Widget HTML Atas

ANALISIS RESEP (2/3)




LEMBAR KERJA TUGAS RESEP

RESEP 2 (No resep JR-0014):

dr. R
Jl. Cocak Rawa No. 1 Telp. (0274) 7021499 Yogyakarta
HP: 08193178xxxx
Yogyakarta, 11 Oktober 2012

R/ Glimepirid I mg No. XXX
          S  1 – 0 - 0

R/ Metformin mg 500 No. LX
          S 2 dd tab 1

R/ Nerva plus 5000 No.XXX
          S 1 dd tab I

Pro       : Bp. S
Umur   : -
Alamat: -
ttd




1.      ASSESMENT
a.      Menggali Riwayat Pasien

No.
Kriteria
Keterangan
1
Data Pasien
Nama : Bp. S
Umur : -
Jenis Kelamin : L / P
Alamat : -
No. HP : -
BB/TB : - kg / - cm
Pekerjaaan : -
Kondisi   : Diabetes Melitus
2
Riwayat Penyakit
Penyakit yang pernah diderita : Diabetes Melitus
Keluhan sekarang   : Kadar gula darah tinggi.
Data Laboratorium : -
Diagnosis dokter    : DM tipe II
3
Riwayat Pengobatan
-
4
Keadaan Khusus Pasien
-

b.      Skrining Resep
1)      Administratif (Kelengkapan Resep)

No.
URAIAN
PADA RESEP
ADA
TIDAK

Inscription

1
2
3
Identitas dokter:
Nama dokter
SIP dokter
Alamat dokter

ü   

ü   


ü   
4
Nomor telepon
ü   

5
Tempat dan tanggal penulisan resep
ü   


Invocatio
6
Tanda resep diawal penulisan resep (R/)
ü   


Prescriptio/Ordonatio
7
Nama Obat
ü   

8
Kekuatan obat
ü   

9
Jumlah obat
ü   


Signatura
10
Nama pasien
ü   

11
Jenis kelamin
ü   

12
Umur pasien

ü   
13
Barat badan

ü   
14
Alamat pasien

ü   
15
Aturan pakai obat
ü   

16
Iter/tanda lain

ü   

Subscriptio
17
Tanda tangan/paraf dokter
ü   

Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai SIP dokter, umur, berat badan, dan alamat pasien.
Cara pengatasan SIP dokter dapat dikonfirmasi kepada dokter untuk memastikan keabsahan resep, SIP boleh tidak dicantumkan jika dokter bekerja diinstansi. Sementara data pasien seperti umur, berat badan dan alamat pasien dapat ditanyakan langsung kepada pasien/keluarga pasien.


2)      Kesesuaian Farmasetis
No
Kriteria
Permasalahan
Pengatasan
1
Bentuk sediaan
-
Sesuai
2
Stabilitas obat
-
Sesuai
3
Inkompatibiltas
-
Sesuai
4
Cara pemberian
-
Sesuai
5
Jumlah dan aturan pakai
-
Sesuai



3)      Dosis
No.
Nama Obat
Dosis Resep
Dosis Literatur
Kesimpulan
Rekomendasi
1
Glimepirid
1 x sehari 1 tablet pagi hari
(sediaan 1 mg)
Dewasa Dosis awal 1-2 mg sekali sehari, diberikan bersama sarapan pagi, dosis pemeliharaan 1-4 mg sekali sehari, maksumum 8 mg sekali sehari. Jika respon tidak adekuat pada dosis maksimum maka terapi dapat dipertimbangkan kombinasi dengan metformin
(DIH, 2010: 697).
Sesuai
-
2
Metformin 500 mg
2 x sehari 1 tablet
(sediaan 500 mg)
250-500 mg tiap 8 jam, maksimal 3g/hari atau
850 mg tiap 12 jam.
Anak > 17 tahun dan dewasa, dosis awal 500 mg 2 kali sehari atau 850 mg sekali sehari.
(DIH, 2010: 955).
Sesuai
-
3
Nerva plus 5000
1 x sehari 1 tablet
1 kaplet/hari.
(MIMS, 2012: 291).
Sesuai
-

