ANALISIS RESEP (2/3)
LEMBAR KERJA TUGAS RESEP
RESEP
2 (No resep JR-0014):
dr. R
Jl. Cocak Rawa No. 1 Telp. (0274) 7021499 Yogyakarta
HP: 08193178xxxx
|
Yogyakarta, 11
Oktober 2012
R/ Glimepirid I mg No.
XXX
S
1 – 0 - 0
R/ Metformin mg 500
No. LX
S
2 dd tab 1
R/ Nerva plus 5000
No.XXX
S
1
dd tab I
Pro : Bp.
S
Umur : -
Alamat: -
ttd
|
1.
ASSESMENT
a.
Menggali Riwayat Pasien
No.
|
Kriteria
|
Keterangan
|
1
|
Data Pasien
|
Nama : Bp. S
Umur : -
Jenis Kelamin
: L /
Alamat : -
No. HP : -
BB/TB : - kg / - cm
Pekerjaaan : -
Kondisi : Diabetes
Melitus
|
2
|
Riwayat
Penyakit
|
Penyakit
yang pernah diderita : Diabetes Melitus
Keluhan
sekarang : Kadar gula darah tinggi.
Data
Laboratorium : -
Diagnosis
dokter : DM tipe II
|
3
|
Riwayat
Pengobatan
|
-
|
4
|
Keadaan Khusus
Pasien
|
-
|
b.
Skrining Resep
1)
Administratif (Kelengkapan Resep)
No.
|
URAIAN
|
PADA
RESEP
|
|
ADA
|
TIDAK
|
||
Inscription
|
|||
1
2
3
|
Identitas
dokter:
Nama dokter
SIP dokter
Alamat dokter
|
ü
ü
|
ü
|
4
|
Nomor telepon
|
ü
|
|
5
|
Tempat dan tanggal penulisan resep
|
ü
|
|
Invocatio
|
|||
6
|
Tanda resep diawal penulisan resep
(R/)
|
ü
|
|
Prescriptio/Ordonatio
|
|||
7
|
Nama Obat
|
ü
|
|
8
|
Kekuatan obat
|
ü
|
|
9
|
Jumlah obat
|
ü
|
|
Signatura
|
|||
10
|
Nama pasien
|
ü
|
|
11
|
Jenis kelamin
|
ü
|
|
12
|
Umur pasien
|
ü
|
|
13
|
Barat badan
|
ü
|
|
14
|
Alamat pasien
|
ü
|
|
15
|
Aturan pakai obat
|
ü
|
|
16
|
Iter/tanda lain
|
ü
|
|
Subscriptio
|
|||
17
|
Tanda tangan/paraf dokter
|
ü
|
|
Kesimpulan:
Resep tersebut
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai SIP
dokter, umur, berat badan, dan alamat pasien.
Cara pengatasan
SIP dokter dapat dikonfirmasi kepada dokter untuk memastikan keabsahan resep,
SIP boleh tidak dicantumkan jika dokter bekerja diinstansi. Sementara data
pasien seperti umur, berat badan dan
alamat pasien dapat ditanyakan
langsung kepada pasien/keluarga pasien.
|
2)
Kesesuaian Farmasetis
No
|
Kriteria
|
Permasalahan
|
Pengatasan
|
1
|
Bentuk
sediaan
|
-
|
Sesuai
|
2
|
Stabilitas
obat
|
-
|
Sesuai
|
3
|
Inkompatibiltas
|
-
|
Sesuai
|
4
|
Cara
pemberian
|
-
|
Sesuai
|
5
|
Jumlah
dan aturan pakai
|
-
|
Sesuai
|
3)
Dosis
No.
|
Nama
Obat
|
Dosis
Resep
|
Dosis
Literatur
|
Kesimpulan
|
Rekomendasi
|
1
|
Glimepirid
|
1 x sehari 1 tablet pagi hari
(sediaan 1 mg)
|
Dewasa
Dosis
awal 1-2 mg sekali sehari, diberikan bersama sarapan pagi, dosis pemeliharaan
1-4 mg sekali sehari, maksumum 8 mg sekali sehari. Jika respon tidak adekuat
pada dosis maksimum maka terapi dapat dipertimbangkan kombinasi dengan
metformin
(DIH, 2010: 697).
|
Sesuai
|
-
|
2
|
Metformin 500 mg
|
2 x sehari 1 tablet
(sediaan 500
mg)
|
250-500 mg
tiap 8 jam, maksimal 3g/hari atau
850 mg tiap
12 jam.
