Widget HTML Atas

“JANGAN IZIKNKAN LAKI-LAKI MEMASUKI HATIMU”




“JANGAN IZINKAN LAKI-LAKI MEMASUKI HATIMU”

            Allah memberikan pelajaran melalui tubuh ini. Allah ciptakan 2 pasang mata untuk banyak mengamati, 2 pasang telinga untuk banyak mendengar, 2 tangan dan 2 kaki untuk banyak berbuat dan berkarya, namun hanya 1 mulut agar sedikit berbicara serta 1 hati tidak untuk berbagi dan hanya untuk setia.
            Allah memberikan potensi yang sama kepada laki-laki maupun perempuan, yaitu sama-sama memiliki potensi akal dan perasaan. Namun potensi mana yang dominan? Lelaki dominan dengan akal dan logika rasionya, namun wanita dominan dengan perasaan dan emosionalnya.
            Wahai kaum adam wanita butuh kepastian!!! Jangan kau sakiti dan engkau nistai hati wanita. Karena ia begitu lembut tuk disakiti. Tegakah engkau melihat tetes air matanya berlinang di pipinya, membasahi wajah hingg sekujur tubuhnya yang lembut???
Wahai kaum hawa, “jangan izinkan siapapun lelaki memasuki relung hatimu, sebelum pasti menikahi anda”. Karna hatimu hanya untuk suamimu seorang, tanpa mampir kemanapun sebelumnya. Bagi engkau yang belum menancapkan rasa itu pada yang tidak memberikan kepastian maka bersyukurlah. Karena ketahuilah, ketika sekali menancap di hati, maka seorang wanita sungguh sulit melupakan sosok pertama yang pernah menghunjam dalam di palung hati.
Nah, dari Grand Opening Sekolah Pranikah dan Rumah Tangga Islami Chapter ke-1 “Saatnya untuk Menikah: Sejak Dini Mengumpulkan Bekal Ilmu” penulis merangkum pesan beliau Ust. Cahyadi Takariawan (Konselor Jogja Family Center).
Dua hal yang akan disampaikan yakni Kecenderungan Hati dan Memantapkan Hati.

1.  Kecenderungan Hati
Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa fitrah manusia adalah berpasang-pasangan dan memiliki kecenderungan terhadap pasangan jenisnya. Sehingga Islam hadir bukan untuk membatasi fitrah dengan melarang fitrah atau bahkan menyalahgunakan fitrah tanpa kendali tapi untuk menyalurkan fitrah dalam ikatan pernikahan.
Kecenderungan merupakan alamiah, naluriah, dan normal. Oleh karenanya, kenalilah perasaan kita agar kita mampu mempertanggungjawabkan perasaan kita.  
Ada 3 level perasaan terhadap pasangan jenis:
a.   Level I Ketertarikan atau simpatik
Perasaan ini adalah perasaan yang umum, setiap kita bisa memiliki ketertarikan kepada siapapun karena alas an tertentu.
b.  Level II Kecenderungan
Level dapat meningkat dari I ke II dikarenakan 2 hal yaitu Interaksi dan Komunikasi yang Rutin dan Intens. Pada level ini sudah lebih khusus, karena kecenderungan seseorang telah mengarah kepada objek seseorang, kecenderungan hati untuk memilih, dan telah tergambar sosok idaman. Namun pada level ini perasaan masih bisa dikendalikan. Bagi kita yang belum menikah sebaiknya Stop hingga level II ini, jangan biarkan beranjak menjadi level III. Bagaimana caranya?
Harus tega!!! Harus tega untuk tidak menjalankan 2 hal yang menyebabkan naiknya level perasaan yakni JANGAN melakukan Interaksi dan Komunikasi yang Rutin dan Intens.
c.   Level III Ketergantungan
Jagalah hatimu jangan sampai beranjak naik dari level II hingga ke III hingga pasti engkau menikah dengan seseorang. Karna level ini hanya teruntuk pasangan hidup kita. Tak layak kita berikan kepada yang hanya berjanji dan membuai tak pasti. Karena INGATLAH bahwa hati anda TIDAK MENGKONFIRMASI kepada anda bahwa perasaan anda telah memasuki Level III ini. Kita tidak akan pernah menyadari kapan perasaan ini beranjak dari Level II menjadi III.
Jangan izinkan siapapun laki-laki memasuki hati anda sebelum pasti menikahi anda. Karena laki-laki yang dicintai oleh seorang wanita pertama kali susah untuk dilupakan seumur-umur. Ibarat kata “Begitu Indah untuk Melupakan Kenangan Bersamanya”. Bahkan khitbah pun tidak memberikan jaminan jodoh bersamanya, karena khitbah pun dapat diputuskan. Jadi, janganlah memastikan segala sesuatu yang belum pasti, karena kita berencana dan Allah yang menentukan. Kondisi Ijab Qabul / Akad Nikahlah yang menjadi pertanda anda berjodoh. Namun jangan heran setelah menikah terjadi perceraian dan tidak berjodoh kembali. Ketahuilah hidup adalah proses bukan hasil. Yang penting bagi kita adalah melakukan awal atau memulai dengan baik, namun yang terpenting lagi adalah menjaga proses itu.  
Kenali tanda-tanda level ke-3:
1)    Semua kesenangan dan hobinya kita hafal, bahkan barang miliknya kita hafal. Bunyi motornya, suaranya, warna favorit, bacaan quran hafalannya yang sering dilantunkan jika menjadi imam pun hafal dll.
2)   Melihat atribut yang selalu dipakainya saja sudah membuat berdebar.
3)   Mencari-cari dan penasaran.
4)   Merasa memiliki apapun yang disenangi atau digunakannya.
5)   Tak bertemu bimbang dirumah bingung, semua serba salah dan gelisah.
6)   Tidak hanya mempengaruhi psikis namun fisik juga terimbas.
7)   Mendengar namanya waw… begitu menghunjam dihati.
8)   Hampir 100% mulai tidak berfungsi akalnya. Walaupun diberikan peringatan bahwa dia itu tidak baik, maka kita akan membantah bahwa aku lebih tau tentang dia daripada kamu. Sehingga tidak rasional lagi penilaian kita akibat dibuai level III ini.

