ASUHAN KEFARMASIAN
ASUHAN KEFARMASIAN
Nama : Hadi Kurniawan, S.Farm.
NIM : 12811090
Kelas : B
PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012
TUGAS ASUHAN
KEFARMASIAN
1. Database
pasien yang diperlukan dalam melakukan asuhan kefarmasian adalah sebagai
berikut :
No
|
DATABASE
|
ALASAN
|
1.
|
Identitas pasien
a. Nama
b. Usia
c, Tinggi dan berat
badan
d. Jenis Kelamin
e. Pekerjaan
e. Alamat
|
Mencegah terjadinya
kesalahan (verifikasi kebenaran pasien)
Sebagai pertimbangan
dalam penentuan dosis obat, variasi farmakokinetik dan farmakodinamik yang
terkait dengan usia.
Sebagai pertimbangan
dalam perhitungan dosis, misalnya untuk obat sitostatik, perhitungan dosis
berdasarkan luas permukaan tubuh.
mencegah efek samping
obat karena pengaruh hormonal.
Sebagai pertimbangan dalam hal cara
penyampaian atau penggunaan pilihan kata dalam menyampaikan informasi terkait
dengan terapi. Pekerjaan juga berguna untuk mengetahui apakah ada keterkaitan
antara penyebab penyakit yang diderita pasien dengan pekerjaannya (factor
resiko).
Untuk kemudahan apabila dilakukan
monitoring kepada pasien.
|
2
|
Keluhan pasien
|
Sebagai pertimbangan
untuk menentukan ketepatan terapi obat yang diberikan kepada pasien.
|
3.
|
Riwayat Penyakit
Terdahulu
|
Sebagai pertimbangan
pemberian terapi, agar terapi yang diberikan saat ini tidak memperberat atau
memperburuk kondisi pasien akibat penyakit yang terdahulu.
|
4
|
Riwayat penyakit
sekarang
|
|
5.
|
Diagnosa dokter
|
Untuk mengetahui
apakah obat yang diberikan sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
|
6.
|
Data Lab
a. Darah (Hb,
Leukosit, Trombosit)
b. Albumin (g/dL)
c. SGOT/SGPT
d. Na/K/Cl
|
Untuk monitoring
penggunaan obat cefotaksim (dapat mengakibatkan
Untuk monitoring
efektivitas terapi albumin
Untuk monitoring
fungsi hati
Untuk monitoring
kadar elektrolit tubuh pasien karena penggunaan diuretic.
|
7.
|
*Riwayat alergi
|
Untuk mengetahui
apakah pasien memiliki alergi terhadap suatu obat.
|
2. Kategorikan
database pasien yang diperlukan dalam kategori subjektif dan objektif.
Subjektif
|
Objektif
|
Keluhan Pasien
|
- Riwayat penyakit
terdahulu
- Diagnosa klinis/dokter
- Data laboratorium
- Tanda-tanda vital
pasien
|
3. Strategi
Atau Tahapan Untuk Melakukan Assessment
a) Rawat
Inap
1.
Pengumpulan Data Pasien
a.
Menggali dan mengumpulkan data subjektif dari pasien atau keluarga pasien yang
dapat mendukung dalam pengobatan.
b. Dalam beberapa situasi (misalnya pasien
merupakan pediatric, geriatric, kritis ), pengumpulan data subjektif dapat
digali dari keluarga pasien.
b.
Memilih data objektif yang diperlukan yang dapat mendukung penilaian terapi.
c. Melakukan verifikasi terhadap data objektif
yang diperoleh dari tenaga kesehatan lain dan memberikan informasi tambahan
jika diperlukan
2.
Mempelajari penyakit pasien
Dengan
mengetahui mekanisme atau penyebab penyakit, farmasis dapat memahami penggunaan
obat pada penyakit tertentu sehingga dapat memilihkan obat yang tepat sesuai
kondisi pasien.
3.