Anak > 17
tahun dan dewasa, dosis awal 500 mg 2 kali sehari atau 850 mg sekali sehari.
(DIH, 2010: 955).
|
Sesuai
|
-
|
3
|
Nerva plus 5000
|
1 x sehari 1 tablet
|
1 kaplet/hari.
(MIMS, 2012: 291).
|
Sesuai
|
-
|
4)
Pertimbangan Klinis
No.
|
Kriteria
|
Permasalahan
|
Pengatasan
|
|
1
|
Indikasi
|
Terapi
dengan glimepirid tunggal tidak adekuat
|
Diberikan tambahan
terapi kombinasi glimepirid dan metformin.
|
|
2
|
Kontraindikasi
|
-
|
-
|
|
3
|
Interaksi
|
- Glimepirid
+ metformin
Bila
dikombinasikan keduanya memiliki efek potensiasi penurunan kadar gula darah
sampai hipoglikemia dapat terjadi.
-
Metformin dan vitamin B12
Terapi
metformin jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin B12 dan
asam folat di saluran cerna.
-
Metformin dan antikoagulan
Kemungkinan
terjadinya interaksi antara metformin dan antikoagulan tertentu, Perlu
hati-hati untuk orang-orang lanjut usia, infeksi serius dan dalam keadaan
trauma.
|
Pasien diinformasikan
bagaimana mengatasi kondisi gejala hipoglikemi dengan mengemut permen, makan
roti dll untuk mengembalikan glukosa tubuh.
Perlu diperiksa kadar
vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun.
Mungkin diperlukan
penyesuaian dosis antikoagulan.
|
|
4
|
Dupikasi/polifarmasi
|
-
|
-
|
|
5
|
Alergi
|
-
|
-.
|
|
6
|
Efek samping
|
- Glimepirid
Efek samping utama yang harus diwaspadai
adalah hipoglikemia. Gambaran klinis hipoglikemik yang parah menyerupai
stroke. Disamping itu dapat juga terjadi efek samping lain, berupa gangguan
saluran cerna dan gangguan susunan syaraf pusat seperti: sakit kepala,
pusing, lapar, tubuh lemas, lelah, mual, muntah, mengantuk, tidur terganggu,
daya konsentrasi dan kewaspadaan
menurun, depresi, bingung, gangguan bicara, gangguan penglihatan, tremor,
gangguan syaraf sensoris, dan lain-lain. Kemungkinan dapat pula terjadi
gejala-gejala kounter-regulasi adrenergik, seperti berkeringat, kulit lembab,
cemas, takhikardia, hipertensi, palpitasi, dan lain-lain. Gejala hematologik
termasuk leukopenia, trombositopenia, agranulosistosis dan anemia aplastik
dapat terjadi walau jarang sekali. Golongan sulfonilurea cenderung
meningkatkan berat badan.
-
Metformin
Efek
samping bersifat reversible pada saluran cerna termasuk anoreksia, gangguan
perut, mual, muntah, rasa logam pada mulut dan diare. Dapat menyebabkan asidosis laktat tetapi
kematian akibat insiden ini lebih rendah 10 - 15 kali dari fenformin dan lebih
rendah dari kasus hipoglikemia yang disebabkan oleh
glibenklamid/sulfonilurea. Kasus asidosis laktat dapat dibati dengan natrium
bikorbonat. Kasus individual dengan metformin adalah anemia megaloblastik,
pneumonitis, vaskulitis.
|
Diminum bersama atau segera setelah makan, jangan berkendaraan
/ menjalankan mesin selama minum obat, kontrol cek gula darah rutin.
|
|
Reaksi
obat yang merugikan (ADR/Adverse Drug
Reaction)
|
- Glimepirid
Selama pengobatan dengan glimepirid,
kadar gula harus diperiksa secara periodik, karena dapat terjadi hipoglikemia
atau hiperglikemia khususnya pada awal-awal pengobatan atau bila penggunaan
glimepirid yang tidak teratur, maka sebaiknya hindarilah aktivitas-aktivitas
yang memerlukan perhatian khusus. Khasiat dan keamanan penggunaan pada
anak-anak belum diketahui dengan pasti. Bila terdapat sensitivitas berupa
peningkatan insulin yang berlebihan akibat glimepirid, sebaiknya pemberian
glimepirid dihentikan. Untuk menghindari terjadinya hipoglikemia harus
dipertimbangkan pengurangan dosis glimepirid yang dilakukan secara bertahap,
Pemberian dosis sebaiknya disertai dengan perbaikan berat badan dan perbaikan
pola makan. Lama pengobatan Pengobatan dengan glimepirid merupakan pengobatan
jangka panjang.
