Widget HTML Atas

ANALISIS RESEP (3/3)




LEMBAR KERJA TUGAS RESEP

RESEP 3 (No resep JR-0012):
dr. W
Jl. Solo km 12,8 Yogyakarta
Yogyakarta, 1 Oktober 2012

R/ Nifedipin tab No.  X
          S  2 dd tab I

R/ Plantacid Forte syr fl No. I
          S 3 dd 10 mL

R/ Ranitidin tab No.X
          S 2 dd tab I

R/ Neurosanbe plus tab No. X
         S 3 dd tab I

Pro       : Tn. R
Umur   : 29 tahun
Alamat: Kentungan km 6,5
ttd

Baca juga : Belajar Memahami Bahasa Latin Dalam Resep

1.      ASSESMENT
a.      Menggali Riwayat Pasien

No.
Kriteria
Keterangan
1
Data Pasien
Nama : Tn. R
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : L / P
Alamat : Kentungan km 6,5
No. HP : -
BB/TB : - kg / - cm
Pekerjaaan : -
Kondisi   : Hipertensi dan nyeri lambung.
2
Riwayat Penyakit
Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi & nyeri lambung
Keluhan sekarang   : Tekanan darat tinggi & nyeri lambung.
Data Laboratorium : -
Diagnosis dokter    : Hipertensi dan maag.
3
Riwayat Pengobatan
-
4
Keadaan Khusus Pasien
-

b.      Skrining Resep
1)      Administratif (Kelengkapan Resep)

No.
URAIAN
PADA RESEP
ADA
TIDAK

Inscription

1
2
3
Identitas dokter:
Nama dokter
SIP dokter
Alamat dokter

ü   

ü   


ü   
4
Nomor telepon

ü   
5
Tempat dan tanggal penulisan resep
ü   


Invocatio
6
Tanda resep diawal penulisan resep (R/)
ü   


Prescriptio/Ordonatio
7
Nama Obat
ü   

8
Kekuatan obat

ü   
9
Jumlah obat
ü   


Signatura
10
Nama pasien
ü   

11
Jenis kelamin
ü   

12
Umur pasien
ü   

13
Barat badan

ü   
14
Alamat pasien
ü   

15
Aturan pakai obat
ü   

16
Iter/tanda lain

ü   

Subscriptio
17
Tanda tangan/paraf dokter
ü   

Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai SIP dokter, nomor telepon dokter,  kekuatan obat, dan berat badan pasien.
Cara pengatasan SIP dokter dan nomor telepon dokter dapat dikonfirmasi kepada dokter untuk memastikan keabsahan resep, SIP boleh tidak dicantumkan jika dokter bekerja diinstansi. Kekuatan sediaan dapat dikonfirmasi kedokter atau dipilih kekuatan yang terkecil. Sementara data pasien seperti berat badan pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga pasien.

2)      Kesesuaian Farmasetis
No
Kriteria
Permasalahan
Pengatasan
1
Bentuk sediaan
-
Sesuai
2
Stabilitas obat
-
Sesuai
3
Inkompatibiltas
-
Sesuai
4
Cara pemberian
-
Sesuai
5
Jumlah dan aturan pakai
-
Sesuai


3)      Dosis

No.
Nama Obat
Dosis Resep
Dosis Literatur
Kesimpulan
Rekomendasi
1
Nifedipin tab
2 x sehari 1 tablet
Dewasa Dosis awal 30 mg sekali sehari sebagai sustain release, 10 mg 3 kali sehari sebagai kapsul.
Dosis lazim 10-30 mg 3 kali/hari sebagai kapsul atau 30-60 mg sekali sehari sebagai SR
Dosis maksimum 120-180 mg/hari
Meningkatkan SR pada interval 7-14 hari.
(DIH, 2010: 1065).
Under dose
3 x sehari 1 tablet
2
Platacid forte syr
3 x sehari 10 mL
Tab/susp 1-2 tab atau 5-10 mL, diberikan 1 jam sesudah tiap kali makan dan menjelang tidur malam.
Tab forte/susp forte: diperlukan antasida yang lebih kuat dan antiflatulen. Kasus berat berikan tiap 2 jam.
(MIMS, 2012: 9).
Sesuai
-
3
Ranitidin tab
2 x sehari 1 tablet
Dewasa 150 mg 2x/hari, maintenance 150 mg 1x/hari.
(DIH, 2010: 1296).
Sesuai
-
4
Neurosanbe plus tab
3 x sehari 1 tablet
1 kaplet 3x/hari. Maksimal 4 kaplet/hari.
(MIMS, 2012: 143).
Sesuai
-