Mempelajari data laboratorium pasien
Data
laboratorium yang dipelajari adalah data laboratorium yang diperlukan untuk
menilai respon pengobatan pasien (monitoring drug induced)
4.
Mengkaji profil pengobatan pasien saat
ini dan riwayat penggunaan obat terdahulu untuk mengetahui apakah terdapat
keterkaitan antara penyakit sekarang dengan penyakit yang pernah dialami.
5.
Menentukan apakah terdapat permasalahan
terkait dengan pengobatan pasien.
6.
Mendata dan membuat prioritas masalah
terkait pengobatan pasien, baik yang aktual maupun potensial.
b) Pasien Rawat Jalan
1. Menggali
dan mengumpulkan data pasien, dapat dilakukan dengan :
-
Menggali informasi tentang
keluhan-keluhan yang dirasakan
-
Memeriksa rekam medik penderita
-
Memeriksa profil pengobatan penderita
-
Mencatat/mendokumentasikan semua informasi pasien ke dalam patient medication record
2. Melakukan
pengkajian (skrining) resep, meliputi :
- Skrining Administratif : Nama, SIP dan alamat
dokter, Tanggal penulisan resep, Tanda tangan/paraf dokter penulis resep, Nama,
alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien, ituran pakai yang jelas.
- Skrining farmasetis : bentuk sediaan, dosis,
potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.
- Skrining
Klinis : adanya alergi, efek samping,
interaksi, kesesuaian (obat, dosis, durasi, jumlah obat dan lain lain).
3. Menentukan
apakah terdapat permasalahan pada resep terkait dengan pengobatan pasien.
4. Melakukan
konfirmasi ke dokter jika ditemui problem pada resep yang dirasa perlu dan
didiskusikan lebih lanjut ke dokter penulis resep dengan memberikan
pertimbangan dan alternatif terapi yang lebih sesuai.
c). Swamedikasi
1. Melakukan
pengumpulan data pasien
- Keluhan
pasien mengenai penyakit yang dialaminya
- Riwayat
Alergi
- Pengobatan
yang sudah dilakukan untuk mengobati penyakit
2. Mempersiapkan
diri dan melengkapi peralatan yang memadai untuk melakukan skrining terhadap kondisi
atau penyakit tertentu, tanpa melampaui kewenangan seorang dokter. Misalnya,
melakukan pengukuran tekanan darah untuk melakukan pemantauan tekanan darah
pada pasien hipertensi.
3. Mempelajari
gejala-gejala umum dari penyakit-penyakit yang dapat diatasi tanpa harus ke
dokter
4. Menentukan
apakah kondisi pasien sesuai untuk pengobatan sendiri atau harus melakukan
pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.
4. Strategi untuk Melakukan Asuhan Kefarmasian
a) Rawat Inap
1. Ikut
berperan aktif melakukan visite/kunjungan ke pasien, baik secara mandiri atau
bersama tim tenaga kesehatan lain untuk mengamati kondisi pasien secara
langsung.
2. Melakukan
penilaian/evaluasi informasi dari data subjektif dan objektif yang telah
dikumpulkan untuk menetapkan masalah pasien.
3. Melakukan
penilaian rasionalitas pengobatan
4. Mengidentifikasi
potensi terjadinya efek samping obat
5. Mengidentifikasi
adanya Adverse Drug Reaction (ADR)
-
Mengkonfirmasi ADR yang muncul ke dokter yang membuat Resep.
- Mengusulkan
rekomendasi kepada dokter terkait ADR yang terjadi.
- Mmendokumentasikan
solusi rekomendasi yang di usulkan kepada dokter.
6. Melakukan
Monitoring dan Evaluasi Terapi
a). Menilai efektifitas pengobatan
- Melakukan wawancara langsung
kepada pasien untuk menanyakan kondisi pasien setelah diberi terapi
- Menilai tingkat keberhasilan terapi dengan melihat hasil tes laboratorium
setelah pemberian terapi.
b). Efek Samping Obat
- Menilai secara teoritis obat-obat yang dicurigai menimbulkan efek
samping ke pasien, bertanya langsung ke pasien apakah ada keluhan baru setelah
di berikan terapi.