4)      Pertimbangan Klinis
No.
Kriteria
Permasalahan
Pengatasan
1
Indikasi
Terapi dengan glimepirid tunggal tidak adekuat
Diberikan tambahan terapi kombinasi glimepirid dan metformin.
2
Kontraindikasi
-
-
3
Interaksi
-   Glimepirid + metformin
Bila dikombinasikan keduanya memiliki efek potensiasi penurunan kadar gula darah sampai hipoglikemia dapat terjadi.
-          Metformin dan vitamin B12
Terapi metformin jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 dan asam folat di saluran cerna.
-          Metformin dan antikoagulan
Kemungkinan terjadinya interaksi antara metformin dan antikoagulan tertentu, Perlu hati-hati untuk orang-orang lanjut usia, infeksi serius dan dalam keadaan trauma.
Pasien diinformasikan bagaimana mengatasi kondisi gejala hipoglikemi dengan mengemut permen, makan roti dll untuk mengembalikan glukosa tubuh.
Perlu diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun.
Mungkin diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan.
4
Dupikasi/polifarmasi
-
-
5
Alergi
-
-.
6
Efek samping
-   Glimepirid
  Efek samping utama yang harus diwaspadai adalah hipoglikemia. Gambaran klinis hipoglikemik yang parah menyerupai stroke. Disamping itu dapat juga terjadi efek samping lain, berupa gangguan saluran cerna dan gangguan susunan syaraf pusat seperti: sakit kepala, pusing, lapar, tubuh lemas, lelah, mual, muntah, mengantuk, tidur terganggu, daya konsentrasi dan  kewaspadaan menurun, depresi, bingung, gangguan bicara, gangguan penglihatan, tremor, gangguan syaraf sensoris, dan lain-lain. Kemungkinan dapat pula terjadi gejala-gejala kounter-regulasi adrenergik, seperti berkeringat, kulit lembab, cemas, takhikardia, hipertensi, palpitasi, dan lain-lain. Gejala hematologik termasuk leukopenia, trombositopenia, agranulosistosis dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali. Golongan sulfonilurea cenderung meningkatkan berat badan.
-    Metformin
Efek samping bersifat reversible pada saluran cerna termasuk anoreksia, gangguan perut, mual, muntah, rasa logam pada mulut dan diare.  Dapat menyebabkan asidosis laktat tetapi kematian akibat insiden ini lebih rendah 10 - 15 kali dari fenformin dan lebih rendah dari kasus hipoglikemia yang disebabkan oleh glibenklamid/sulfonilurea. Kasus asidosis laktat dapat dibati dengan natrium bikorbonat. Kasus individual dengan metformin adalah anemia megaloblastik, pneumonitis, vaskulitis.
Diminum bersama atau segera setelah makan, jangan berkendaraan / menjalankan mesin selama minum obat, kontrol cek gula darah rutin.

Reaksi obat yang merugikan (ADR/Adverse Drug Reaction)

-    Glimepirid
Selama pengobatan dengan glimepirid, kadar gula harus diperiksa secara periodik, karena dapat terjadi hipoglikemia atau hiperglikemia khususnya pada awal-awal pengobatan atau bila penggunaan glimepirid yang tidak teratur, maka sebaiknya hindarilah aktivitas-aktivitas yang memerlukan perhatian khusus. Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti. Bila terdapat sensitivitas berupa peningkatan insulin yang berlebihan akibat glimepirid, sebaiknya pemberian glimepirid dihentikan. Untuk menghindari terjadinya hipoglikemia harus dipertimbangkan pengurangan dosis glimepirid yang dilakukan secara bertahap, Pemberian dosis sebaiknya disertai dengan perbaikan berat badan dan perbaikan pola makan. Lama pengobatan Pengobatan dengan glimepirid merupakan pengobatan jangka panjang.