4)      Pertimbangan Klinis

No.
Kriteria
Permasalahan
Pengatasan
1
Indikasi
-
-
2
Kontraindikasi
-
-
3
Interaksi
Antasida dapat menurunkan efektivitas dari ranitidin.
Ranitidin meningkatkan bioavaibilitas Nifedipin.
Ranitidin dimakan 1 jam sebelum antasida.
Beri jarak penggunaan ranitidin dan nifedipin.

4
Dupikasi/polifarmasi
-
-
5
Alergi
-
-.
6
Efek samping
Hipotensi, konstipasi, diare.
Pemakaian obat sesuai dosis yang dianjurkan.

Reaksi obat yang merugikan (ADR/Adverse Drug Reaction)

-
-

c.       Karakteristik Penyakit
1)                                    Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi yang semakin banyak terjadi belakangan ini, dan lebih sering dialami oleh kaum pria. Hipertensi terjadi bila aliran darah didalam pembuluh darah menimbulkan tekanan terlalu besar terhadap dinding pembuluh darah. Hasil atau nilai pengukuran tekanan darah terdiri dari 2 nilai: nilai yang lebih tinggi disebut sebagai tekanan darah sistolik, dan nilai yang lebih rendah disebut tekanan darah diastolik. Tekanan darah normal yaitu ≤ 120 (sistolik) / 80 (diastolik) mmHg, tetapi nilai ini bervariasi untuk masing-masing orang. Sebagian besar (90%) kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko seseorang untuk mengalami hipertensi, antara lain: usia, keturunan, jenis kelamin, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, obesitas (kegemukan), stres, penyakit ginjal, gangguan adrenal, penyakit jantung bawaan, obat-obat tertentu, preeklamsia, konsumsi makanan yang mengandung garam, dan gaya hidup yang kurang aktif.
(MIMS, 2012: A98).
2)                                    Maag
Ulkus merupakan istilah umum yang mengacu pada kerusakan kulit lapisan permukaan dari usus atau mulut, tetapi biasanya digunakan untuk ulkus pada saluran cerna. Derajat keasaman yang berlebihan (hiperasiditas) atau adanya mikroorganisme seperti Helicobacter pylori biasanya menjadi penyebab terjadinya ulkus pada saluran cerna. Helicobacter pylori adalah penyebab terbanyak infeksi saluran cerna. Bakteri ini tumbuh subur pada lapisan mukosa yang melindungi dinding saluran cerna. Faktor-faktor seperti merokok dan stress, jadwal makan tidak teratur, cara diet yang salah, konsumsi alkohol berlebihan, dan beberapa obat-obatan juga mempengaruhi terjadinya ulkus. Orang yang menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) dalam jangka lama, terutama mereka yang mengidap arthritis, akan mengalami ulkus (tukak) lambung. Ulkus peptikum dapat mengenai pria, wanita, dan anak-anak. Gejala-gejala ulkus antara lain : rasa perih di ulu hati atau nyeri ketika lapar, mual, nyeri hilang beberapa menit setelah perut diisi makanan atau antasida, nyeri berulang, biasanya berlangsung selama beberapa hari sampai beberapa bulan, berat badan turun. Kebanyakan ulkus yang banyak sembuh sendiri tanpa diobati. Tetapi gejala ulkus dapat kambuh kembali dan memburuk jika factor penyebabnya tidak diatasi dan akhirnya beresiko terjadi komplikasi seperti perdarahan dan perforasi lambung. Ulkus peptikum, gaster atau duodenum kronik juga dapat menyebabkan terjadinya jaringan parut, yang selanjutnya dapat menghalangi jalannya makanan, sehingga mengakibatkan muntah dan berat badan menurun.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    Definisi
Sakit ulu hati (maag) adalah suatu gangguan yang tidak begitu serius. Penyebabnya ialah kelebihan asam lambung yang mengalir keatas ke kerongkongan (esofagus), karena otot lingkar (sfingter) antara kerongkongan dan lambung tidak bekerja dengan baik lagi. Hal ini diakibatkan oleh antara lain hiatus hernia dan tekanan tinggi dalam perut. Misalnya karena kehamilan, terlalu gemuk, lambung terus-menerus penuh dengan makanan atau gas, batuk atau sembelit kronis, dan pakaian yang terlalu ketat. Begitupula dengan asam lambung yang berlebihan karena banyak merokok atau terlalu banyak makan.
Gejala
Gejala-gejalanya berupa nyeri seperti terbakar pada kerongkongan yang dirasakan di belakang tulang dada, terutama jika 1 jam setelah makan (terlalu banyak) dan bila membungkuk atau baring. Selalu terasa nyeri yang  menusuk di bagian lambung, mual dan muntah-muntah. Adakalanya keluhan ini berkurang sesudah makan, tetapi kadang-kadang justru menghebat. Seringkali penderita terbangun dari tidur karena perasaan pedih dan adanya sedikit asam dalam mulut. Lazimnya serangan berlangsung 0,5 jam sampai lebih dari 1 jam. Bila tidak diobati dengan tepat, dinding kerongkongan yang berlainan dengan dinding lambung  yang tidak tahan asam akan dirusak mukosanya. Dengan demikian terjadilah radang dinding kerongkongan yang lebih serius (Swamedikasi: 94).
Pengobatan
Lazimnya dilakukan dengan sejumlah obat yang hanya bekerja simptomatis, yakni meringankan gejala-gejalanya dengan jalan menurunkan keasaman isi lambung (antasida, H2-bloker, penghambat pompa-proton, antikolinergik) (OOP: 249).