- Metformin
Hati-hati penggunaan pada
penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Tidak dianjurkan penggunaan pada
kondisi dimana menyebabkan dehidrasi atau pada penderita yang baru sembuh
dari infeksi serius atau taruma. Dianjurkan pemeriksaan berkala kadar B12
pada penggunaan jangka panjang. Oleh karena adanya kemungkinan terjadinya
hipoglikemia pada penggunaan kombinasi dengan Sulfonilurea, kadar gula dalam
darah harus dimonitor. Hati-hati pemberian pada pasien usia lanjut yang
mempunyai gangguan fungsi ginjal.
Dalam
pengobatan kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin, kadar gula darah harus
diperiksa, mengingat kemungkinan timbulnya hipoglikimea. Keadaan yang memicu
hipoksia dan akumulasi laktat dapat menyebabkan terjadinya asidosis laktat
yang berbahaya, maka metformin tidak boleh diberikan pada penderita penyakin
kardiovaskuler, gagal ginjal, gagal hati, dehidrasi dan peminum alkohol.
Terapi metformin jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan absorpsi vitamin
B12 dan asam folat di saluran cerna, oleh karena itu perlu diperiksa kadar
vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun. Kemungkinan terjadinya interaksi
antara metformin dan antikoagulan tertentu, dalam hal ini mungkin diperlukan
penyesuaian dosis antikoagulan. Perlu hati-hati untuk orang-orang lanjut
usia, infeksi serius dan dalam keadaan trauma.
|
Cek atau control
kadar gula darah rutin.
Selalu sedia permen
atau roti untuk dikonsumsi ketika terjadi gejala hipoglikemi seperti keringat
atau gemetar.
Menghindari
aktivitas-aktivitas berat yang memerlukan perhatian khusus.
Perlu diperiksa kadar
vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun.
|
c.
Karakteristik Penyakit
Diabetes mellitus tipe II.
Definisi
Diabetes melitus merupakan kondisi dimana terjadi
penurunan kadar insulin dalam tubuh. Insulin adalah hormon yang dibentuk oleh
pankreas, berfungsi untuk memecahkan gula darah dan mengubahnya menjadi energi.
Bila tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin, maka kadar gula dalam darah
akan meningkat. Diabetes mellitus adalah penyakit endokrin yang ditandai dengan
tingginya kadar gula darah diatas normal dan tingginya kadar gula dalam urin
akibat terganggunya produksi hormon insulin oleh pankreas. Diabetes mellitus
tipe II disebabkan kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin sehingga
turunnya kemampuan insulin untuk merangsang glukosa dan untuk menghambat
produksi glukosa dihati.
Ada dua tipe diabetes melitus, yaitu :
-
Tipe
I, merupakan insulin dependent DM atau diabetes juvenil. Kondisi ini biasanya
timbul pada usia muda dan membutuhkan injeksi insulin secara teratur.
-
Tipe II, merupakan non insulin dependent
DM atau timbul pada usia dewasa. Biasanya
terjadi pada usia diatas 40 tahun dan dapat diobati dengan preparat lain, tidak
tergantung pada injeksi insulin.
Penyebabnya
Penyebab DM yang pasti belum diketahui tetapi sebagian
besar disebabkan oleh faktor herediter, gaya hidup, diet, infeksi pankreas dan
gangguan yang bersifat autoimun.
Gejala
-
Pasien
sering merasa haus atau lapar serta mempunyai nafsu makan yang besar.
-
Biasanya
terjadi peningkatan urin atau poliuri.
-
Penurunan
berat badan walaupun nafsu makan meningkat.
-
Pasien
sering merasa cepat lelah atau lemas yang mungkin disertai kesemutan atau mati
rasa pada tangan dan kaki.
-
Penglihatan
menjadi kabur.
-
Disertai
infeksi kulit yang berulang, sering disertai dengan gatal pada daerah tubuh
yang sensitif.