-   Metformin
Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Tidak dianjurkan penggunaan pada kondisi dimana menyebabkan dehidrasi atau pada penderita yang baru sembuh dari infeksi serius atau taruma. Dianjurkan pemeriksaan berkala kadar B12 pada penggunaan jangka panjang. Oleh karena adanya kemungkinan terjadinya hipoglikemia pada penggunaan kombinasi dengan Sulfonilurea, kadar gula dalam darah harus dimonitor. Hati-hati pemberian pada pasien usia lanjut yang mempunyai gangguan fungsi ginjal.
Dalam pengobatan kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin, kadar gula darah harus diperiksa, mengingat kemungkinan timbulnya hipoglikimea. Keadaan yang memicu hipoksia dan akumulasi laktat dapat menyebabkan terjadinya asidosis laktat yang berbahaya, maka metformin tidak boleh diberikan pada penderita penyakin kardiovaskuler, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi dan peminum alkohol. Terapi metformin jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 dan asam folat di saluran cerna, oleh karena itu perlu diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun. Kemungkinan terjadinya interaksi antara metformin dan antikoagulan tertentu, dalam hal ini mungkin diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan. Perlu hati-hati untuk orang-orang lanjut usia, infeksi serius dan dalam keadaan trauma.
Cek atau control kadar gula darah rutin.
Selalu sedia permen atau roti untuk dikonsumsi ketika terjadi gejala hipoglikemi seperti keringat atau gemetar.
Menghindari aktivitas-aktivitas berat yang memerlukan perhatian khusus.
Perlu diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun.


c.       Karakteristik Penyakit
Diabetes mellitus tipe II.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      Definisi
Diabetes melitus merupakan kondisi dimana terjadi penurunan kadar insulin dalam tubuh. Insulin adalah hormon yang dibentuk oleh pankreas, berfungsi untuk memecahkan gula darah dan mengubahnya menjadi energi. Bila tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin, maka kadar gula dalam darah akan meningkat. Diabetes mellitus adalah penyakit endokrin yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah diatas normal dan tingginya kadar gula dalam urin akibat terganggunya produksi hormon insulin oleh pankreas. Diabetes mellitus tipe II disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin sehingga turunnya kemampuan insulin untuk merangsang glukosa dan untuk menghambat produksi glukosa dihati.
Ada dua tipe diabetes melitus, yaitu :
-          Tipe I, merupakan insulin dependent DM atau diabetes juvenil. Kondisi ini biasanya timbul pada usia muda dan membutuhkan injeksi insulin secara teratur.
-          Tipe II, merupakan non insulin dependent DM atau timbul pada usia dewasa. Biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun dan dapat diobati dengan preparat lain, tidak tergantung pada injeksi insulin.

Penyebabnya
Penyebab DM yang pasti belum diketahui tetapi sebagian besar disebabkan oleh faktor herediter, gaya hidup, diet, infeksi pankreas dan gangguan yang bersifat autoimun.
Gejala
-          Pasien sering merasa haus atau lapar serta mempunyai nafsu makan yang besar.
-          Biasanya terjadi peningkatan urin atau poliuri.
-          Penurunan berat badan walaupun nafsu makan meningkat.
-          Pasien sering merasa cepat lelah atau lemas yang mungkin disertai kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki.
-          Penglihatan menjadi kabur.
-          Disertai infeksi kulit yang berulang, sering disertai dengan gatal pada daerah tubuh yang sensitif.


Komplikasi
Diabetes sangat meningkatkan resiko akan penyakit jantung. Bila tidak atau kurang tepat diobati, lambat laun dapat menjadi gangguan neurovaskular serius yang sangat ditakuti, seperti retinopati, polineuropati, nefropati dan lain-lain (impotensi, infeksi stafilokok pada kulit dan keluhan claudicatio (OOP, 2003: 695).

d.      Karakteristik Obat

1)      Glimepirid
Komposisi:
Glimepirid 1 mg.

