapatan
berkisar satu tahun.
Artikel Bagus..
ReplyDeletePada era perubahan saat ini, kesuksesan masa lalu hanyalah sebuah cerita dongeng, untuk mempertahankan kesuksesan itu diperlukan sebuah usaha perjuangan mengantisipasi perubahan. Harus diakui kompetisi saat ini sangat ketat dan kadang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Sekedar ingin berbagi, barangkali bisa sedikit menambah referensi mengenai manajemen strategi perusahaan rokok di era perubahan.
Klik --> MAKALAH MANAJEMEN STRATEGI ROKOK BENTOEL