Komplikasi
Diabetes sangat meningkatkan resiko akan penyakit
jantung. Bila tidak atau kurang tepat diobati, lambat laun dapat menjadi
gangguan neurovaskular serius yang sangat ditakuti, seperti retinopati,
polineuropati, nefropati dan lain-lain (impotensi, infeksi stafilokok pada
kulit dan keluhan claudicatio (OOP, 2003: 695).
d.
Karakteristik Obat
1)
Glimepirid
Komposisi:
Glimepirid 1 mg.
Indikasi:
DM tipe II (NIDDM) yang tidak dapat dikontrol secara
adekuat dengan diet, olahraga dan penurunan berat badan saja. Dapat digunakan
dalam kombinasi dengan metformin atau insulin.
Dosis:
1-8 mg/hari. Dosis awal dan titrasi dosis 1 mg
sekali/hari. Dosis harian dapat ditingkatkan dengan interval 1-2 minggu dan
dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1 mg-2 mg – 3 mg – 4 mg- 6 mg
dan pada kasus tertentu, 8 mg.
Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama makan agar diabsorbsi lebih
baik dan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada Gastro Intestinal.
Kontra Indikasi:
DM tipe I (IDDM) ketoasidosis diabetikum, prekoma
diabetes, gangguan ginjal berat dan gangguan fungsi hati. Hipersensitif
terhadap sulfonylurea lain atau sulfonamide. Hamil, laktasi.
Peringatan:
Monitor kadar glukosa darah dan urin secara teratur.
Berkurang atau menghilangnya gejala hipoglikemia misalnya pada pasien dengan neuropati otonomik
atau yang menggunakan obat penyekat B, klonidin, reserpin, guanetidin, atau
obat simpatolitik lain. Penggantian sementara menjadi terapi insulin pada
situasi stress tertentu (misalnya trauma, pembedahan, dan demam yang disebabkan
infeksi).
Efek Samping:
Hipoglikemia, gangguan sementara daya penglihatan,
gangguan GI, gangguan fungsi hati. Jarang: trombopenia, leucopenia, dan anemia
hemolitik; gatal, urtikaria, ruam kulit.
Interaksi Obat:
Efek meningkat jika digunakan bersama dengan insulin
dan obat antidiabetes lain., ACE Inhibitor, alopurinol, steroid anabolic dan
hormone seks pria, kloramfenikol, derivate kumarin, siklofosfamid, dst.
Efek berkurang jika digunakan bersama dengan
asetazolamid, barbiturate, kortikosteroid, diuretic, efinefrin, asam nikotinat
(dosis tinggi), esterogen, progesterone, rifamfisin, dst. Penyekat-B menurunkan
toleransi terhadap glukosa.
Kategori
kehamilan: C
(MIMS, 2012: 280).
2)
Metformin
Indikasi:
NIDDM yang gagal
dikendalikan dengan diet dan sulfonilurea, terutama pada pasien yang
gemuk.
Kontraindikasi:
Gangguan fungsi ginjal atau hati, predisposisi asidosis
laktat, gagal jantung, infeksi atau trauma berat, dehidrasi, alkoholisme,
wanita hamil dan wanita menyusui.
Efek samping:
Mual, muntah, anoreksia dan diare yang selintas, asidosis
laktat, gangguan penyerapan vit. B. 12.
Dosis:
250-500 mg tiap 8 jam atau 850 mg tiap 12 mg
bersama/sesudah makan, maksimal 3g/hari.
Mekanisme kerja:
Bekerja menghambat glukoneogenesis dan menigkatkan
penggunaan glukosa di jaringan. Kelebihan dari golongan sulfonilurea adalah
tidak menaikkan berat badan dan dapat menurunkan kadar insulin plasma (IONI : 269).
3)
Nerva plus 5000
Komposisi:
Per Nerva Plus Vit B1 100 mg, vit B6
200 mg, vit B12 200 mcg, folic acid 400 mcg.
Per Nerva 5000 Vit B1 100 mg, vit B6
100 mg, vit B12 5000 mcg.
Indikasi:
Nerva plus Pengobatan
defisiensi vit B1, B6, B12, dan asam folat.
Nerva 5000 Pengobatan
defisiensi vit B1, B6 dan B12.
Dosis:
1 kaplet/hari.
Pemberian Obat:
Dapat diberikan bersama makanan jika timbul rasa
tidak nyaman pada GI.
Peringatan:
Tidak dianjurkan untuk pasien yang sedang mendapat
terapi ledova.