Indikasi:
DM tipe II (NIDDM) yang tidak dapat dikontrol secara adekuat dengan diet, olahraga dan penurunan berat badan saja. Dapat digunakan dalam kombinasi dengan metformin atau insulin.

Dosis:
1-8 mg/hari. Dosis awal dan titrasi dosis 1 mg sekali/hari. Dosis harian dapat ditingkatkan dengan interval 1-2 minggu dan dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1 mg-2 mg – 3 mg – 4 mg- 6 mg dan pada kasus tertentu, 8 mg.

Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama makan agar diabsorbsi lebih baik dan  untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada Gastro Intestinal.

Kontra Indikasi:
DM tipe I (IDDM) ketoasidosis diabetikum, prekoma diabetes, gangguan ginjal berat dan gangguan fungsi hati. Hipersensitif terhadap sulfonylurea lain atau sulfonamide. Hamil, laktasi.

Peringatan:
Monitor kadar glukosa darah dan urin secara teratur. Berkurang atau menghilangnya gejala hipoglikemia  misalnya pada pasien dengan neuropati otonomik atau yang menggunakan obat penyekat B, klonidin, reserpin, guanetidin, atau obat simpatolitik lain. Penggantian sementara menjadi terapi insulin pada situasi stress tertentu (misalnya trauma, pembedahan, dan demam yang disebabkan infeksi).

Efek Samping:
Hipoglikemia, gangguan sementara daya penglihatan, gangguan GI, gangguan fungsi hati. Jarang: trombopenia, leucopenia, dan anemia hemolitik; gatal, urtikaria, ruam kulit.

Interaksi Obat:
Efek meningkat jika digunakan bersama dengan insulin dan obat antidiabetes lain., ACE Inhibitor, alopurinol, steroid anabolic dan hormone seks pria, kloramfenikol, derivate kumarin, siklofosfamid, dst.
Efek berkurang jika digunakan bersama dengan asetazolamid, barbiturate, kortikosteroid, diuretic, efinefrin, asam nikotinat (dosis tinggi), esterogen, progesterone, rifamfisin, dst. Penyekat-B menurunkan toleransi terhadap glukosa.

Kategori kehamilan: C

(MIMS, 2012: 280).

2)      Metformin
Indikasi:
NIDDM yang gagal  dikendalikan dengan diet dan sulfonilurea, terutama pada pasien yang gemuk.

Kontraindikasi:
Gangguan fungsi ginjal atau hati, predisposisi asidosis laktat, gagal jantung, infeksi atau trauma berat, dehidrasi, alkoholisme, wanita hamil dan wanita menyusui.

Efek samping:
Mual, muntah, anoreksia dan diare yang selintas, asidosis laktat, gangguan penyerapan vit. B. 12.

Dosis:
250-500 mg tiap 8 jam atau 850 mg tiap 12 mg bersama/sesudah makan, maksimal 3g/hari.

Mekanisme kerja:
Bekerja menghambat glukoneogenesis dan menigkatkan penggunaan glukosa di jaringan. Kelebihan dari golongan sulfonilurea adalah tidak menaikkan berat badan dan dapat menurunkan kadar insulin plasma  (IONI : 269).

3)      Nerva plus 5000
Komposisi:
Per Nerva Plus Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 200 mcg, folic acid 400 mcg.
Per Nerva 5000 Vit B1 100 mg, vit B6 100 mg, vit B12 5000 mcg.

Indikasi:
Nerva plus Pengobatan defisiensi vit B1, B6, B12, dan asam folat.
Nerva 5000 Pengobatan defisiensi vit B1, B6 dan B12.

Dosis:
1 kaplet/hari.

Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama makanan jika timbul rasa tidak nyaman pada GI.

Peringatan:
Tidak dianjurkan untuk pasien yang sedang mendapat terapi ledova.