2.  Memantapkan Hati
Dalam memantapkan hati rasulullah pernah bertanya Apakah kamu telah melihatnya? Sahabat menjawab belum. Rasulullah menyuruh lihatlah jika itu dapat membuatmu semakin tertarik untuk menikahinya. Istilahnya adalah Nadhoro (berbeda dengan Ro’a=melihat). Nadhoro artinya melihat dengan unsure ketelitian. Dalam bahasa sekarang lebih kita kenal dengan Ta’aruf. Taaruf merupakan jalan untuk memantapkan hati, dengan taaruf kita dapat mengenali dengan lebih detil dan mendalam. Taaruf dapat ditemani oleh orang ke-3 sebaiknya yang telah menikah agar yang menemani malah yang tercantol heheheh. Dan orang yang dapat dipercaya.
Taaruf bukan mengajukan pertanyaan untuk menguji namun untuk menyamakan frekuensi/apakah sudah selevel atau tidak,  apakah cocok dan dapat dilanjutkan ke pernikahan. Karena masalah-masalah yang dapat memicu pertengkaran harus segera diselesaikan saat taaruf agar tidak menjadi masalah besar setelah pernikahan. Mantapkan hati terlebih dahulu baru menerima khitbah. Ragu-ragu jangan teruskan hingga merasa yakin.
Hal-hal yang dapat dipertanyakan dalam taaruf:
a.    Masalah prinsip dan sikap
Misalnya:
1)    Setelah nikah tinggal dimana?
2)   Bolehkah istri bekerja?
Wanita jangan menyalahkan pria yang menginginkan istrinya untuk tidak bekerja. Tanyakan kembali apakah mutlak tidak boleh atau bagaimana, jika tidak berkenan terserah anda mau melanjutkan taaruf atau tidak. Kepada laki-laki walaupun anda memiliki hak untuk melarang istri bekerja. Namun yang bijak adalah komunikasikan dan konfirmasikan apakah mutlak tidak boleh. Bekerja kan bisa dirumah, online shop, dll. Mungkin calon pria dapat mengatakan aku akan menjamin/mencukupi semua kebutuhan istri nantinya, tapi kita kidak bisa menjamin/menjanjikan umur kita lebih lama dari istri. Nah, tapi ingat istri tidak sekali-kali wajib apalagi sunah untuk mencari nafkah, jangan sampai diizinkan bekerja oleh suami, tapi kewajiban utama mengurus rumah tangga anak dan suami tidak dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
3)   Bagaimana jika saya lanjut S2/S3?
4)   Bagaimana pembagian peran di rumah nantinya?
5)   Siap berapa anak?
6)   Setelah nikah mau dikasi makan apa anak saya (pertanyaan orang tua wanita)?
Sebelum menjawab fahami dulu 2 tataran yang berbeda:
a)    Mafahim (kefahaman)
Terkait akidah dimana yakin bahwa rezeki dari Allah
b)   Suluk (perilaku)
Pertanyaan orang tua tersebut ditataran suluk bukan mafahim, sehingga harus dijawab yang real/secara teknis nyata yang akan kita lakukan dalam menjemput rezeki.  
Jika kerjaan suami mobile kemana-mana tidak menetap???
Yang penting ada batas waktu jelas, karna bagaimana membina keluarga jika suami istri tidak atau jarang bertemu.
Kualitas pertemuan memang penting efektif dan efisien walaupun sebentar tapi jangan sepelekan kuantitas pertemuan. Karena alat komunikasi tidak dapat menggantikan untuk melepas rindu suami-istri serta anak-anak. Kehangatan pelukan suami akan menambah harapan hidup 1 hari bagi istri. Buktinya istri terlihat awet muda dan tidak cemberut selalu terpancar senyum kebahagiaan. Jika terpisah harus dalam batas waktu jelas.
7)   Dll. Yang dianggap perlu.
b.    Tentang perangai seseorang
Misalnya:
1)    Apakah suka marah, jika marah suka mukul g?
2)   Dll.
Tentunya bagi pasangan tantangan terbesar yang harus dikendalikan adalah sulit menunddukkan ego masing-masing, dimana tidak pernah mau dikalahkan. Laki-laki tetap dengan ego kelelakiannya hingga tua. Wanita tetap dengan ego kewanitaannya hingga tua. Matilah yang akan memutuskan egonya. Kendalikan ego.  
Jangan takut untuk menikah, namun juga jangan sampai menggampangkan melaksanakan pernikahan tanpa persiapan dan tergesa-gesa.
Hadi Kurniawan Apt
Hadi Kurniawan Apt Just Cool Just Smile

1 comment for "“JANGAN IZIKNKAN LAKI-LAKI MEMASUKI HATIMU”"

  1. Ijin share yah pak. Agar ilmunya menjadi lebih bermanfaat. Sumber akan selalu saya cantumkan.
    Terimakasih.

    ReplyDelete

Post a Comment