d.      Karakteristik Obat

1)      Nifedipin
Komposisi:
Nifedipin 10 mg.

Indikasi:
Angina pectoris stabil, varian dan tidak stabil, infark jantung, hipertensi atau fenomena Raynaud.

Dosis:
Angina pectoris stabil, varian dan tidak stabil, infark jantung Dosis awal 1 tab 3x/hari, dapat ditingkatkan menjadi 9-12 tab/hari pada angina.
Hipertensi atau fenomena Rauynaud dapat ditingkatkan sampai dengan 2 tab 3x/hari.

Pemberian Obat:
Dapat diberikan dengan atau tanpa makan. Hindari jus grapefruit.

Kontra Indikasi:
Hamil.

Peringatan:
Hipotensi berat, penderita lemah jantung.

Efek Samping:
Pusing, kemerahan pada muka, sakit kepala, hipotensi,  edema perifer. Hepatitis, ruam, kram otot, sindrom nefrotik, psikosis akut, hyperplasia gingival.

Interaksi Obat:
Meningkatkan efek antihipertensi B-Blocker, meningkatkan bioavaibilitas dengan simetidin, ranitidine.

Kategori Kehamilan: C
(MIMS, 2012: 50).


2)      Plantacid Forte Syr

Komposisi:
Per tab forte/5 mL susp forte: Mg(OH)2  400 mg, Al(OH)3 400 mg, simethicon 100 mg.

Indikasi:
Mengurangi gejala kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak deudenum.

Dosis:
Tab/susp 1-2 tab atau 5-10 mL, diberikan 1 jam sesudah tiap kali makan dan menjelang tidur malam.
Tab forte/susp forte: diperlukan antasida yang lebih kuat dan antiflatulen. Kasus berat berikan tiap 2 jam.

Pemberian Obat:
Berikan dalam perut kosong, 1 jam sesudah makan atau 1 jam sebelum makan dan menjelang tidur malam.

Peringatan:
Insufisiensi ginjal.

Efek Samping:
Konstipasi dan diare.

Interaksi Obat:
Mengganggu absorbs tertasiklin, simetidin.

Kategori Kehamilan: -

(MIMS, 2012: 9).
3) Ranitidin
Komposisi :
Ranitidin tablet 150 mg, 300 mg.

Indikasi :
Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum karena H. Pylori, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat.

Peringatan :
Gangguan ginjal dan hati (kurangi dosis); kehamilan dan menyusui; injeksi intravena lebih baik dihindari (infus lebih baik), terutama pada dosis tinggi (kadang-kadang dapat menyebabkan aritmia); gangguan kardiovaskular; hindarkan pada porfiria (IONI : 17).

Kontraindikasi :
Hipersensitivitas. Hati-hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui.

Efek samping :
Sakit kepala, reaksi alergi, mual, muntah, pusing, lesu, diare, konstipasi.