Efek Samping:
Penggunaan vit B6 dosis tinggi dan jangka panjang dapat menyebabkan sindrom neuropati.

(MIMS, 2012: 291).


Kesimpulan skrining resep dan hasil analisis DRP (Drug Related Problem) serta Care Plan:
Resep tidak lengkap secara administrasi, adanya efek samping dapat diatasi dengan meminum obat bersama makan agar diabsorbsi lebih baik dan  untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada Gastro Intestinal. Gejala hipoglikemi diatasi dengan mengemut roti atau permen dan cek kadar gula darah rutin serta control kadar B12 dan asam folat tiap tahun untuk penggunaan metformin jangka panjang.

2.      PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT/PIO, KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI/KIE, DAN KONSELING
a.       Informasikan mengenai nama obat, aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan cara penyimpanan yang benar.
b.      Obat yang diberikan harus diminum secara teratur, agar terapi pengobatan yang diinginkan tercapai.
c.       Konfirmasikan mengenai aturan pakai, kegunaan dari obat yang diberikan dan cara penyimpanan yang benar.
-       Metformin sebagai obat anti diabetes dengan aturan pakai 2x sehari 1 tablet dan glimepirid 1 kali sehari sebagai terapi tambahan untuk DM yang tidak dapat dikendalikan oleh obat dan diet dengan aturan pakai 2x sehari 1 tablet. Semua obat diminum bersama makanan.
-       Penyimpanan obat ditempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung.

No.
Kriteria Informasi
Isi Informasi
1
Nama Obat
Glimepirid
Metformin
Nerva plus 5000
2
Kegunaan obat/outcome terapi yang diharapkan
Glimepirid dan metformin: Mengatasi diabetes/menurunkan kadar gula darah.
Nerva plus 5000: Mengatasi Neurotropik (pegal, capek), serta mengatasi efek dari metformin yang mengganggu penyerapan vit B12.
3
Aturan pakai
Glimepirid: 1 x sehari 1 tablet pada pagi hari bersama makan
Metformin: 2 x sehari 1 tablet pagi dan sore bersama makan
Nerva plus 5000: 1 x sehari 1 tablet pada pagi hari bersama makan
4
Waktu minum obat
Bersama makan atau segera setelah makan untuk meningkatkan absorpsi dan menghindari efek nyeri dilambung akibat efek samping obat.
5
Cara pakai
Diminum melalui mulut dengan segelas air putih. 3 x sehari artinya tiap 8 jam, 2 x sehari artinya tiap 12 jam.
6
Durasi penggunaan obat
30 hari
7
Efek samping
Nyeri lambung, hipoglikemi berupa gemetar dan keringat berlebih. Bila gejala ini muncul maka dapat diatasi dengan asupan glukosa, misalnya permen atau makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi atau roti.
8
Penyimpanan
Simpan tablet ditempat yang kering pada suhu kamar (25oC), terlindung dari cahaya matahari langsung.
9
Aktivitas yang disarankan/dihindari
Aktivitas yang disarankan:
Kurangi berat badan yang berlebihan. Menjaga berat badan ideal dan  berolahraga ringan secara teratur, misalnya dimulai dengan jalan kaki atau lari pagi selama 30 menit sehari.

Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat, seperti sayuran dan sereal.

Minum banyak air putih minimal 2 liter/hari.

Kontrol kesehatan secara teratur terutama jika terdapat luka atau infeksi yang tidak sembuh-sembuh.

Kontrol gula darah atau urin secarfa rutin, periksa tekanan darah secara berkala dan pertahankan tekanan darah dalam batas normal.