Efek Samping:
Penggunaan vit B6 dosis tinggi dan jangka
panjang dapat menyebabkan sindrom neuropati.
(MIMS, 2012:
291).
Kesimpulan skrining resep dan hasil analisis DRP (Drug Related Problem) serta Care Plan:
Resep tidak lengkap secara
administrasi, adanya efek samping dapat
diatasi dengan meminum obat bersama makan agar diabsorbsi lebih baik dan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada Gastro
Intestinal. Gejala hipoglikemi diatasi dengan mengemut roti atau permen dan cek
kadar gula darah rutin serta control kadar B12 dan asam folat tiap
tahun untuk penggunaan metformin jangka panjang.
2.
PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT/PIO, KOMUNIKASI
INFORMASI EDUKASI/KIE, DAN KONSELING
a.
Informasikan mengenai nama obat, aturan
pakai, kegunaan masing-masing obat, dan cara penyimpanan yang benar.
b.
Obat yang diberikan harus diminum secara
teratur, agar terapi pengobatan yang diinginkan tercapai.
c.
Konfirmasikan
mengenai aturan pakai, kegunaan dari obat yang diberikan dan cara penyimpanan
yang benar.
- Metformin sebagai obat anti diabetes dengan aturan pakai
2x sehari 1 tablet dan glimepirid 1 kali sehari sebagai terapi tambahan untuk
DM yang tidak dapat dikendalikan oleh obat dan diet dengan aturan pakai 2x
sehari 1 tablet. Semua obat diminum bersama makanan.
-
Penyimpanan
obat ditempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari langsung.
No.
|
Kriteria Informasi
|
Isi Informasi
|
1
|
Nama
Obat
|
Glimepirid
Metformin
Nerva plus 5000
|
2
|
Kegunaan
obat/outcome terapi yang diharapkan
|
Glimepirid dan
metformin: Mengatasi diabetes/menurunkan kadar gula darah.
Nerva plus 5000: Mengatasi
Neurotropik (pegal, capek), serta
mengatasi efek dari metformin yang mengganggu penyerapan vit B12.
|
3
|
Aturan
pakai
|
Glimepirid: 1 x sehari 1
tablet pada pagi hari
bersama makan
Metformin: 2 x sehari 1 tablet pagi
dan sore bersama makan
Nerva plus 5000: 1 x sehari 1
tablet pada pagi hari
bersama makan
|
4
|
Waktu
minum obat
|
Bersama makan atau segera
setelah makan untuk meningkatkan absorpsi dan menghindari efek nyeri
dilambung akibat efek samping obat.
|
5
|
Cara
pakai
|
Diminum melalui mulut dengan segelas air putih. 3 x sehari artinya tiap 8
jam, 2 x sehari artinya tiap 12 jam.
|
6
|
Durasi
penggunaan obat
|
30 hari
|
7
|
Efek
samping
|
Nyeri lambung, hipoglikemi
berupa gemetar dan keringat berlebih. Bila gejala ini muncul maka dapat
diatasi dengan asupan glukosa, misalnya permen atau makanan yang mengandung
karbohidrat seperti nasi atau roti.
|
8
|
Penyimpanan
|
Simpan tablet ditempat
yang kering pada suhu kamar
(25oC), terlindung dari cahaya matahari langsung.
|
9
|
Aktivitas
yang disarankan/dihindari
|
Aktivitas yang disarankan:
Kurangi berat badan yang
berlebihan. Menjaga berat badan ideal dan
berolahraga ringan secara teratur, misalnya dimulai dengan jalan kaki
atau lari pagi selama 30 menit sehari.
Perbanyak konsumsi makanan
yang banyak mengandung serat, seperti sayuran dan sereal.
Minum banyak air putih
minimal 2 liter/hari.
Kontrol kesehatan secara
teratur terutama jika terdapat luka atau infeksi yang tidak sembuh-sembuh.
Kontrol gula darah atau urin
secarfa rutin, periksa tekanan darah secara berkala dan pertahankan tekanan
darah dalam batas normal.
Bila lupa minum;
jika teringat kembali dalam waktu < 2 jam maka langsung minum obat, tetapi
jika sudah hampir waktu minum obat selanjutnya maka tinggalkan saja obat yang
tadi lupa diminum dan jangan men-double.