Dosis :
Oral 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sebelum tidur malam (tukak lambung dan tukak duodenum).

Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama atau tanpa makan.

Interaksi obat :
Waktu protrombin bisa dipengaruhi bila diberikan bersama antikoagulan. Antasid menurunkan efektivitasnya, sehingga bila diberikan bersama harus terlebih dahulu dimakan 1 jam sebelum antasid.

Mekanisme kerja :
Menghambat kerja histamin untuk menghasilkan asam lambung dengan menduduki reseptor H2 pada sel parietal lambung (Peresepan Obat : 235).

3)      Neurosanbe Plus
Komposisi:
Metampyron 500 mg, vit B1 50 mg, vit B6 100 mg, vit B12 100 mcg.

Indikasi:
Neuritis dan neuralgia, trauma nyeri berat pada penyakit degeneratif kolumna vertebra.

Dosis:
1 kaplet 3x/hari. Maksimal 4 kaplet/hari.

Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama makanan untuk  mengurangi rasa tidak nyaman pada GI.

Kontra Indikasi:
Tekanan darah sistolik < 100 mmHg.

Peringatan:
Jangan digunakan pada nyeri otot akibat flu atau reumatik. Gangguan hematologi, gangguan fungsi hati atau ginjal.


Efek Samping:
Reaksi hipersensitivitas, agranulositosis.
(MIMS, 2012: 143).

Kesimpulan skrining resep dan hasil analisis DRP (Drug Related Problem) serta Care Plan:
Resep tidak lengkap secara administrasi, kekurangan dapat dikonfirmasi kepada dokter maupun pasien. Adanya efek samping hipotensi, konstipasi, diare dapat diatasi dengan meminum obat sesuai dosis yang dianjurkan. Nifedipin under doses diatasi dengan meningkatkan frekuensi penggunaan menjadi 3 x sehari 1 tablet. Interaksi antasida dapat menurunkan efektivitas dari ranitidin dan ranitidin meningkatkan bioavaibilitas nifedipin dapat diatasi dengan meminum ranitidin diminm 1 jam sebelum antasida dan beri jarak penggunaan ranitidin dan nifedipin.


2.      PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT/PIO, KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI/KIE, DAN KONSELING
a.       Informasikan mengenai nama obat, aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan cara penyimpanan yang benar.
b.      Obat yang diberikan harus diminum secara teratur, agar terapi pengobatan yang diinginkan tercapai.
c.       Konfirmasikan mengenai aturan pakai, kegunaan dari obat yang diberikan dan cara penyimpanan yang benar.
No.
Kriteria Informasi
Isi Informasi
1
Nama Obat
Nifedipin
Plantacid forte
Ranitidin
Neurosanbe plus
2
Kegunaan obat/outcome terapi yang diharapkan
Nifedipin: mengatasi darah tinggi
Plantacid forte: Mengurangi gejala kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak deudenum.
Ranitidin: Mengatasi tukak lambung, mengurangi asam lambung.
Neurosanbe plus: Mengatasi Nyeri, pegal-pegal.
3
Aturan pakai
Nifedipin: 3 x sehari 1 tablet, dapat diberikan dengan atau tanpa makan. Hindari jus grapefruit.
Plantacid: 3 x sehari 10 mL, berikan dalam perut kosong, 1 jam sesudah makan atau 1 jam sebelum makan dan menjelang tidur malam.
Ranitidin: 2 x sehari 1 tablet, dapat diberikan bersama atau tanpa makan.
Neurosanbe plus: 3 x sehari 1 kaplet, dapat diberikan dengan atau tanpa makan.
4
Waktu minum obat
Nifedipin: dapat diberikan dengan atau tanpa makan.
Plantacid: berikan dalam perut kosong, 1 jam sesudah makan atau 1 jam sebelum makan dan menjelang tidur malam.
Ranitidin: dapat diberikan bersama atau tanpa makan.
Neurosanbe plus: dapat diberikan dengan atau tanpa makan.
5
Cara pakai
Diminum melalui mulut dengan segelas air putih. 3 x sehari artinya tiap 8 jam, 2 x sehari artinya tiap 12 jam.
6
Durasi penggunaan obat
30 hari
7
Efek samping
Hipotensi, konstipasi, diare dapat diatasi dengan meminum obat sesuai dosis yang dianjurkan. Efek samping lain anemia, mual, muntah.
8
Penyimpanan
Simpan tablet ditempat yang kering pada suhu kamar (25oC), terlindung dari cahaya matahari langsung.
9
Aktivitas yang disarankan/dihindari
Aktivitas yang disarankan:
Pertahankan gaya hidup sehat dengan berolahraga secara teratur, diet rendah garam dan rendah lemak.