Bila lupa minum; jika teringat kembali dalam waktu < 2 jam maka langsung minum obat, tetapi jika sudah hampir waktu minum obat selanjutnya maka tinggalkan saja obat yang tadi lupa diminum dan jangan men-double.
Beritahukan gejala hipoglikemia pada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda hipoglikemia dan cara mengatasinya. Selalu sedia asupan glukosa, misalnya permen atau makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi atau roti.
Tanda-tanda hipoglikemia : lemas, berkeringat, pusing, gemetar. Segera atasi dengan  minum segelas teh manis atau minuman yang manis. Hipoglikemia ini sangat berbahaya karena pasien bisa shock dan meninggal maka harus segera diatasi.
Segeralah kedokter jika timbul radang pangkal tenggorok, demam, ruam kulit, radang mulut, diare, air seni berwarna kehitaman.
Aktivitas yang dihindari:
Konsumsi gula, garam, tinggi lemak dan yang banyak mengandung kolesterol /LDL(seperti: daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad, dan makanan pencuci mulut berlemak lainnya) dibatasi (kontrol pola makan), olahraga, tidak berkendaraan/menjalankan mesin selama meminum obat, cek kadar gula darah rutin, control kadar B12 dalam tubuh tiap tahun.
Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena hal ini akan menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan) kadar gula darah.
Makanan/minuman yang dihindari : makanan asupan gula seperti ice cream, kue yang banyak mengandung gula, alkohol.
Informasi pasien:
Jangan konsumsi obat lain tanpa seizin dokter atau apoteker. Obat hanya berperan sebagai pengendali diabetes, bukan penyembuh. Obat hanya faktor pendukung dalam pengelolaan diabetes, faktor utamanya adalah pengendalian diet (pola makan) dan olah raga. Konsumsi obat sesuai dosis dan aturan pakai yang diberikan dokter. Monitor kadar glukosa darah sebagaimana yang dianjurkan oleh dokter. Jika Anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia (pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, segera hubungi dokter. Jika Anda sudah pernah mengalami hipoglikemia, selalu bawa sekantung kecil gula jika Anda bepergian. Segera makan gula begitu Anda mendapat serangan hipoglikemia.
Penderita diabetes harus menyeimbangkan penggunaan insulin, pemasukan karbohidrat, dan perlu berolahraga secukupnya. Pasien dengan minimal satu kali kejadian hipoglikemia berat harus disarankan untuk menjaga kontrol glikemik agar kejadian hipoglikemia dapat dicegah, setidaknya dalam beberapa minggu berikutnya. Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus buah, air gula atau segelas susu.



3.      MONITORING

Hal-hal yang perlu monitoring:
a.    Kadar glukosa darah/plasma melalui tes gula darah di laboratorium (normal < 200mg/dL).
b.   Kadar HbA 1c tiap 3 bulan (normal < 7 %).
c.    Monitoring kadar serum transaminase tiap 3 bulan dalam tahun pertama terapi.
d.   Kontrol TD dan BB pasien.
e.    Evaluasi profilaksis kadar B12 serum tiap tahun pada penggunana metformin jangka panjang.
f.    Monitor kadar gula darah pada terapi kombinasi Biguanida (Metformin) dengan Sulfonil Urea (Glimepirid).
g.   Monitoring gangguan fungsi hati dan ginjal karena penggunaan Sulfonilurea.
h.   Kepatuhan pasien minum obat.
i.     Kontrol gangren/luka jika ada.
j.     Efek samping obat yang mungkin timbul seperti mual, muntah, batuk kering (penggunaan captopril), radang pangkal tenggorok, demam, ruam kulit, radang mulut, diare, air seni berwarna kehitaman dan hipotensi.

4. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan berkurang, hilang/tidak,   pasien dapat beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan (keluhan berkurang/tidak).
c.  Jika ada peningkatan transaminase, kurangi dosis atau hentikan terapi, terutama jika peningkatan tetap terjadi.
d.  Jika kadar gula darah tidak terkontrol sampai dosis maksimal, pasien sebaiknya diberi insulin dengan dosis individual (untuk DM tipe II : 0,7-2,5 unit/kg BB/hr).

Hadi Kurniawan Apt
Hadi Kurniawan Apt Just Cool Just Smile

No comments for "ANALISIS RESEP (2/3)"