Beritahukan
gejala hipoglikemia pada pasien dan keluarga tentang tanda-tanda hipoglikemia
dan cara mengatasinya. Selalu sedia asupan glukosa, misalnya permen atau
makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi atau roti.
Tanda-tanda
hipoglikemia : lemas, berkeringat, pusing, gemetar. Segera atasi dengan minum segelas teh manis atau minuman yang
manis. Hipoglikemia ini sangat berbahaya karena pasien bisa shock dan
meninggal maka harus segera diatasi.
Segeralah
kedokter jika timbul radang pangkal tenggorok, demam, ruam kulit, radang
mulut, diare, air seni berwarna kehitaman.
Aktivitas yang dihindari:
Konsumsi gula, garam,
tinggi lemak dan yang banyak mengandung kolesterol /LDL(seperti: daging
merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad, dan makanan pencuci
mulut berlemak lainnya) dibatasi (kontrol pola makan), olahraga, tidak
berkendaraan/menjalankan mesin selama meminum obat, cek kadar gula darah
rutin, control kadar B12
dalam tubuh tiap tahun.
Jangan mengurangi
jadwal makan atau menunda waktu makan karena hal ini akan menyebabkan
fluktuasi (ketidakstabilan) kadar gula darah.
Makanan/minuman yang dihindari
: makanan asupan gula seperti ice cream, kue yang banyak mengandung gula,
alkohol.
Informasi pasien:
Jangan
konsumsi obat lain tanpa seizin dokter atau apoteker. Obat hanya berperan
sebagai pengendali diabetes, bukan penyembuh. Obat hanya faktor pendukung
dalam pengelolaan diabetes, faktor utamanya adalah pengendalian diet (pola
makan) dan olah raga. Konsumsi obat sesuai dosis dan aturan pakai yang
diberikan dokter. Monitor kadar glukosa darah sebagaimana yang dianjurkan
oleh dokter. Jika Anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia (pusing, lemas,
gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar
keringat dingin, detak jantung meningkat, segera hubungi dokter. Jika Anda
sudah pernah mengalami hipoglikemia, selalu bawa sekantung kecil gula jika
Anda bepergian. Segera makan gula begitu Anda mendapat serangan hipoglikemia.
Penderita diabetes harus
menyeimbangkan penggunaan insulin, pemasukan karbohidrat, dan perlu
berolahraga secukupnya. Pasien dengan minimal satu kali kejadian hipoglikemia
berat harus disarankan untuk menjaga kontrol glikemik agar kejadian
hipoglikemia dapat dicegah, setidaknya dalam beberapa minggu berikutnya. Gejala
hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit setelah penderita
mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet glukosa) maupun minum jus
buah, air gula atau segelas susu.
|
3.
MONITORING
Hal-hal yang perlu monitoring:
a.
Kadar glukosa
darah/plasma melalui tes gula darah di laboratorium (normal < 200mg/dL).
b.
Kadar HbA 1c tiap 3 bulan
(normal < 7 %).
c.
Monitoring
kadar serum transaminase tiap 3 bulan dalam tahun pertama terapi.
d.
Kontrol TD dan BB pasien.
e.
Evaluasi profilaksis kadar B12 serum tiap tahun pada
penggunana metformin jangka panjang.
f.
Monitor kadar gula darah pada terapi kombinasi Biguanida
(Metformin) dengan Sulfonil Urea (Glimepirid).
g.
Monitoring gangguan fungsi hati dan ginjal karena
penggunaan Sulfonilurea.
h.
Kepatuhan pasien minum obat.
i.
Kontrol gangren/luka
jika ada.
j.
Efek
samping obat yang mungkin timbul seperti mual, muntah, batuk kering (penggunaan
captopril), radang pangkal tenggorok, demam, ruam kulit, radang mulut, diare,
air seni berwarna kehitaman dan hipotensi.
4. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala
atau keluhan berkurang, hilang/tidak, pasien
dapat beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit
lain yang timbul setelah/selama pengobatan (keluhan berkurang/tidak).
c. Jika ada peningkatan transaminase, kurangi dosis atau
hentikan terapi, terutama jika peningkatan tetap terjadi.
d. Jika kadar gula darah tidak terkontrol sampai dosis
maksimal, pasien sebaiknya diberi insulin dengan dosis individual (untuk DM tipe
II : 0,7-2,5 unit/kg BB/hr).
No comments for "ANALISIS RESEP (2/3)"
Post a Comment