Belajar untuk releks dan mengendalikan stres.

Kontrol berat badan.

Periksa tekanan darah teratur

Meminum obat sesuai dosis yang dianjurkan. Minum air putih. Jika lambung terasa perih, minumlah air untuk mengurangi rasa perih tersebut.

Bila lupa minum antasida maka  segeralah minum jika mengingatnya. Jika sudah mendekati waktu minum obat berikutnya, hilangkan saja dan kembali pada jadwal semula. Jangan minum obat tersebut 2 dosis sekaligus.

Bila keluhan sudah sembuh, penggunaan masing-masing obat dapat dihentikan.
Makan dalam porsi sedang (tidak banyak). Makan yang lunak.

Makan makanan yang kaya buah dan sayur, namun hindari sayur dan buah yang bersifat asam (misalnya jeruk, lemon, grapefruit,nanas, tomat).

Aktivitas yang dihindari:
Jika merokok, berhenti merokok.

Hindari minum alkohol.

Gaya hidup tidak sehat, stress.
Hindari  makanan yang mengiritasi seperti pedas, asam, dan yang digreng, berlemak, kopi/kafein, minuman berkarbonasi,
Jangan berbaring setelah makan untuk mencegah refluk (aliran balik) asam lambung.
Hindari penggunaan obat NSAID.

Konseling cara penggunaan obat
Jadwal minum obat

Nama Obat
Waktu minum obat
Pagi
(05.00)
Pagi
(6.00)
Pagi
(7.00)
Siang
(13.00)
Siang
(14.00)
Sore
(19.00)
Malam
(20.00)
Malam
(21.00)
Nifedifin


ü   

ü   


ü   
Plantacid forte

ü   

ü   


ü   

Ranitidin
ü   




ü   


Neurisanbe plus


ü   

ü   


ü   

Keterangan:
Nifedifin: 3 x/hari 1 tablet, bersama makan.
Plantacid: 3 x/hari 10 mL, perut kosong (1 jam sebelum makan).
Ranitidin: 2 x/hari 1 tablet, perut kosong/tanpa makan (1 jam sebelum antasida).
Neurosanbe plus: 3 x/hari 1 kaplet, bersama makan.


3.      MONITORING

Hal-hal yang perlu monitoring:
a.      Pantau perkembangan pasien apakah asam lambung masih meningkat atau sudah mulai menurun.
b.      Kepatuhan pasien minum obat.
c.       Kemungkinan timbulnya efek samping seperti anemia, mual, muntah.

4. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan berkurang, hilang/tidak,   pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan (keluhan berkurang/tidak).


Sumber Literatur :
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, CV. Sagung Seto, Jakarta.
Anonim, 2004, Kepmenkes RI No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, DEPKES RI.
Anonim. 2012. Http://www.MIMS.com
Anonim. 2012, Kimia Farma. Http://www.kimiafarmaapotek.com.
Handoko dan Suharto. Insulin, Glukagon dan Antidiabetik Oral. Dalam: Farmakologi dan Terapi edisi 4, 2004. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Lacy Charles F., Armstrong Lora L., Goldman Morton P., Lance Leonard L. 2010, Drug Information Handbook, 18th Edition, Amerika: Lexi Comp Inc.
Syamsuni, H. A. 2006, Ilmu Resep, Cetakan I, Jakarta: EGC.
Tim Editor, 2007, MIMS Edisi Bahasa Indonesia, Vol. 8, Jakarta: Depkes RI, hal: 346, 372.
Tim Penyusun, 2008, ISO Farmakoterapi, Cetakan I, Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
Tjay T.H, R. Kirana, 2002, Obat-Obat Penting, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Tjay,T.H. & Kirana R, 2003, Obat Obat Penting, Cetakan III, Edisi V, Jakarta: PT. Gramedia.
Hadi Kurniawan Apt
Hadi Kurniawan Apt Just Cool Just Smile

1 comment for "ANALISIS RESEP (3/3)"

Post a Comment