- Memberikan rekomendasi penanganan efek samping obat kepada
dokter, seperti penghantian obat apabila efek samping tidak dapat ditoleransi
dan dapat membahayakan pasien, atau memberikan alternative pengobatan lain yang
lebih aman.
- Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam pencegahan atau
penanganan apabila terjadi efek samping obat.
c). Memberikan
perhatian lebih kepada pasien yang menggunakan terapi obat dengan indeks terapi
sempit, misalnya penggunaan digoksin dan obat antiepilepsi.
7. Mendokumentasikan
semua kegiatan dalam data medik pasien ataupun rekam pengobatan pasien.
8. Memberikan
KIE kepada pasien ataupun keluarga pasien
- Memberikan pemahaman kepada pasien
tentang pentingnya kepatuhan minum obat demi kesembuhan dirinya sendiri.
- Memberikan arahan kepada keluarga
pasien untuk selalu memberikan support (untuk memberikan dukungan moril kepada
pasien).
b) Rawat
Jalan
1. Melakukan penilaian/evaluasi informasi dari
data subjektif dan objektif yang telah dikumpulkan untuk menetapkan masalah
pasien.
2. Melakukan penilaian rasionalitas peresepan
3. Mengidentifikasi potensi terjadinya efek
samping obat
4. Mengidentifikasi adanya masalah terkait obat (Drug Related Problem)
- Mengkonfirmasi DRP yang muncul ke dokter yang
membuat Resep.
- Mengusulkan rekomendasi kepada dokter terkait
ADR yang terjadi.
-
Mendokumentasikan solusi rekomendasi yang di usulkan kepada dokter.
5. Melakukan Monitoring dan Evaluasi pengobatan
a). Menilai efektifitas pengobatan : melakukan wawancara
langsung kepada pasien untuk menanyakan kondisi pasien setelah diberi terapi
apabila pasien kembali ke apotek untuk menebus obat.
b). Efek Samping Obat : melakukan wawancara langsung saat
pasien kembali ke apotek untuk menanyakan apakah ada keluhan baru setelah di
berikan obat.
6. Memberikan rekomendasi penanganan efek samping
obat kepada dokter, seperti penghentian obat apabila efek samping tidak dapat
ditoleransi dan dapat membahayakan pasien, atau memberikan alternative
pengobatan lain yang lebih aman.
7. Mendokumentasikan ke dalam rekam pengobatan
pasien
8. Memberikan KIE
Memberikan
informasi kepada pasien tentang tata cara penggunaan obat yang meliputi aturan
pakai, dosis, penyimpanan obat serta efek samping yang mungkin muncul dari
penggunaan obatnya.
c) Swamedikasi
1.
Membangun hubungan professional antara
farmasis dengan pasien
2. Mencari solusi dari masalah yang dialami
pasien.
3. Memilih terapi yang sesuai dengan keluhan
pasien berdasarkan efektifitas, kecocokan, kepraktisan biaya dan keamanan (untuk
kasus-kasus penyakit ringan)
4.
Memberikan informasi kepada pasien tentang tata cara penggunaan obat yang
meliputi aturan pakai, dosis, penyimpanan obat serta efek samping yang mungkin
muncul dari penggunaan obatnya.
5. Melakukan pengawasan
yaitu tindak lanjut kepada penderita seperti menelepon penderita 2 hari setelah
pemberian obat antibiotic, atau menghubungi penderita hipertensi (apabila
pasien memang sering menkonsumsi obat tersebut sesuai peresepan dokter) 7 hari
setelah pemberian obat untuk menentukan efek samping obat yang merugikan.
6. Merekomendasikan pasien untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut ke dokter, apabila pengobatan dengan swamedikasi tidak
efektif (sakit masih berlanjut lebih 3 hari.
No comments for "ASUHAN KEFARMASIAN"
Post a Comment